Minggu, 09 Januari 2011

Bagaimana Menyentuh Hati

Abbas As-Siisi
At-Thariq ilal Quluub
Bagaimana Menyentuh Hati
Kiat-Kiat Memikat Objek Dakwah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 2
Kata Pengantar
Dr. Al-Habr YusufNur Ad-Daim
Buku yang berada di hadapan para pembaca ini — Ath-Thariq ila Al-Quluub—
adalah karya Syaikh Abbas Hasan As-Siisi, seorang tokoh da'i yang mempunyai banyak
pengetahuan dan pengalaman tentang rahsia hati.
Jika Anda bertemu dengan beliau, Anda akan tertarik dengan akhlaknya yang
sangat baik, raut wajahnya yang ceria dan bersahabat, serta sorot matanya yang
menyejukkan. Itu jugalah yang saya alami tatkala pertama kali bertemu dengan
beliau. Anda pun akan langsung menyukainya jika Anda bertemu dengannya.
Semakin lama Anda bergaul dengannya, maka semakin dalam pula rasa suka Anda
terhadapnya, kerana Anda akan mengetahui bahawa beliau adaiah orang yang penuh
dengan pengalaman dan sibuk dalam dakwah, sehingga seakan-akan tidak mempunyai
waktu lagi untuk mengurus permasalahannya sendiri dan permasalahan anakanaknya.
Semua pemuda yang berjuang di jalan dakwah merasakan belaian kasih sayangnya.
Beliau menganggap mereka semua sebagai anak-anaknya sendiri dan mereka pun
menganggapnya sebagai orang tua sendiri, sehingga timbullah saling pengertian dan
saling berbagi rasa. Jika beliau berada di antara mereka, beliau akan menjadi
sebahagian dari mereka, hampir-hampir tidak bisa dibezakan. Sifat tawadhu'nya sangat
tinggi.
Ungkapan saya ini bukan kerana sikap ghuluw terhadap beliau dan bukan pula
bermaksud menyucikan beliau dari kesalahan (wa laa uzakki 'alallahi ahada), Akan
tetapi, saya ingin agar para pemuda melihat kehidupan generasi pertama hasil didikan
Asy-Syahid Hasan Al-Banna —semoga Allah memasukkan beliau ke dalam syurga-
Nya— agar mereka mengetahui dampak positif dan tarbiyah qur'aniyah dalam
membentuk pejuang-pejuang dakwah.
Generasi pertama itu benar-benar telah mengetahui rahsia hati manusia. Oleh
kerananya, langkah yang mereka tempuh memang diorientasikan untuk membersihkan
hati mereka dengan hidayah llahiah terlebih dulu, baru setelah itu mereka memberikan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 3
pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan kepada orang lain.
Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang mudah difahami dan dibuat semenarik
mungkin. Anda tidak akan bosan tatkala membacanya, bahkan Anda akan merasakan
belaian kasih sayang yang menyentuh jiwa, sehingga Anda akan terus-menerus
merindukannya.
Akhirnya, saya sungguh sangat berbahagia kerana telah diberi kepercayaan
untuk memberikan kata pengantar bagi buku berharga ini.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 4
Pengantar Penulis
Buku Bagaimana Menyentuh Hati ini, terbit pada saat Mesir tengah diguncang
oleh aksi keganasan dan tindakan kekerasan dan beberapa kelompok ekstrem.
Pada judul buku ini terdapat suatu kandungan maksud untuk membersihkan
berbagai sikap keras dan tindakan kurang bijak dengan menunjukkan jalan-jalan
menuju hati. Allah swt, berfirman,
"Maka disebabkan rahmat dan Allah-lab kamu berlaku lemah lembut terbadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berbati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu." (Al-Imran: 159)
"Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesunggubnya dia telab melampaui batas,
maka berbicaralab kalian berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut" (Thaha: 43-44)
"Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telab
menjadi teman yang sangat setia." (Fushilat: 34)
Rasul bersabda, "Seorang wanita masuk neraka gara-gara seekor kucing yang
dikurungnya tanpa diberi ma-kan dan minum, dan ia memnggalkannya dengan tidak
memberi makan meski dan serangga tanah."
"Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buab hati dalam rongganya."
(Al-Ahzab: 4)
Kerana itu, tidak mungkin pemilik hati yang sarat cinta dan keimanan, pada saat
yang sama ia adalah se-orang yang berhati gersang, kasar, serta menyimpan rasa
dengki dan kebencian kepada pihak lain.
Bismillakirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurah kepada seutama-utama Rasul: Muhammad saw.
Amma ba'du.
Ibadah, menurut sebahagian besar kalangan kaum muslimin, berlalu hanya
sebatas bentuk penampilan lahiriah saja, tanpa ruh. Seorang muslim dengan
asyiknya menunaikan ibadah tanpa peduli bahwa Islam adalah juga agama "misi
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 5
dan dakwah". Kerana itu melemahlah peranan sosial dan dakwahnya. la tidak
mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat untuk mengubah dan mencelupnya
dengan warna Islam, secara teoritis maupun praktis, baik dalam tataran emosi, syiar,
dan syariatnya sekaligus.
Bila risalah Islam ditujukan bagi seluruh umat manu-sia di muka bumi, maka
sangatlah mendesak bagi masyarakat untuk dapat melahirkan para da'i yang
memiliki kapasitas memadai dalam bidang ilmu, kecakapan, dan keteladanan.
Seorang da'i yang mampu memahami rahsia jiwa seseorang, mampu menghiasi diri
dengan watak sabar dan lapang dada.
"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku." (Thaha:25)
Mereka harus juga memiliki firasat yang tajam dan argumentasi yang kuat. Allah
swt. berfirman,
"Katakanlab, 'Inilab jalan (agamajku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kalian) kepada Allah ilengan hujah yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku
tidak termasuk orang-orangyang musyrik.'" (Yusuf: 108)
Rasulullah saw. bersabda,
"Waspadalah kalian terhadap firasat seorang mukmin, kerana ia melihat dengan
cahaya Allah."
Para da'i itu juga harus memiliki kemampuan untuk membangkitkan "indra
ketuhanan" demi menarik sim-pati hati, menyatukan jiwa, dan berinteraksi dengan
gerakan dakwah beserta medannya yang membentang luas. Ini semua dapat terwujud
dengan ajakan dan seruan yang baik, cara yang baik, metode dialogis, dan argumen-tasi
yang lebih baik, serta keteladanan yang "tanpa cela". Demikian itu kerana dalam tradisi
yang kita kenal "kesu-cian suatu tujuan menuntut kesucian cara dalam merealisasikannya".
Sebelum tujuan tercapai, sarana harus sudah ditentukan, tidak ada tawarmenawar
dalam hal ini.
Semenjak diterbitkannya buku Ath-Thariq ilal Quluub edisi pertama (edisi
terjemahan Era Intermedia "Dakwah dan Hati", edt.) pada tahun 1986, muncul
fenomena yang menunjukkan maraknya kesadaran Islam, kasih sayang, dan
ikatan hati di kalangan para pemuda Islam. Fenomena ini kemudian merebak dan
meluas pada kehidupan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia Islam, yang
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 6
membangkitkan perasaan di dada mereka untuk bertemu, bersatu, dan berbuat
sesuatu secara nyata dengan landasan Al-Qur'an dan Sunah Nabi, dipilari oleh
kecerdikan, kesadaran penuh, kewaspadaan, kesabaran, kesetiaan, hasrat
menggelora yang tidak tergoyahkan oleli berbagai ujian, dan tidak mudah terseret
oleh ambisi nafsu dan dinamika zaman.
Yang dapat membantu kita untuk ltu adalah "taqwa kepada Allah", baik ketika
sendiri mahupun di tengah keramaian, juga "yakin akan janji Allah", yang tiada
keraguan di dalamnya.
"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan
mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalayn ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah~Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku."(An-
Nur:; 55)
Di samping itu, kita harus membekali diri dengan ikatan kasih sayang yang
mendalam untuk meneguhkan hati dan mengokohkan pijakan bersama Kitabullah dan
syariat Allah yang jelas.
Untuk kefakiran kukenakan pakaian kebesaran
Untuk kesabaran kupilin tali yang panjang
Aku bersabar kerana tekad, bukan kerelaan
Dan kubangun dakwahku, generasi demi generasi
Allah swt. berfirman,
"Wahai orang-orang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertaqwalah kalian kepada
Allah supaya kalian beruntung." (Ali Imran: 200)
Abbas As-Siisi
Rabi'ul Awal, 1416 H/Agustus 1995 M.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 7
Persembahan
Kepada anakku, Al-Walid
Di kegelapan yang hitam pekat ini
aku menatapmu dengan mata hatiku
aku datang dari jauh menuju fajar baru
dengan cita-cita yang mengharu biru kalbu
untuk mengangkat panji Islam kembali
seperti dahulu.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 8
Pendahuluan
Buku ini saya peruntukkan bagi para pemuda yang merasa terpanggil oleh seruan
Allah swt.,
"Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegab dari yang mungkar;
merekalab orang-orangyang beruntung." (Ali Imran: 104)
Dengan semangat tinggi mereka menyeru manusia kepada kebenaran dan
kebaikan, tetapi banyak di antara mereka yang tidak mengetahui cara mengambil
hati objek dakwah, sehingga banyak kesempatan berharga yang terbuang sia-sia.
Saya yakin bahwa cara untuk memikat hati objek dakwah dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti umur, pendidikan, tradisi, dan pola pikir.
Di dalam buku ini saya ingin mengemukakan bebe-rapa kiat praktis tentang cara
memikat hati tersebut, yang mudah-mudahan dapat diambil manfaatnya oleh para da'i.
Setiap jamaah, keiompok, atau partai mempunyai cara dan sarana tersendiri dalam
merangkul massa sesuai dengan tujuan masing-masing. Sebagai da'i dan da'iyah kita
pun harus menggunakan cara dan sarana yang diilhami oleh aqidah islamiah,
sehingga langkah yang kita tempuh tidak terlepas dari rambu-rambu syariat.
Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada kita metode berdakwah yang
mudah untuk diterapkan dan mencakup segala segi kehidupan, sehingga siapa saja
yang ingin berdakwah tidak akan kesulitan mencari raetode yang tepat dalam
bergaul dengan masyarakat, mengajak mereka kepada kebenaran, dan bersabar atas
gangguan yang diterima.
Allah swt. berfirman,
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserab diri?' Tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang di antaramu dan dia ada
permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang setia." (Fushilat: 33-34)
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 9
Wasiat Hasan Al-Banna
Saudaraku,
Janganlah engkau putus asa, kerana putus asa bukanlah akhlak seorang muslim.
Ketahuilah bahwa ke-nyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari inj
adalah kenyataan di hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya
kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena
kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah
sepanjang hidup-nya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat.
Allah swt. berfirman,
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi
(Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orangorang
yang mewarisi (bumi), dan akan Kami ivguhkan kedudukan mereka di muka
bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman serta tentaranya apa yang
selalu mereka khawatirkan dan mereka itu," (Al-Qashash: 5-6)
Putaran waktu akan memperhhatkan kepada kita peristiwa-peristiwa yang
mengejutkan dan memberikan peluang kepada kita untuk berbuat. Dunia akan melihat
bahwa dakwah kita adalah hidayah, kemenangan, dan kedamaian, yang dapat
menyembuhkan umat dari rasa sakit yang tengah dideritanya. Setelah itu tibalah
giliran kita untuk memimpin dunia, kerana bumi tetap akan berputar dan kejayaan
itu akan kembab kepada kita. Hanya Allah-lah harapan kita satu-satunya.
Bersiap dan berbuatlah, jangan menunggu datangnya esok hari, kerana bisa jadi
engkau tidak bisa berbuat apa-apa di esok hari.
Kita memang harus menunggu putaran waktu itu, tetapi kita tidak boleh berhenti.
Kita harus terus berbuat dan terus melangkah, kerana kita memang tidak mengenal
kata "berhenti" dalam berjihad.
Allah swt. berfirman,
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, sungguh
akan.Kami tunjukkan jalan-jalan Kami." (Al-Ankabut: 69)
Hanya Allah-lah dzat yang Mahaagung, bagi-Nya segala puji.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 10
Untukmu Saudaraku
Individu adalah komponen terkecil penyusun masyarakat, Dia memegang
peranan penting dalam menentukan perjalanan dan bentuk masyarakat itu
sendiri. Oleh kerana itu, yang menjadi tonggak dalam gerakan kita adalah individu,
kemudian keluarga, dan akhirnya masyarakat. Maka perbaikilah dirimu terlebih
dahulu, kemudian serulah orang lain ke jalan kebaikan. Kerana terwujudnya
peribadi-peribadi yang benar-benar mukmin akan membuka banyak peluang untuk
sukses. Inilah karakteristik Islam yang paling menonjol, iaitu pembentukan pribadi
islami {takwin asy-syakhshiyab al-islamiyyah).
Walau jumlah orang yang memusuhi Islam sangat banyak, namun jika kita dapat
mengajak satu orang dari mereka dalam setiap hari agar mahu bergabung dalam
dakwah islamiah, maka perlahan tapi pasti kita telah mengentaskan mereka dari
kehinaan jahiliah menuju kemuliaan di bawah naungan cahaya Islam.
Bukankah ini adalah tujuan dakwah? Bukankah mencari pengikut dengan cara
seperti ini adalah tindakan yang bijaksana dan akan membuahkan hasil yang jelas?
Tugas kita adalah meluruskan pendapat umum yang salah terhadap Islam. Jika
individu bisa menjadi baik, maka nusyarakat pun akan menjadi baik, dan dengan
sendiri-nya Islam akan berdiri tegak.
Dalam jamaah dakwah islamiah sendiri, kita mengadakan suatu program yang kita
sebut dengan projek al-akh al-wahid, yaitu setiap anggota berjanji dan berusaha untuk
mengajak satu orang anggota baru dalam satu tahun.
Tidak seorang pun diperbolehkan menunda-nunda waktu, kerana perputaran
waktu adalah bahagian dan pengobatan dan pembentukan (at waqtu juz'un minal
'ilaj wat takwin). Sehari dalam kehidupan individu adalah setahun dalam kehidupan
umat. Umat yang mengerti betul akan hakikat kehidupan, mereka tidak akan
pernah mati.
Ini semua akan bergantung pada para da'i dalam memandang kesucian dan
urgensi risalah dakwah serta bergantung pada pengorbanan para da'i, baik harta,
tenaga, maupun waktu.
Yang perlu diperhatikan oleh para da'i pada masa pembentukan (fase
takwiniyab) adalah memberikan uswah hasanah, bertujuan menampilkan di hadapan
masyarakat gambaran nyata tentang Islam. Ini harus dilakukan dengan kemantapan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 11
iman, pemahaman yang universal, dan bertoleransi dalam masalah-rnasalah khilaf dan
furu.
Metode dakwah haruslah secara tadarruj (bertahap), sebagaimana firman Allah
swt.,
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat."
(Asy-Syu'ara: 214)
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. "
(Al-Hijr: 94)
"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, kerana
sesungguhnya mereka telab dianiaya. Sesunggubnya Allah benar-benar Mahakuasa
menolong mereka itu." (Al-Hajj: 39)
Dari anasir jahiliah, Rasul mencetak pasukan hidayah. Dari anasir hidayah,
Rasul menaklukkan negen-negeri thaghut. Di jalan itulah, Rasul meletakkan
sistem dakwahnya.
Tugas Kita
Dalam memberikan arahan (taujih) tentang tugas dakwah, Imam Syahid
Hasan Al-Banna memberikan perumpamaan dengan perkataannya, "Di setiap
kota terdapat pusat pembangkit tenaga elektrik. Para pegawai memasang
instalasinya di seluruh penjuru kota, memasang tiang dan kabel, setelah itu aliran
elektrik masuk ke pabrik-pabrik, rumah-rumah, dan tempat-tempat lain. Jika aliran
elektrik tersebut kita matikan dari pusat pembangkitnya, niscaya seluruh penjuru
kota akan gelap gulita. Padahal saat itu tenaga elektrik ada dan tersimpan di pusat
pembangkit elektrik, hanya saja tenaga elektrik yang ada itu tidak dimanfaatkan."
Demikianlah, Allah swt. telah menurunkan Al Qur'an Al-Karim kepada
kita, dan dialah sebesar-besar energi dalam kehidupan ini. Allah swt. berfirman,
lSesunggubnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itupula) Allah mengeluarkan mereka
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 12
menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (Al-Maidah: 15-16)
Begitu pula dengan Al-Qur'an Al-Karim, ia adalah pusat pembangkit "tenaga"
bagi kaum muslimin, tetapi sumber kekuatan itu kini dicampakkan oleh kaum
muslimin sendiri, sehingga hati mereka menjadi gelap dan tatanan kehidupan pun
menjadi rusak.
Tugas kita sebagai da'i adalah seperti tugas para pegawai elektrik, mengalirkan
kekuatan ini dan sumbernya ke setiap hati orang-orang muslim agar senantiasa
bersinar dan menerangi sekelihngnya. Allah swt. berfirman,
"Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami
berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu ia dapat berjalan di tengahtengah
masyarakat manusia, serupa dengan keadaan orang yang berada dalam gelap
gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya?" (Al-An'am: 122)
Tatkala Anda ingin memikat hati mad'u, Anda harus ingat bahwa Anda adalah
seorang da'i, bukan seorang ulama atau fuqaha. Tatkala Anda berdakwah, Anda
harus ingat bahwa Anda sedang memberikan hadiah kepada orang lain, maka Anda
harus mempertimbangkan hadiah apa yang sekiranya patut diberikan dan bagaimana
cara memberikannya.
Rintangan Dakwah
Permasalahan yang menghadang seorang da'i di tengah medan dakwah adalah
permasalahan yang muncul dari dalam dirinya, padahal orang yang tidak memiliki sesuatu
tidak akan bisa memberikan sesuatu tersebut. Seseorang yang tidak memiliki kunci,
maka sulit baginya untuk masuk. Manusia yang hatinya terkunci sehingga sulit
dimasuki oleh dakwah, bagaikan brankas besar yang sebenarnya dapat dibuka hanya
dengan kunci yang kecil. Demikianlah persoalannya, yang sesungguhnya kembali
kepada diri sang da'i itu sendiri, yakni berkaitan dengan potensi dirinya secara ruhiah, di
samping kecekapannya untuk membuat program, serta ketahanan dalam
mewujudkannya.
Jika kita telah faham bahawa syaitan juga membuat program untuk para
pengikutnya dengan langkah-langkah yang bertahap (sebagaimana firman Allah,
"Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan." (Al-Baqarah: 168), maka sudah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 13
selayaknya seorang da'i juga membuat program dan langkah-langkah dalam mengambil
simpati mad'u. Sungguh sangat jauh berbeza antara tujuan syaitan dengan tujuan
orang-orang yang beriman. Allah swt. berfirman,
"Dan janganlah kalian berhati lemah dalam mengejar mereka (musuh kalian). Jika
kalian menderita kesakitan (kekalahan), maka mereka sesungguhnya juga menderita
kesakitan (pula), sebagaimana kalian menderitanya. Sedangkan kalian mengharap
dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana."
(An-Nisa': 104)
Oleh kerananya, seorang da'i hendaklah memperhatikan celah-celah kebaikan
yang ada pada orang lain kemudian memupuknya, sehingga celah-celah keburukan
yang ada padanya tersingkir dan ia mahu bangkit berdiri melangkah di jalan Islam.
Tugas seorang da'i seperti tugas seorang pengajar dan dokter yang akan
memberikan ubat sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pesakitnya. Tidak
masuk akal kalau semua pesakit diberi ubat yang sama, kerana penyakit mereka tentu
berbeza-beza satu sama lain.
Pengajar dan doktor adalah da'i yang paling berjaya, jika mereka bersedia
melakukan pekerjaan itu dengan didasari keimanan kepada Allah dan untuk
menegakkan agama-Nya. Didasari oleh alasan inilah, para misionaris dalam
memerangi dunia Islam memusatkan perhatian mereka pada universiti-universiti
dan rumah sakit-rumah sakit, serta menyalurkan berbagai bentuk bantuan.
Tugas pengajar adalah menghayati hati dan pola pemikiran siswa, lalu
membimbing mereka sedikit demi sedikit, sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat
terlaksana, sedangkan tugas doktor adalah menghapus penderitaan pesakit dengan
kata-kata yang dipenuhi keimanan dan memberikan ubat yang sesuai.
Mungkinkah seorang da'i mengajak orang lain untuk kembali kepada ajaran-ajaran
Islam tanpa memberikan kasih sayang kepadanya?
Perilaku dan keteladanan seorang da'i yang ikhlas akan mempunyai pengaruh
yang lebih besar daripada tulisan dan ceramah. Ibarat remote control yang dapat
digunakan untuk memindahkan acara TV dari jarak yang jauh tanpa harus
memakai kabel, begitu juga dengan seorang da'i yang ikhlas dan penuh kasih sayang.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 14
la tidak akan kesulitan memasukkan apa yang ada dalam hatinya ke dalam hati orang
lain.
Jika tatapan mata yang dipenuhi oleh rasa iri dan dengki itu dapat memberikan
mudharat, maka tatapan mata yang dipenuhi rasa iman dan kasih sayang akan
menimbulkan cinta dan keimanan.
Dari sini kita dapat mengetahui betapa berharganya indra yang diberikan oleh
Allah swt. kepada manusia. Indra adalah bagian penting dari tubuh manusia,
sedangkan jasad secara keseluruhan adalah sebagai tempat tinggal bagi indra tersebut.
Allah swt. berfirman,
"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan
penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa
mengembalikannya kepadamu?' Perhatikanlah bagaimana berkali-kali Kami perlihatkan
tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga)." (Al-An'am:
46)
"Katakanlah, 'Dialah Yang menciptakan kalian dan menjadikan bagi kalian
pendengaran, penglihatan, dan hati.'" (Al-Mulk: 23)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayatayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) lidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang
ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al-A'raf: 179)
Orang yang tidak mengetahui dan mensyukuri nikmat Allah swt. berupa indra
adalah orang yang tidak mengetahui sumber kehidupan yang amat besar. Allah swt.
berfirman,
"Ataukah seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang
di atasnya ombak (pula), di atasnya lagi awan; gelap gulita yang tindih-menindih,
apabila ia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa
yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tidaklah dia mempunyai cahaya
sedikitpun." (An-Nur: 40)
Dengan kehilangan indra, manusia akan menjadi sosok makhluk yang tidak hidup
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 15
dan tidak mati. Ia menjadi makhluk yang tidak berguna. Kalau sudah begitu, maka ia
tidak akan bisa memberikan pengaruh kepada orang lain, kerana alat penerima dan
pengirim sudah lidak lagi berfungsi, seperti orang yang tidur di atas ranjang etnas
tetapi ia tidak menyadarinya, kerana indra-nya sedang tidak berfungsi. Manusia yang
demikian itu membutuhkan orang yang membangunkan dari tidur-nya yang lelap.
Allah swt. berfirman,
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan
kepadanya cahaya yang terang, yang dengan itu ia dapat berjalan di tengah-tengah
manusia, serupa dengan orang yang keadaanya dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak
dapat keluar darinya?" (Al-An'am: 122)
Marilah kita perhatikan gambaran-gambaran berikut,
"Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, danpenglihatan mereka
ditutup. Bagi mereka siksa yangamat berat." (Al-Baqarah: 7)
"Dan Kami adakan tutup di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar
mereka tidak dapat memahaminya. Apabila kalian menyebutRabb kalian saja dalam Al-
Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang kerana bencinya." (Al-Isra': 46)
Orang yang tidak menggunakan indranya adalah orang yang hidup dalam
"dunia yang tidak nyata", sehingga alam sekitarnya tidak akan melihat dan merasakan
keberadaannya, serta tidak akan sedih jika ditinggal pergi.
Mereka tidak memahami makna hidup yang sebenarnya, tujuan penciptaan, dan
tanggung jawab yang dibebankan. Adapun da'i, ia ibarat qalbu (hati), maka
barangsiapa yang tidak memfungsikan hatinya, ia tidak mendapatkan sambutan dari
masyarakatnya.
Allah swt. berfirman,
"Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku Iemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu berlaku keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari
sekelilingmu." (Ali Imran: 159)
Hati yang beriman adalah sumber penggerak, sebagaimana firman-Nya,
"Tiada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan seizin Allah.
Barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya." (At-Taghabun: 11)
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 16
Perasaan dan kasih sayang adalah "bahasa" internasional yang dipergunakan oleh
da'i dalam menghadapi seluruh penduduk bumi, hingga kepada orang bisu
sekalipun.
Kerana rahmat Allah-lah Anda berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu berlaku keras lagi kasar, tentulah mereka akan menjauhimu, wahai para da'i.
"Bahasa" ini ibarat mata wang yang ditetapkan untuk dipakai oleh setiap negara
secara internasional. Dengan "bahasa" inilah, generasi pertama umat ini dapat
menaklukkan dunia. Mereka adalah lentera kehidupan.
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orangorang
yang mempunyai akal atau mempergunakan pendengarannya, sedang dia
menyaksikannya." (Qaaf: 37)
Oleh kerana ltu, barangsiapa tidak mengingat, merasakan, dan terpengaruh oleh
keburukan atau keindahan, ia adalah orang yang tidak mempunyai hati.
Tiga Karakteristik Manusia
Dalam kehidupan ini manusia dapat diklasifikasi dalam tiga kategori, yaitu:
1. Manusia yang Berperilaku dengan Akhlak Islamiah
Ia adalah orang yang rajin beribadah dan rajin ke masjid. Orang yang seperti
ini harus dinomborsatukan, kerana mereka lebih dekat dengan dakwah kita, sehingga
tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan untuk mengajak mereka pun tidak
banyak kesulitan, insya Allah.
2. Manusia yang Berperilaku dengan Akhlak Asasiyah
Ia adalah orang yang tidak taat beragama, tetapi tidak mahu terang-terangan dalam
berbuat maksiat kerana ia masih menghormati harga dirinya. Orang-orang
semacam ini menempati urutan kedua.
3. Manusia yang Berperilaku dengan Akhlak Jahiliah
Ia adalah orang yang bukan dari golongan pertama atau kedua. Dialah orang yang
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 17
tidak peduli terhadap orang lain, sedang orang lain mencibirnya kerana perbuatan
dan perangainya yang jelek. Rasulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya sejelek-jelek tempat manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah
orang yang ditinggalkan (dijauhi) masyarakatnya kerana takut dengan kejelekannya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Golongan inilah yang disebut dalam sabda Rasulullah saw. sebagai: "Sejelek-jelek
teman bergaul". (HR. Muslim)
Orang-orang semacam ini menempati urutan terakhir dalam prioritas
dakwah fardiyah.
Ada seseorang berdin di bawah pohon epal yang sedang berbuah lebat. Jika ia
ingin memetik, ia terlebih dulu memetik buah yang dapat dijangkau dengan
tangannya. Jika sudah habis, dan tinggal yang paling atas, maka jika dapat dijangkau
buah itu akan dipetik dan kalau tidak, buah tersebut tidak akan terpetik.
Bukan bererti seorang da'i harus tetap berpegang dan terikat dengan urutan ini,
kerana kadangkala keadaan bisa mengubah pandangannya dalam hal ini —dengan
izin Allah— seperti yang terjadi pada Umar bin Khathab ra., Khalid bin Wahd ra., Amr
bin Ash ra., dan yang lain.
Ada seseorang yang pergi ke pantai untuk memancing ikan dengan membawa
peralatan pancing. Menurut pengalamannya, dengan peralatan yang ia bawa itu
hanya akan mendapatkan ikan-ikan kecil. Tetapi pada saat itu ia terkejut kerana
mendapatkan ikan yang besar.
Ada beberapa pemuda dari daerah Bulaq, Kairo, yang berkeliling mencari tanah yang
kosong untuk digunakan sebagai tempat peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.,
yang akan dihadiri oleh Imam Hasan Al-Banna sebagai pembicara. Di sebelah
warung makan, mereka menjumpai tanah lapang, lalu mereka bertanya kepada
pemilik warung makan tersebut. Pemilik warung itu adalah Ustadz Ibrahim
Karrum, seorang tokoh dari daerah Bulaq yang disegani oleh pemerintah yang
berkuasa pada waktu itu dan disegani pula oleh kawan sendiri. Setelah mengetahui
maksud dan tujuan pemuda-pemuda itu, beliau menyambutnya dengan sambutan
yang luar biasa dan menyatakan kesediaannya. Setelah mereka kembali, mereka
menceritakan kejadian yang baru saja mereka alami kepada Ustadz Hasan Al-Banna.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 18
Ketika Ustadz Al-Banna berangkat untuk berceramah dalam acara tersebut,
terlebih dahulu beliau mengunjungi Ustadz Ibrahim Karrum dan mengucapkan
terima kasih atas kebaikannya. Begitu pula tatkala beliau mulai berceramah,
beliau juga mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Ibrahim Karrum untuk
kedua kalinya.
Sejak saat itu, Ustadz Ibrahim aktif dalam Jamaah Ikhwanul Muslimin. Pada bulan
Maret 1954 M. beliau memimpin demonstrasi akbar terhadap Jamal Abdun Naser.
Mereka menuntut agar Presiden Muhammad Najib dipulangkan ke Mesir dan
anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara dibebaskan. Beliau juga pernah dipenjara
bersama anggota Ikhwanul Muslimin yang lain. Semoga Allah swt. memberikan
rahmat kepadanya.
Tatkala seorang da'i melihat beberapa pemuda — yang wajah mereka
menyiratkan ketaatan— maka ia berkeinginan untuk berkenalan dan mengajak
mereka ke jalan dakwah.
Yang perlu diperhatikan adalah dalam mendekati mereka dibutuhkan langkah
yang cermat, kerana biasanya pemuda-pemuda ini mempunyai seseorang yang,
mereka segani dan hormati. Jika seorang da'i dapat mendekati orang tersebut, sangat
dimungkinkan pemuda-pemuda itu mengikuti dakwah kita. Namun jika pendekatan
ini tidak berhasil, sebagai da'i, ia tidak boleh putus asa. Ia harus mendekati salah satu
pemuda —di antara pemuda-pemuda tadi— yang pemahamannya terhadap dakwah
islamiah lebih mantap, bergaul dengannya — dan juga yang lain— dengan sabar
dan penuh kasih sayang tanpa menyinggung permasalahan yang dapat
menyebabkan hubungan itu terganggu. Jika —dengan izin Allah— pemuda itu
mahu menerima ajakan kita, ini akan sangat membantu usaha kita untuk
mengajak teman-temannya yang lain.
Pendekatan itu harus dilakukan dengan lemah lembut. Kita harus menyadari
bahawa kita tidak diwajibkan untuk memastikan mereka semua menerima ajakan
kita, namun jika mereka semua menerima ajakan kita, itu adalah rahmat dari Allah.
Hanya Dialah yang berhak memberikan hidayah. Allah berfirman,
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberikan petunjuk kepada orang yang kamu
cintai, tetapi Allah-lah yang memberi hidayah kepada yang dikehendaki-Nya dan Allah
lebih mengetahui orang-orangyang mahu menerima petunjuk." (Al-Qashash: 56)
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 19
Ayat ini menjelaskan bahawa walaupun kita memberikan segenap hati kita untuk
mengajak mad'u kita, tetapi hanya Allah-lah yang berhak membolak-balikkan hati
orang tersebut.
Seorang tukang roti berdin di depan forn (tempat pembakaran roti), sambil
memasukkan potongan-potongan roti ke dalamnya. Setelah menunggu beberapa saat,
ia mengeluarkan roti yang sudah matang dan membolak-balikkan yang belum matang.
Setiap kali ada roti yang sudah matang, ia akan mengeluarkannya. Bisa dipastikan
bahawa ada beberapa potong roti yang jatuh ke dalam api dan terbakar.
Inilah keadaan da'i tatkala berdakwah di masyarakat; ia memberi sekaligus
menerima (give and take). Suatu saat ia mendekat dan pada saat yang lain ia
menjauh.
Ia akan memberi kepada setiap orang sebagaimana seorang doktor yang
memberikan ubat dengan berlaku sabar. Setelah selang beberapa waktu, di antara
mereka sudah ada yang tersinari oleh cahaya iman (inilah roti yang telah matang),
ada yang menyambut ajakan tersebut kerana perasaan takut, ada yang menyambut
ajakan tersebut kerana malu, ada yang bersikap angin-anginan, ada pula yang
menjauh, dan bahkan ada yang berlaku tidak baik terhadap sang da'i. Untuk
menghadapi mereka itu, kita tidak boleh putus asa, tetapi harus terus berusaha
sehingga yang ditunggu-tunggu dapat dipetik, disertai doa agar Allah membukakan
hati mereka.
Adapun da'i yang menghabiskan waktunya hanya untuk satu orang dengan
harapan agar orang tersebut mahu menerima ajakannya adalah tidak benar. Orang
tersebut akan merasa bahawa dirinya diajak dengan cara yang sangat berlebihan,
sehingga ia akan berprasangka buruk, dan bisa jadi ia akan lari dari ajakan itu, kecuali
orang-orang yang diberi rahmat oleh Allah swt.
Kaedah yang harus kita perhatikan adalah: "Ambillah yang mudah dan tinggalkan
yang sulit, jika ada yang mudah".
Menghafal Nama
Menghafal nama adalah hal yang penting, kerana dari sinilah terjadi interaksi dan
lahir sifat saling percaya sesama individu. Ia merupakan langkah awal dan benang
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 20
pertama yang mengikat antara hati individu. Ia adalah benang yang mengikat bolabola
kecil yang berserakan. Setiap orang tentu akan merasa senang jika dipanggil
dengan namanya, apalagi dengan nama yang paling ia sukai.
Menghafal nama mempunyai peran yang amat penting. Oleh kerana itu, akan
saya paparkan beberapa metode yang dapat membantu permasalahan ini.
1. Hendaklah kita tanamkan rasa ingin dan suka menghafal nama orang lain.
2. Ketika sedang berkenalan, hendaklah kita siap untuk menghafal namanya —
secara lengkap atau sebagian saja— lalu mengingat-ingat dan memakainya pada saat
itu juga tatkala bercakap-cakap.
3. Nama biasanya terdiri dari tiga bagian: namanya sendiri, nama orang tuanya, dan
nama keluarganya. Nama yang paling disukai oleh pemiliknya adalah namanya
sendiri atau kuniah-nya. (sebutan nama yang dikaitkan dengan anak laki-laki
tertua, seperti Abu Khalid, Ummu Khalid, dan sebagainya). Jika Anda tambahkan
pada nama itu nama keluarganya,
itu akan lebih baik. Biasanya nama keluarga yang satu dengan yang lain tidak
sama jadi sangat mudah untuk dihafal, seperti As-Siisi. Adapun nama-nama seperti
Muhammad, Ali, Hasan, atau Sa'ad akan sangat banyak dijumpai, sehingga agak
sulit menghafalnya.
4. Ketika berkenalan dengan nama yang baru, Anda harus mengingat orangorang
yang mempunyai nama yang sama —yang telah Anda kenal sebelumnya—
agar mudah untuk menghafal.
5. Pada waktu berkenalan, Anda harus memperhatikan wajah dan keadaannya; apakah
la berjanggut, memakai kaca mata, bagaimana warna kulit, suara, bentuk tubuhnya,
pekerjaannya, serta di mana dan bagaimana perkenalan itu berlangsung.
6. Untuk memantapkan ingatan, Anda bisa menulis nama-nama tersebut, dan
setiap kali bertemu hendaklah Anda memanggil mereka dengan nama-nama
tersebut. Jika tempat tinggalnya jauh, hendaklah Anda mengirim surat kepadanya,
kerana ini mempunyai impak yang amat besar dalam mempererat hubungan anda
dengan mereka. Surat menyurat itu sendiri merupakan sarana dalam tarbiyah.
7. Ketika bertemu lagi, Anda harus mengingat-ingat pertemuan-pertemuan
sebelumnya dan pertemuan yang pertama kali, kerana ini dapat membantu anda
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 21
dalam mengingat namanya dengan cepat.
8. Berkenalan dengan seseorang merupakan pintu bagi anda untuk berkenalan
dengan teman-temannya, hingga anda mempunyai data nama yang amat
banyak. Anda pun harus berusaha agar nama-nama
itu tetap melekat di kepala.
Rasulullah saw. bersabda,
"Termasuk sifat angkuh adalah seseorang yang masuk ke dalam rumah temannya, lalu
disuguhkan kepadanya makanan, ia tidak mahu memakannya; dan seorang laki-laki
yang bersama-sama dengan laki-laki lain dalam perjalanan, tetapi ia tidak
menanyakan namanya dan nama orang tuanya." (HR. Ad-Dailami)
Bagaimana Memulai Perkenalan
Suatu hari di tahun 1951 M. saya berada di pejabat cabang Ikhwanul Muslimin di
Jalan Iskandarani, Iskandaria. Lalu ada dua orang datang, yang sudah mempunyai janji
dengan salah seorang teman. Saya sambut kedatangan mereka dengan menyebut
nama-nama mereka. Tatkala teman yang mereka tunggu itu datang, mereka berkata
kepadanya, "Kami tidak mengenalnya sebelum ini, tetapi bagaimana ia mengenal
nama kami?" Kemudian saya diajak duduk bersama. Lalu saya berkata kepada
keduanya, "Bukankah kalian berdua setiap pagi naik trem dari stesen Rashafah?"
Keduanya menjawab, "Ya." Saya berkata, "Saya setiap pagi juga naik trem yang
sama." Mereka berkata, "Akan tetapi kami tidak melihat anda bersama kami." Saya
berkata, "Kerana saya memakai seragam militer." Keduanya teringat dan tersenyum
lalu berkata, "Bagaimana Anda mengetahui nama kami?" Saya berkata, "Saya
mendengar salah seorang di antara kalian berkata, 'Selamat pagi, Muhammad,'
lalu yang satunya menjawab, 'Selamat pagi, Ahmad.'" Keduanya berkata, "Untuk
apa Anda menghafal nama kami?" Saya menjawab, "Jawabannya adalah yang terjadi
saat ini."
Tabiat dakwah kita adalah saling mengenal, dan saya yakin bahawa pada suatu saat
dakwah kita akan dapat menghimpun orang-orang yang berjiwa baik dan
berkepribadian mulia. Kejadian di atas sangat membekas di hati keduanya.
Imam Hasan Al-Banna adalah da'i yang sangat gemar menghafal nama. Ketika Dewan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 22
Tinggi Militer mengumumkan pemindahan beliau ke kota Qina di wilayah Sha'id
(Mesir) pada tahun 1941 M., pada waktu itu diadakan penyambutan kedatangan
beliau oleh pemuda-pemuda yang bergabung dalam gerakan pramuka, yang baru
pertama kali itu mereka melihat beliau. Ustadz Hasan Al-Banna berjabat tangan
dengan pemuda-pemuda itu dan menyebut beberapa nama mereka. Tatkala beliau
ditanya tentang bagaimana beliau bisa mengenal nama-nama tersebut, beliau
menjawab, "Ketika saya menandatangani kad anggota pramuka, saya menghafal
nama yang tertera dan raut wajahnya."
Pada tahun 1951 M. ada seorang tamu yang berkunjung ke pejabat cabang di
Rashafah. Ketika saya sambut kedatangannya dan saya tanyakan namanya, ia menjawab,
"Muhammad Syakir Gharbawi." Saya bertanya, "Dari Ismailia?" Ia menjawab,
"Ya. Anda tahu?" Saya berkata, "Sebentar." Lalu saya mengeluarkan buku catatan dari
laci meja, di situ tercatat bahawa pada tahun 1936 M. ada seorang pemuda utusan
Ustadz Hasan Al-Banna yang bernama Muhammad Syakir Gharbawi datang ke
Rasyid dalam rangka mengumpulkan dana untuk kaum mujahidin Palestina. Tatkala
target yang telah dicanangkan tidak terpenuhi, pemuda itu menangis. Ketika
Muhammad Gharbawi mengetahui isi catatan itu, ia langsung menangis dan
berkata, "Demi Allah, saya tidak menyangka kalau kejadian itu bisa terkenang
setelah waktu berlalu begitu lama."
Waktu itu saya sedang naik bus, tiba-tiba ada seorang pemuda berjanggut yang
berusia tidak lebih dari tujuh belas tahun naik dan duduk di sebelah saya. Pada waktu
itu janggut merupakan pemandangan yang sangat jarang ditemui. Hati saya
mengatakan, "Ini adalah kesempatan yang baik untuk berkenalan dengannya." Lalu
dengan senyum tipis saya bertanya kepadanya, "Maaf, kalau boleh saya tahu Saudara
ini memanjangkan janggut kerana tradisi atau kerana ibadah?" Kelihatannya ia tidak
faham dengan pertanyaan saya, lalu saya ulangi, "Kerana sunnah atau kerana yang
lain?" Ia menjawab, "Kerana sunnah Rasulullah saw." Lalu saya berkata dengan
gembira, "Masya Allah, Allahu Akbar!" Kemudian saya cepat-cepat mengulurkan
tangan dan memperkenalkan din, "Saya saudaramu seaqidah dari Rasyid. Saya
seorang pedagang." Ia pun lalu memperkenalkan diri, "Saya saudaramu seaqidah juga.
Saya siswa sekolah menengah atas di Al-Abbasiyah." Kemudian saya hafal nama dan
alamatnya pada waktu itu juga.
Saya sengaja memulai dengan memperkenalkan nama saya, kerana jika
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 23
menanyakan namanya terlebih dahulu mungkin ia akan curiga, lebih-lebih situasi
waktu itu sangat rawan.
Setelah melewati beberapa terminal, ia turun dan saya merasa gembira kerana
dapat berkenalan dengannya. Setelah kejadian itu, saya pun sering menghubunginya.
Di setiap perjalanan, saya biasa membawa mushaf, quran, atau majalah.
Biasanya, tatkala Anda membaca quran, orang yang duduk di sebelah Anda akan
melirik dan ikut membaca. Di saat inilah Anda dapat meminjamkan quran pada orang
tersebut. Setelah selesai membaca, ia akan mengembalikan quran itu dengan
mengucapkan terima kasih. Di saat itulah Anda dapat berkenalan dengan memulai
pembicaraan tentang topik yang dibahas dalam quran tersebut dan bagaimana
tanggapan Anda tentang topik tersebut.
Jika memang tidak memungkinkan, sebuah perkenalan tidak harus diakhiri
dengan mengetahui nama masing-masing, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
hendaknya pembicaraan yang berlangsung itu berkisar sekitar dakwah islamiah,
kerana tugas kita adalah menyebarkan fikrah yang lslami. Mudah-mudahan Anda bisa
bertemu dengannya pada kesempatan yang lain dan bisa berkenalan lebih jauh lagi.
Kadang-kadang duduk di sebelah saya seseorang yang belum saya kenal, dan
saya berpikir bagaimana cara memulai pembicaraan. Jika saya lihat orang itu berkulit
putih, saya bertanya kepadanya dengan pertanyaan yang kedengarannya bodoh,
"Apakah Saudara dari Sudan?" Lalu ia melihat kepada saya dengan pandangan
kehairanan dan seakan-akan ingin berkata, "Apakah Anda buta?" Akan tetapi saya
mendahului berkata, "Saudara jangan marah, kerana saya pernah melihat orang Sudan
yang berkulit putih. Kalau begitu, Saudara ini dari mana?" Dengan begitu saya telah
membuka tirai kebisuan di antara kami, dan setelah itu kami dapat melanjutkan
pembicaraan. Jika orang itu berkulit coklat maka saya bertanya, "Apakah Saudara dari
Qubrus?" Begitulah seterusnya. Inilah cara yang kadang-kadang saya pakai untuk
membuka pembicaraan.
Suatu saat saya diundang untuk memberikan ceramah di pejabat cabang Ikhwanul
Muslimin di Matras, terletak di pinggiran kota Iskandaria. Pejabat cabang itu terletak
jauh dari jalan raya, kira-kira satu kilometer. Tatkala saya turun dari bus, ada
beberapa pemuda yang juga turun. Meskipun saya sudah mengetahui letak pejabat
cabang itu, tetapi saya minta mereka agar mahu menunjukkan tempat pejabat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 24
tersebut. Di tengah perjalanan kami berbincang-bincang tentang dakwah islamiah,
dan tak lupa saya singgung juga acara yang diadakan di pejabat cabang Ikhwanul
Muslimin itu. Setelah sampai di tempat tujuan, beberapa dari pemuda tersebut ikut
bersama saya, dan di pejabat itulah kami lebih mengenal satu sama lain.
Suatu ketika kami dalam perjalanan dari Iskandaria ke Asyuth ibukota Sha'id.
Perjalanan itu membutuhkan waktu yang lama, sehingga kami membawa banyak
makanan ringan. Waktu itu kereta api macet di tengah jalan lebih dari dua jam.
Didorong oleh hadits, "Barang-siapa mempunyai kelebihan bekal, hendaklah memberikannya
kepada orangyang tidak mempunyai bekal," (HR. Muslim) maka salah seorang di
antara kami berdiri dan membagi-bagikan makanan kepada para penumpang. Dengan
demikian kami sudah membuka pintu untuk saling mengenal, dan kejadian itu
meninggalkan kesan yang baik di hati mereka.
Dulu, sebelum mengenal cara-cara yang islami dalam berdakwah, saya sering
menggunakan cara-cara hasil ijtihad saya sendiri untuk memulai perkenalan. Suatu
waktu saya pernah dengan sengaja menginjak kaki orang yang berdiri di sebelah
saya sewaktu naik trem. Orang itu lalu berteriak marah, "Apakah Anda buta?" Saya
menjawab dengan tenang, "Jangan terburu marah, wahai saudaraku. Memang saya ini
seperti orang buta, kerana penglihatan saya yang sudah melemah." Lalu orang
tersebut meminta maaf. Dengan demikian saya bisa mulai berkenalan.
Dakwah Fardiyah
Setelah Abu Thalib meninggal dunia, penderitaan Rasulullah saw. semakin berat,
sehingga beliau pergi ke Thaif untuk mencari perlmdungan dari suku Tsaqif, dengan
harapan agar mereka mahu menerima ajaran Islam.
Ketika sampai di Thaif, beliau menjumpai tokoh-tokoh dari suku Tsaqif, yang
mereka itu tiga bersaudara: Abdu Yalail bin Amr bin Umair, Mas'ud, dan Hubaib.
Beliau mengajak mereka untuk mengikuti ajaran Islam dan menjelaskan maksud
kedatangannya. Akan tetapi, mereka tidak mahu menerima kedatangan beliau, bahkan
memanggil kaumnya dan menyuruh mereka agar mengusir dan mengolok-olok
Rasulullah saw. Akhirnya Rasulullah berlindung di kebun milik Utbah bin Rabi'ah dan
Syaibah bin Rabi'ah, yang waktu itu keduanya ber-ada di kebun tersebut dan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 25
mengetahui apa yang sedang dialami oleh Rasulullah saw.
Rasulullah duduk di bawah pohon kurma. Sementara itu hati kedua pemilik kebun
itu tergerak untuk menolong, lalu menyuruh pembantunya yang biasa dipanggil
Adas, "Ambillah setangkai anggur dan letakkan di nampan ini, lalu berikan kepada
orang itu." Adas pun melaksanakan perintah tersebut dan datang ke hadapan
Rasulullah seraya berkata, "Silakan dimakan." Rasul menerima anggur tersebut, lalu
memetiknya, setelah itu membaca "bismillahirrahmanirrahim" dan memakan-nya.
Mendengar bacaan itu, Adas terperanjat dan memandang Rasulullah dengan hairan.
"Demi Allah, ucapan ini bukanlah ucapan penduduk negeri ini." Rasulullah berkata,
"Wahai Adas, kamu berasal dari mana dan apa agamamu?" Adas menjawab, "Saya
beragama Nasrani, saya dari negeri Ninawai." Rasulullah bertanya, "Apakah dari
negerinya Yunus bin Matta, hamba Allah yang shalih itu?" Adas berkata, "Apa yang
Anda ketahui tentang Yunus bin Matta?" RasuluUah menjawab, "Dia adalah nabi dan
saya juga seorang nabi." Mendengar jawaban itu, Adas langsung menubruk Nabi,
menciumi kepala, kedua tangan, dan kedua kaki beliau.
Kedua pemilik kebun itu melihat kejadian tersebut, lalu seorang di antara mereka
berkata kepada yang satunya, "Pembantu kita sudah diracuni oleh laki-laki itu."
Tatkala Adas datang menghadap, keduanya berkata, "Celakalah kamu wahai Adas, apa
yang menyebabkan kamu menciumi kepala, kedua tangan, dan kedua kaki orang itu?"
Adas berkata, "Tuanku, tidak ada yang lebih baik dari ini. Dia telah memberi tahu
kepadaku perkara yang hanya diketahui oleh seorang nabi." Mereka berkata,
"Celakalah kamu wahai Adas, jangan sampai omongannya menjadikan kamu
berpaling dari agamamu, kerana agamamu lebih baik daripada agamanya."
Saudaraku,
Kita sudah membaca kisah di atas. Sekarang mari kita petik pelajaran yang ada di
dalamnya. Mari kita lihat bagaimana cara Rasulullah memikat hati Adas, lalu
membimbingnya perlahan-lahan, hingga mahu mengikrarkan keislamannya.
Tatkala Adas datang kepada Rasulullah dengan senampan anggur lalu berkata,
"Makanlah," Rasulullah memulai langkah pertamanya: beliau mengambil anggur itu dan
membaca "bismillahirrahmanirrahim", lalu me-makannya. Seandainya Rasulullah
tidak mengucapkan "bismillahirrahmanirrahim", tentu Adas tidak akan berkomentar
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 26
apa pun.
Di sinilah terlihat pentingnya menonjolkan karakteristik Islam dengan
melaksanakan sunnah Rasulullah, yang juga merupakan proklamasi aqidah islamiah
di negara-negara nonmuslim, kerana dengan begitu kaum muslimin dapat mengenal
satu sama lain.
Langkah kedua adalah tatkala Adas memandang beliau dan berkata, "Ucapan ini
bukanlah ucapan penduduk negeri ini." Rasulullah lalu berkata, "Wahai Adas kamu
berasal dari negeri mana dan apa agamamu?"
Rasulullah memanggilnya dengan menyebut nama Adas. Panggilan dengan
menyebut nama secara langsung itu mempunyai erti yang amat besar untuk
mengakrabkan sebuah persahabatan. Kemudian beliau menanyakan tentang negeri dan
agamanya. Ini merupakan sebuah rangkaian pembicaraan yang berurutan secara rapi.
Adas menjawab, "Saya beragama Nasrani, dari negeri Ninawai." Lalu Rasul bertanya,
"Apakah kamu dari negerinya Yunus bin Matta, hamba Allah yang shalih itu?"
Kita melihat bahawa Rasulullah memberikan gelar kepada Yunus as. dengan
menyebut "hamba yang shalih". Inilah yang menjadikan hati Adas semakin
tersentuh dan tertarik. la juga mengetahui bahawa Rasulullah mengetahui letak
negeri Ninawai, sebuah negeri yang terletak di sebelah sungai Furat, Iraq. Ini semua
menjadikan Adas semakin tertarik.
Adas bertanya, "Apa yang Anda ketahui tentang Yunus bin Matta?" Rasulullah
menjawab, "Dia adalah saudaraku. Dia seorang nabi dan aku juga seorang nabi."
Di sini terdapat sentuhan yang amat lembut. Ungkapan Rasulullah,
"saudaraku," semakin membuat Adas tertarik dan percaya. Banyak kita jumpai orang
yang bertanya tentang seseorang kemudian ia jawab, "la adalah saudaraku."
Jawaban itu akan menambah keakraban dan rasa percaya. Dari nada bicara Rasulullah
itu terlihat sifat tawadhu' beliau, yaitu beliau menyebut nama Yunus as. lebih dahulu
sebelum menyebut nama beliau sendiri. Di sini terdapat pelajaran yang amat penting
dan berharga bagi seorang da'i.
Banyak di antara kita yang tatkala membicarakan seseorang yang mempunyai
"kelebihan" mengatakan, "Dia sekolahnya bersamaan dengan saya," atau "Dia dulu
satu fakulti dengan saya." Padahal yang lebih baik adalah, "Saya dulu bersamanya
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 27
waktu di sekolah menengah," atau "Saya dulu satu fakulti dengannya."
Saudaraku,
Inilah yang terjadi antara Rasulullah dengan Adas. Sebuah kisah yang sederhana
dan mudah dicerna. Jadi, bagi da'i yang ingin memetik pelajaran dari kisah ini tidak akan
merasa kesulitan.
Saudaraku,
Sekarang marilah kita perhatikan kisah-kisah yang lain. Ada beberapa orang
yang ingin menjumpai Rasulullah saw. Salah seorang di antara mereka
menceritakan, "Kami berusaha mencari tahu tentang Rasulullah, kerana kami belum
pernah mengenal dan melihatnya. Kami bertemu dengan seorang laki-laki, lalu kami
bertanya kepadanya tentang Rasulullah. la menjawab, 'Apakah kalian mengenalnya?'
Kami menjawab, 'Tidak.' Ia berkata, 'Jika kalian masuk ke dalam masjid, maka
Muhammad adalah seseorang yang duduk bersama Abbas bin Abdul Muthalib yang
tak lain adalah pamannya.' Kami menjawab, 'Ya, kami mengenal Abbas, dia sering
datang kepada kami untuk berdagang.' la berkata, 'Jika kalian masuk masjid, maka
Muhammad adalah orang yang duduk bersama Abbas.' Kemudian kami masuk ke
dalam masjid dan kami menjumpai Rasulullah yang sedang duduk bersama Abbas.
Kami memberi salam, lalu duduk di dekat mereka. Kemudian Rasulullah bertanya
kepada Abbas, 'Wahai Abu Fadl apakah engkau mengenal dua orang ini?' Abbas
menjawab, 'Ya. Ia adalah Bara' bin Ma'rur, seorang pemuka kaum dan ini Ka'ab bin
Malik.' Rasul bertanya, 'Apakah dia penyair yang terkenal itu?' Abbas menjawab,
'Ya.'"
Sungguh, saya tidak pernah melupakan ucapan beliau, "Apakah dia penyair
yang terkenal itu?" Demikianlah metode Rasulullah dalam memikat hati
mad'unya.
Waktu itu saya sedang berada di pejabat pusat Ikhwanul Muslimin di Kairo.
Saya melihat Ustadz Hasan Al-Banna sedang berbicara dengan salah seorang pemuda
(saat itu ada banyak pemuda yang hadir di sana). Dalam pembicaraan itu, Ustadz
Hasan Al-Banna banyak menyanjung tokoh-tokoh muslim Syria. Lalu pemuda itu
bertanya dengan nada kehairanan, "Apakah Ustadz sudah pernah berkunjung ke
Syria?" Ustadz menjawab, "Saya sudah berniat untuk mengunjunginya, mudahKiat
Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 28
mudahan Allah mengabulkannya."
Akhirnya harapan itu pun terwujud. Pada tahun 1948 M. beliau pergi ke Syria
dalam acara penyambutan kedatangan rombongan Ikhwanul Muslimin yang datang dari
Mesir untuk bergabung dengan anggota Ikhwanul Muslimin Syria dalam latihan
militer di Quthna, sebelum ikut terjun dalam perang melawan Yahudi di Palestina.
Kedatangan Ustadz Hasan Al-Banna sendiri disambut gembira oleh massa yang
melimpah ruah.
Pada tahun 1948 M. saya masuk dalam anggota pasukan militer yang dikirim untuk
berperang di Palestina. Waktu itu saya berkunjung ke pejabat Ikhwanul Muslimin di
kota Gaza atas nama Jam'iyah At-Tauhid. Di dalam buku tamu saya menjumpai
tulisan Ustadz Hasan Al-Banna yang telah datang ke Palestina bersama batalion
pertama untuk mengusir Yahudi tatkala Inggris menarik pasukannya pada bulan Mei
1948 M. Di antara bunyi tulisan itu adalah: "Hari ini saya berkunjung ke pejabat
cabang Ikhwanul Muslimin di kota Gaza Hasyim...." Saya berhenti pada tulisan
beliau, "Gaza Hasyim". Untuk pertama kalinya saya mengetahui bahawa Hasyim,
kakek Rasulullah saw., dimakamkan di kota Gaza.
Saya pergi bersama beberapa teman untuk mengunjungi orang sakit di sebuah
rumah sakit di Jerman. Ketika kami sedang berjalan, kami berpapasan dengan
seorang dokter muda yang kelihatannya berasal dari Jerman. Namun tiba-tiba ia
mengucapkan "Assalamu'alaikum" kepada kami. Salah seorang di antara kami
mengejarnya dan berkenalan. Dokter itu mengatakan bahawa dirinya seorang
muslim. Begitulah, seandainya dokter itu tidak mengucapkan salam, maka kami tidak
akan mengetahui bahawa la beragama Islam dan kami pun akan kesulitan
mendapatkan orang yang dapat membantu kami.
Tatkala saya berada di Jerman, saya dan seorang teman naik sebuah trem cepat.
Kami duduk di sebelah seorang tentara Amerika berkulit coklat. Tatkala men-dengar
kami berbicara dengan bahasa Arab, la berkata, "Kalian beragama Islam?" Kami
menjawab, "Ya, Alhamdulillah, kami adalah orang Islam." Lalu ia berkata dengan
suara agak keras, "Saya juga seorang muslim, nama saya Muhammad." Kemudian
dengan cepat la merogoh tasnya dan mengeluarkan sebungkus rokok, lalu
disodorkannya kepada kami. Kami menolak tawaran itu dengan ucapan terima kasih
dan meminta maaf. Kemudian ia bangkit dan menjabat tangan kami dengan hangat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 29
sekali dan berbicara dengan bahasa Arab secara terbata-bata, "Sesungguhnya
Rasulullah saw. bersabda, 'Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
Akhir, hendaklah ia muliakan tamunya."'
Kejadian itu menarik perhatian orang-orang yang ada di sekitar kami. Tatkala
sampai di stesen tujuannya, ia berdiri dan menjabat tangan kami sekali lagi lalu turun
dengan perasaan amat bahagia. Kami pun telah mencatat alamatnya, sehingga kami
akan dapat berkirim surat kepadanya. Begitulah, seandainya kami tidak berbicara
dengan bahasa Arab, niscaya ia tidak akan peduli dan kami akan kehilangan seorang
teman.
Marilah kita melihat bagaimana orang-orang Perancis mengetahui masuk
Islamnya ilmuwan besar berkebangsaan Perancis, Jake Koesto, seorang ilmuwan yang
ahli di bidang kedalaman laut. Tatkala ia bepergian bersama teman-temannya, ia
disuguhi minuman keras tetapi ia menolak. Teman-temannya bertanya, "Apakah
kamu sudah masuk Islam?" Ia menjawab, "Ya." Ternyata ia sudah merahasiakan
keislamannya selama bertahun-tahun. Begitulah, akhlak dan perilaku yang islami
adalah dakwah.
Sarana-Sarana Dakwah
Seorang teman berkata bahawa ia merasa tidak mem-punyai kemampuan untuk
berdakwah, kerana dia bukan seorang yang faqih dan bukan seorang yang tahu
banyak tentang metode dakwah. Adapun hadits-hadits Rasul saw. yang berkaitan
dengan dakwah yang telah dibacanya merupakan sebuah barakah. Ia tidak tahu
bahawa barakah harus berbuah, dan buah dari barakah adalah produktivitas.
Rasulullah saw. bersabda,
"Senyummu pada wajah saudaramu adalah sedekah."
Jadi, jika Anda tidak tersenyum pada wajah saudara Anda, maka Anda tidak
mendapatkan pahala sedekah itu. Jika setiap muslim mahu memberi senyum tatkala
bertemu dengan saudaranya sesama muslim, kita akan menjumpai sebuah masyarakat
muslim yang berwajah cerah dan saling mencintai. Inilah barakah dari sebuah
senyuman yang tulus. Allah swt. pernah menegur Rasulullah saw. tatkala beliau
bermuka masam saat ditemui oleh Ibnu Maktum ra. Allah berfirman,
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 30
"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, kerana telah datang seorang
buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari
dosa)."('Abasa:1-3)
Dari contoh ini Anda akan mengetahui bahawa setiap yang datang dari Rasulullah
adalah metode dakwah dan manhaj tarbiyah.
Marilah kita mengambil salah satu contoh dari hadits-hadits berikut yang
mengajarkan tentang sarana dan metode dakwah yang mudah dipelajari dan
diterapkan oleh para da'i. Anda akan melihat bahawa pelajaran-pelajaran itu sangat
gamblang dan akan menyadari bahawa daya tangkap kitalah yang memang belum
sampai.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Rasulullah saw. bahawa beliau bersabda,
"Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam:jika bertemu maka berilah
salam, jika tidak kelihatan maka cari tahulah, jika sakit maka jenguklah, jika mengundang
maka penuhilah, jika bersin dan mengucapkan hamdalah maka jawablah (dengan
mengucapkan 'yarhamukallah', dan jika meninggal dunia maka hantarkanlah (ke
pemakaman)."
Pertama, jika bertemu maka berilah salam
Mengucapkan salam adalah langkah pertama, akan semakin mantap jika diikuti
dengan berjabat tangan. Ucapan salam harus disertai dengan perasaan cinta, senang,
dan wajah yang berseri agar fungsi ucapan salam itu terwujud. Setelah itu saling
memperkenalkan nama, pekerjaan, dan tempat tinggal. Dengan demikian Anda telah
menapaki tahap awal dalam berdakwah.
Kedua, jika tidak kelihatan maka cari tahulah
Watak sebuah perkenalan adalah jika seseorang yang telah Anda kenal itu tidak
Anda lihat dalam waktu ter-tentu, maka Anda harus mencari kabar tentang keadaannya
atau menghubunginya, baik lewat telepon mahupun surat.
Ketiga, jika sakit maka jenguklah
Sunnatullah akan berlaku pada setiap orang, maka suatu saat ia akan merasa gembira,
sedih, atau sakit; dan setiap kondisi harus disikapi dengan sikap yang islami. Jika
Anda mendengar bahawa teman Anda sakit, Anda harus cepat-cepat menjenguknya,
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 31
memberikan kesejukan, dan mendoakan untuk kesembuhannya; akan sangat baik
lagi jika Anda membawa hadiah yang sesuai.
Rasulullah saw. bersabda,
"Hendaklah kalian saling memberi hadiah, kerana hadiah itu akan menjadikan
kalian saling mencintai." (HR. Malik dalam "Al-Muwatha"')
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya sesama muslim
kerana Allah, maka malaikat akan berseru kepadanya, 'Kamu dalam keadaan baik dan
baikpula tempat tujuanmu, kamu pun akan ditempatkan di surga.'" (HR. Muslim)
Di tempat teman Anda tersebut, Anda pun dapat berkenalan dengan temantemannya.
Dengan demikian Anda akan semakin banyak mempunyai kenalan.
Jangan sampai kunjungan itu Anda pergunakan untuk membaca quran, majalah, atau
berbicara yang tidak ada gunanya, agar tujuan kunjungan tersebut dapat terwujud.
Jika Anda masuk rumahnya, hendaklah Anda duduk di mana Anda dipersilakan
duduk. Diriwayatkan dalam sebuah atsar,
"Barangsiapa masuk rumah salah seorang di antara kamu maka duduklah di tempat
tersebut, kerana kaum itu lebih mengetahui aurat rumah mereka." (HR.
Thabrani)
Keempat, jika ia mengundangmu maka penuhilah
Setelah melewati tahapan-tahapan di atas maka hubungan antara kalian akan
semakin erat. Suatu saat teman Anda akan menghadapi keadaan-keadaan penting,
seperti sukses dalam tugas, pernikahan, atau yang lainnya, lalu ia mengundang Anda
untuk menghadiri acara-acara tersebut. Anda harus memenuhi undangan tersebut
kerana ini merupakan kesempatan berharga yang tersedia tanpa harus Anda
rencanakan sebelumnya.
Begitu juga sebaliknya, Anda pun harus mengundangnya dalam acara-acara
penting yang Anda adakan.
Kelima, jika ia bersin dan mengucapkan "hamdalah" maka jawablah (ucapkan
"yarhamukallah")
Duduk bersebelahan dengan orang yang belum dikenal di suatu tempat, baik
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 32
di perjalanan, pesta, mahupun tatkala menjenguk orang sakit, lalu orang yang duduk
di sebelah Anda itu bersin maka hendaklah Anda menoleh kepadanya dengan
wajah berseri seraya mengucapkan, "yarhamukallah (mudah-mudahan Allah
memberi rahmat kepada Anda)." Tentunya hal ini akan menjadikan dirinya
merasakan sesuatu yang baru dan setelah itu Anda dapat bercakap-cakap
dengannya.
Keenam, jika ia meninggal dunia maka antarkanlah ke tempat pemakamannya
Apa yang dapat ia lakukan setelah meninggal dunia dan dikubur? Pada hakikatnya,
mengantar orang lain yang meninggal ke tempat pemakaman adalah
mengantar dirinya sendiri, yang ia akan dapat mengambil nasihat, pelajaran, dan
merenungkannya. Ini sebuah sunah Rasulullah saw. yang menggambarkan persatuan
dan kesatuan kaum mushmin. Jika sebelumnya Anda dapat mengenal pribadi orang
yang telah meninggal dunia, maka sekarang Anda dapat menggunakan kesempatan
untuk berkenalan dengan keluarganya dan orang-orang yang berta'ziah ke rumahnya.
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka baginya pahala
satu qirath. Barangsiapa menyaksikan hingga di makamkan, maka baginya dua
qirath." Seorang sahabat bertanya, "Apakah dua qirath itu, wahai Rasulullah?"
Rasulullah menjawab, "Seperti dua gunung yang besar." (Muttafaqun 'Alaih)
Langkah-Langkah yang Harus Ditempuh
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,
"Setiap angota badan manusia diwajibkan mengeluarkan sedekah setiap hari di mana
matahari terbit. "Para sahabat bertanya, "WahaiRasulullah, bagaimana kita dapat
bersedekah?" Rasul menjawab, "Sesungguhnya pintu untuk berbuat baik itu sangat
banyak. Bertasbih, bertakbir, dan bertahlil adalah sedekah; menyingkirkan duri
dijalanan adalah sedekah; menolong orang tuli atau buta adalab sedekah; dan
menunjukkan orang yang kebingungan, menolong dengan segera orang yang sangat
memerlukan adalah sedekahmu terhadap dirimu."
Pertama, Bertasbih, Bertakbir, dan Bertahlil
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 33
Ucapan tersebut adalah ucapan yang diungkapkan dengan lisan, rasa khusyu'
dalam hati, dan munajat kepada Allah agar seorang muslim tetap berhubungan
dengan sang penguasa. Juga merupakan kekuatan yang dapat membantu untuk
bersabar dan istiqamah.
Berdzikir merupakan ibadah yang dapat dilakukan setiap saat. la juga merupakan
motor yang tiada henti-hentinya bergerak membersihkan jiwa dari berbagai ko-toran.
Orang yang berdzikir akan mendapatkan pahala yang amat besar.
Kedua, Menyingkirkan Duri di Jalan
Tatkala hukum dan ajaran Islam tegak di masyarakat, kita melihat bapak-bapak
kita dan kakek-kakek kita rajin menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari tengah
jalan agar tidak mengganggu orang yang lewat. Jika mereka menemukan kertas
bertuliskan ayat Al-Qur'an, hadits, atau huruf Arab, maka mereka memba-karnya
atau menyimpannya.
Mereka menyapu depan rumah dan toko, serta membakar sampah yang sudah
menumpuk. Itu semua mereka lakukan kerana didorong oleh satu faktor yaitu aqidah
islamiah yang telah tertanam dalam hati mereka.
Tatkala kaum muslimin tidak mahu melaksanakan ajaran Islam, kita melihat
tumpukan-tumpukan sampah di setiap tempat, lalat bertebaran di mana-mana, dan
penyakit menyebar di setiap rumah.
Rasulullah telah mengajarkan kepada kita agar menyingkirkan duri dari tengah
jalan dan menjadikannya sebagai sedekah yang berpahala besar. Oleh kerananya, jika
ada di antara kita yang melempar duri atau yang lain ke tengah jalan, maka bagmya
dosa yang besar. Rasulullah saw. bersabda,
"Tatkala seseorang berjalan di suatu jalan dan menjumpai duri, lalu ia singkirkan duri
tersebut, maka Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya."
Ini bukan hanya tanggung jawab setiap peribadi seorang muslim, tetapi juga
merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Islam untuk
menjaga kesehatan masyarakatnya dan 'izzah (kehormatan) umat Islam.
Umar bin Khathab ra. berkata,
"Seandainya seekor keledai ditemukan (tersesat) di Iraq, maka sayalah yang
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 34
bertanggung jawab, (kerana) kenapa saya tidak menunjukkan jalan pulang baginya."
Orang-orang yang pergi ke negara-negara Barat akan terhairan-hairan melihat jalanjalan
dan ganggang yang bersih. Pemerintah negara-negara tersebut menyediakan
bermacam-macam sarana untuk mengumpulkan sampah, quran, dan majalah bekas
pada hari-hari tertentu, termasuk perabot rumah tangga yang sudah tidak
dipakai. Bahan-bahan kaca diletakkan dalam tempat khusus. Dengan demikian
barang-barang bekas ini dapat didaur ulang. Setiap orang diwajibkan membersihkan
lingkungan rumah dan tokonya, membersihkan salju dan daun-daun yang
berjatuhan. Jika ada seseorang yang terpeleset dan tidak terima lalu membawa
permasalahannya ke pengadilan, maka si empunya rumah dikenai denda, kadangkadang
sampai seribu dolar.
Dengan cara ini setiap kota atau desa berusaha untuk membersihkan dan
menjaga keindahannya agar menarik perhatian wisatawan.
Di sana masih ada undang-undang yang lebih rinci lagi. Jika umat Islam mahu
melaksanakan seruan Rasulullah saw. ini, yaitu mahu menyingkirkan duri dan
semacamnya dari jalan niscaya masyarakat Islam akan tampil dengan penampilan
yang indah berseri. Dengan demikian mereka telah menunjukkan jati diri ajaran
Islam.
Ketiga, Menolong Orang yang Tuli atau Buta
Ada seorang yang ummi (buta huruf) menerima surat dari anaknya, seorang tentara yang
sudah lama ia tunggu kabar beritanya. Tentu saja ia akan sangat membutuh-kan orang
yang mahu membacakan surat tersebut. Begitu juga dengan orang yang tuli. Orang di
sekitarnya ramai berbicara, tetapi dia tidak menampakkan tanda-tanda interaksi sama
sekali, ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Orang ini tidak merasakan
keberadaannya dan tidak merasakan nikmatnya hidup, kecuali jika orang-orang di
sekelilingnya mahu peduli terhadap permasa-lahan yang sedang ia hadapi.
Di salah satu Islamic Centre di Eropa, saya melihat seorang pemuda
berkebangsaan Jerman. Di saat ceramah berlangsung, dia diam saja dan tampak sekali
kalau ia tidak mengikuti ceramah yang sedang berlangsung kerana tidak memahami
bahasa Arab. Lalu seorang di antara kami menerjemahkan isi ceramah tersebut
kepadanya.
Perasaan apa yang dirasakan oleh orang yang tuli tatkala ia diacuhkan oleh
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 35
masyarakatnya? Tentu saja ia akan menderita dan mungkin akan membenci orangorang
yang ada di sekitarnya.
Menolong orang yang tuli menunjukkan sikap saling mencintai, saling mengasihi,
saling menolong, dan mem-perlihatkan karakteristik Islam.
Menolong Orang yang Buta
Kita telah mengetahui derita yang dialami oleh orang yang tuli, maka demikian
juga yang dialami oleh orang yang buta, bahkan lebih menderita. Jika ingin pergi ke
pasar, ia membutuhkan seorang teman sebagai penunjuk jalan, dan jika ia tidak
mendapatkan teman lalu ia keluar ke jalan dengan menggunakan tongkat padahal ia
tidak tahu arah ke pasar, pasti ia akan kebi-ngungan. Jika dalam keadaan seperti ini
kemudian orang-orang yang berjalan di sekitarnya tidak peduli terhadapnya, ia
akan merasakan kedengkian terhadap masyarakat yang individualis mi. Kalau sudah
begini umat akan berantakan kerana kehilangan faktor terpen-tingnya, yaitu saling
mencintai dan mengasihi.
Jika dalam keadaan semacam ini, Anda tampil dan mendekati laki-laki itu
kemudian membimbingnya dengan lembut dan sopan ke arah yang ia tuju, maka
Anda telah berbuat baik terhadap orang itu dan telah mengembalikan nama baik
Islam.
Ada beberapa negara yang menyediakan tempat khusus bagi mereka dalam
kendaraan-kendaraan umum. Ada juga yang menyediakan telepon umum khusus bagi
mereka.
Dengan demikian mereka merasakan bahawa kondisi mereka diperhatikan. Lebihlebih
setelah ada penemuan baru, seperti alat bantu dengar bagi orang yang tuli dan
alat bantu lihat bagi orang yang buta.
Keempat, Menunjukkan Orang yang Kebingungan
Banyak orang yang kebingungan tatkala berada di daerah yang belum ia kenal. Tentu
saja ia sangat memer-lukan orang yang dapat menunjukkannya. Ia bertanya kesana
kemari, tetapi jawaban yang ia terima adalah, "Saya tidak tahu." Ia bertanya lagi dan
orang yang kese-kian kali itu menjawab sambil menunjuk ke suatu arah, "Silakan
Anda berjalan ferus ke arah ini lalu jika sampai di sebelah sana, maka bertanyalah." Ia
bertanya lagi untuk yang kesekian kalinya, dan orang itu menjawab, "Mari saya antar
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 36
ke tempat tujuan Anda." Kemudian ia diantar hingga sampai tujuan. Orang
ketiga inilah orang yang berbuat baik dan meninggalkan kesan yang baik pula di
hati orang lain.
Allah swt. berfirman, "Wahai orang-orang yang ber-iman, ruku'lah kalian, sujudlah
kalian, sembahlah Rabb kalian, dan berbuatlah kebajikan, supaya kalian mendapat
kemenangan." (Al-Hajj: 77)
Beberapa anak kecil bermain di luar rumah. Mereka berlari-lari dan semakin lama
semakin jauh dari rumah mereka. Tatkala tersadar, mereka kebingungan kerana tidak
tahu jalan pulang ke rumah mereka. Seandainya satu di antara mereka tidak
menjumpai orang yang dapat mengantarnya pulang, maka bisa kita bayangkan apa
yang terjadi jika ia terus berjalan dan memasuki tempat-tempat yang tidak ia kenali.
Orang yang kehilangan tasnya yang berisi surat-surat penting akan sangat berterima
kasih kepada orang yang menemukan tas itu dan mengembalikan kepadanya.
Orang-orang yang mahu melaksanakan tugas-tugas mi akan dapat menumbuhkan
rasa cinta dan menanamkan nilai-nilai Islam dalam masyarakat. Dan inilah tugas
seorang da'i.
Suatu hari di kota Iskandaria saya bertemu dengan seorang nenek yang tampak amat
lelah. Ia datang dari sebuah desa untuk mencari anaknya. Ia membawa seca-rik kertas
yang bertuliskan alamat anaknya yang sedang menjalani pendidikan militer. Di kertas
itu hanya tertulis nama anak itu dan kota Iskandaria. Amatlah sulit mencari alamat
yang dituju, kerana di kota Iskandaria terda-pat puluhan markas militer dan ribuan
tentara. Akan tetapi, dengan taufiq Allah saya berpikir bahawa anak tersebut
tentunya masuk di kemiliteran. Kalau begitu ia tentu berada di markas
penerimaan prajunt atau berada di kem-kem latihan. Lalu saya pergi ke tempat itu dan
akhirnya saya menemukannya. Setelah meminta izin, kami pun diizinkan menemui
anak tersebut.
Setelah kejadian itu, saya sering diundang dalam acara-acara penting yang
diadakan oleh keluarga ibu tersebut. Rasulullah saw. bersabda, "Menunjukkan
(jalan) orang yang tersesat adalah sedekah."
Di bandara Frankfurt, Jerman, seseorang tidak menyadari kalau tasnya
tertinggal. Ia baru ingat tatkala pesawat terbang sudah lepas landas. Tas tersebut ditemukan
oleh salah seorang pemuda muslim berkebangsaan Turki. Tatkala mengetahui tas
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 37
tersebut berisikan kertas-kertas bertuliskan huruf Arab, ia langsung menyadari
bahawa pemilik tas itu adalah orang Arab yang beragama Islam. Lalu ia bergegas pergi
ke Islamic Centre setempat untuk menyerahkan tas tersebut. Akan tetapi sangat
disayangkan, petugas yang menerima tas tersebut tidak menanyakan nama dan alamat
pengantar tersebut, pada-hal orang semacam ini sangat langka. Jadi, kesempatan
berharga ini sebetulnya tidak boleh berlalu sia-sia.
Seorang teman meminta saya supaya menulis rekomendasi untuknya agar
urusannya di Kementerian Kewangan Kairo bisa berjalan lancar. Saya bersedia,
kemudian saya berpesan, "Jika urusannya bisa berjalan lancar tanpa rekomendasi
tersebut, maka sebaiknya (rekomendasi tersebut) tidak usah dipergunakan."
Ia masuk dan mengucapkan "Assalamu'alaikum". Seorang pegawai menjawab
dengan ucapan "Salam". Setelah ia mengutarakan maksudnya, ia lalu diperintah-kan
menghadap ke pegawai lain. Ia pergi ke pegawai yang dimaksud dan mengucapkan
"Assalamu'alaikum". Pegawai kedua ini tidak menjawab ucapan salam tersebut, tetapi
langsung bertanya, "Ada keperluan apa?" Setelah mengutarakan maksudnya,
sekali lagi teman kami itu diperintahkan menghadap ke pegawai lain. Tatkala
sudah sampai di pegawai yang dimaksud, ia mengucapkan "Assalamu 'alaikum"
dan pegawai itu menjawab, "Wa 'alaikumus-salam wa rahmatullahi wa barakatuh.
Silakan wahai saudaraku, apa ada yang bisa saya bantu?" Ia berkata, "Apakah Tuan
bernama.... (menyebut namanya)?" Pegawai itu menjawab, "Ya." Lalu teman kami
itu menyodorkan rekomendasi. Kemudian ia dipersilakan duduk dan ditanya banyak
tentang Ikhwanul Muslimin. Tidak berapa lama urusannya selesai. Ia pun pulang
dan menceritakan kejadian ini kepada saya.
Dari sini kita dapat melihat bahawa seorang pekerja, pegawai, atau pedagang
hendaklah selalu berlaku ihsan dalam bekerja dan melayani kepentingan orang lain.
Banyak di antara pekerja yang menggunakan kesempatan itu untuk mengeruk
kekayaan tanpa peduli halal atau haram. Sebagai seorang muslim kita harus
menggunakan kesempatan itu sebagai ladang untuk menunjukkan hakikat
kepribadian islami yang sesungguhnya, sebagai-mana Islam mengajarkan kejujuran,
kewajiban menepati janji, keramahan, dan sifat-sifat baik lainnya.
Kelima, Menolong dengan Segera Orang yang Memerlukan Pertolongan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 38
Orang yang ditimpa musibah dan memerlukan pertolongan dengan segera,
seperti rumahnya terbakar, orang yang tenggelam, atau yang lain, maka dalam kondisi
seperti ini kita harus segera berbuat. Sebuah syair Arab mengatakan,
Jangan menunda pertolongan hanya kerana mengharap datangnya bukti
Tatkala saudaramu ditimpa musibah yang mengiris hati
Tatkala berada dalam kondisi yang berbahaya seperti ini, setiap orang akan sangat
mengharap adanya orang yang mahu menolong. Oleh kerananya, jika seseorang
dalam kondisi seperti ini lalu ada orang yang tampil untuk menolongnya, ini
merupakan sifat muru'ah dan akan meninggalkan kesan yang amat baik yang tidak
akan terhapus dengan bergulirnya masa, serta akan menumbuhkan rasa cinta
kasih.
Seorang mahasiswa yang sedang berjalan kaki tiba-tiba jatuh pingsan, buku-bukunya
berserakan dan ia sendiri terluka. Tak seorang pun di sekitarnya yang bergerak
menolong, kecuali seorang ibu dan anak perempuannya yang masih kecil yang sedang
melewati jalan itu. Dengan penuh kasih dan sayang ibu tersebut berusa-ha
menghentikan darah yang terus keluar. Saya sendiri langsung ke tempat telepon
untuk memanggil ambulance. Tak lama kemudian mobil ambulance datang dan saya
menemaninya ke rumah sakit. Setelah siuman, saya mengantarkannya pulang. Saya
disambut oleh keluarganya dengan hangat sekali dan ucapan terima kasih. Sampai
sekarang hubungan kami sangat baik.
Anak peremptian saya yang sedang kuhah di Universiti Iskandaria bercerita
kepada saya bahawa tatkala ia dan teman-temannya yang berjilbab berada di halaman
fakulti, mereka melihat seorang teman perempuan mereka yang tidak memakai
jilbab jatuh pingsan dan tersungkur di tanah. Mereka dengan cepat menolongnya.
Tatkala siuman, ia langsung tercengang kerana yang berada di sekitarnya adalah para
wanita berjilbab, lalu ia berkata, "Demi Allah, saya tidak pernah berpikir atau
membayangkan kalau kalian begitu baik." Mungkin ia telah termakan oleh
kebohongan-kebohongan yang disebarkan tentang wanita berjilbab, sehingga ia
beranggapan bahawa seorang wanita berjilbab tidak mempunyai rasa kasih sayang dan
jiwa sosial.
Fenomena semacam ini menuntut kita untuk turut serta dalam setiap bidang dan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 39
aktivitas mereka, selama tidak merusak aqidah kita, agar kita dapat meluruskan
pemahaman-pemahaman salah yang menyebar ke mana-mana, sekaligus dapat
memperlihatkan hakikat akhlak Islam yang sebenarnya. Kita lebih berhak mengelola
lahan-lahan tersebut daripada orang-orang yang ingin mencoreng citra Islam. Jadi,
tidaklah dibenarkan apabila kita tinggalkan lahan-lahan tersebut begitu saja. Allah swt.
berfirman,
"Sebenarnya Kami melontarkan yang haq kepada yang batil, lalu yang haq itu
menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap." (Al-Anbiya': 18)
Allah pun telah memberikan tugas kepada kita,
"Tolaklah kejahatan itu dengan cam yang lebih baik, sehingga orang yang antaramu
dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi temanyangsetia." (Fushilat: 34)
Di salah satu fakulti di Universitas Iskandaria, ada seorang pemuda yang
melakukan perbuatan yang sangat bodoh. la merenggut cadar yang dikenakan oleh
salah seorang mahasiswi. Ini la lakukan dengan tujuan ingin memancing kemarahan
mahasiswa-mahasiswa muslim dan jamaah-jamaah yang ada. Tanpa disangsikan lagi,
mahasiswi tersebut langsung berteriak meminta tolong kepada mahasiswa dan
mahasiswi yang berada di tempat itu. Para mahasiswa itu pun berhamburan
menangkap pemuda tersebut dan memukulinya. Untunglah ada seorang
mahasiswa yang memahami situasi yang sedang dihadapi dan dampak yang akan
terjadi dan kejadian ini. Mereka kemudian menghadap dekan fakulti dan melaporkan
kejadian tersebut.
Pada hari benkutnya, dengan jumlah yang amat banyak, para mahasiswi yang
berjilbab mengadakan unjuk rasa. Mereka berjalan dari gedung universiti menuju
pejabat walikota dengan melewati jalan-jalan utama. Mereka disambut oleh masyarakat
dengan sambutan yang sangat hangat. Ketika sampai di pejabat walikota, mereka
disambut oleh walikota dengan sambutan yang baik, layaknya orang tua menghadapi
anaknya. Tidak lama setelah itu, turunlah surat keputusan rektor yang berisi tentang
pengeluaran mahasiswa tersebut dari bangku kuliah.
Pada tahun 1947 M. Mesir dilanda wabak kolera yang menjadikannya hidup dalam
keresahan. Terpanggil oleh tugas sebagai muslim dan dalam rangka membantu
pemerintah menangani keadaan yang sedang terjadi, para pemuda dari Jamaah
Ikhwanul Muslimin terjun untuk memberikan bantuan. Mereka memasak
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 40
makanan, memelihara kesehatan, dan mengisolasi daerah yang terkena wabak agar
masyarakat yang sakit tidak berbaur dengan masyarakat yang masih sehat. Dengan
izin Allah, wabak itu akhirnya menyingkir.
Mengetahui jasa Ikhwanul Muslimin yang begitu besar, pemerintah ingin
membalas jasa itu, namun Ustadz Hasan Al-Banna menolaknya seraya menjelaskan
bahawa itu memang sudah tugas Ikhwanul Muslimin. Masyarakat pun tidak pernah
melupakan jasa Ikhwanul Muslimin itu.
Beberapa waktu yang lalu, saya pergi ke pejabat bea cukai di pelabuhan kota
Iskandaria untuk mengambil mobil kiriman dari luar negeri. Setelah mengetahui
bahawa beban yang harus saya bayar terlalu besar, saya menemui pimpinan pejabat
dengan harapan akan mendapatkan keringanan. Tanpa saya duga, pimpinan pejabat
tersebut menyambut saya dengan baik dan memberikan keringanan lebih besar dan
jumlah yang saya duga. Dia berkata, "Orang yang mengirim mobil kepada Anda ini
sangat besar jasanya terhadap saya. Kisahnya bermula tatkala saya melaksanakan
haji pada tahun kemarin. Ketika keluar dari Masjid Al-Haram, saya dapati dompet saya
sudah hilang. Seseorang mendekati saya dan menawarkan niat baiknya; ia siap memberi
dengan cuma-cuma wang yang saya butuhkan sampai saya kembali ke Mesir. Tawaran
baik itu saya terima. Setelah saya sampai di Mesir, saya kembalikan semua wang yang
telah saya pergunakan dengan mengucapkan terima kasih. Oleh kerana itu, sudah
menjadi keharusan bagi saya untuk membalas kebaikannya." Begitulah, ucapan yang
baik dan amalan yang shalih tidak akan terlupakan begitu saja.
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan, "Berbuat baiklah, dan lemparkan
kebaikan itu ke dalam lautan." Akan tetapi, kami mengatakan, "Berbuat baiklah kerana
Allah, niscaya kebaikan itu akan kembali kepadamu di dunia mahupun di akhirat."
Tidak diragukan lagi bahawa berbuat baik kepada orang yang berada di negara
yang belum dikenal jauh lebih bernilai dibanding berbuat baik kepada orang yang
berada di negerinya sendiri. Oleh kerana itulah, Anda akan melihat bahawa
hubungan yang terjalin antara perantau lebih kuat daripada hubungan yang terjalin
antara penduduk setempat. Syair Arab mengatakan,
Yakinlah akan balasan dari kebaikan yang telah Anda perbuat kerana
Allah tidak akan lupa manusia pun punya daya ingat
Pada bulan Ogos 1965 M. turun surat perintah penangkapan atas isteri saya yang
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 41
berada di wilayah Rasyid. Satu kompi polisi melaksanakan perintah itu. Mereka
membawa isteri saya dari kediamannya dengan meninggalkan lima anak: yang paling
besar berumur sepuluh tahun dan yang paling kecil berumur dua tahun. Kejadian
ini menjadikan kota Rasyid gempar, kerana sudah menjadi kebiasaan anak-anak
bahawa mereka —setiap harinya— selalu pergi ke tempat pemberhentian mobil yang
datang dari Iskandaria untuk menjemput orang tua mereka sambil berteriak, "Ayah...,
Ibu...." Begitu pula setelah peristiwa penangkapan itu, mereka tetap pergi ke tempat
pemberhentian mobil, kemudian orang-orang yang berada di tempat itu
mengantarkan mereka pulang.
Di tengah-tengah cobaan inilah kita dapat melihat permata-permata yang sudah
sekian lama terbungkus oleh lumpur. Isteri saya masih terus mengingat kebaikan sikap
kepala kepolisian —yang memimpin penangkapan atas dirinya— yang telah
memperlakukannya dengan baik serta memberikan nasihat berharga kepadanya hingga
ia diserahkan kepada penjaga-penjaga penjara. Begitu juga tatkala masa tahanan itu
habis, kepala kepolisian inilah yang mengantarkannya pulang.
Ia juga selalu mengingat kebaikan seorang penjaga penjara. Sebuah kenangan
yang dapat membuatnya menangis, tatkala menceritakan kenangan itu. Ia teringat
bagaimana penjaga itu memperlakukannya seperti layaknya seorang anak
terhadap lbunya. Penjaga itu mengharap agar ia tetap tenang dan sabar, kerana masa
pembebasan semakin dekat. Ia juga teringat bagaimana penjaga itu menahan air mata
tatkala melihat kondisinya dan melihat perlakuan penghum penjara yang lain kepadanya.
la menyebut penjaga itu sebagai "malaikat" yang diutus oleh Allah untuk
menolong orang-orang sepertinya. Meski kejadian itu telah berlangsung dua puluh
tahun yang lalu, namun kami masih tetap berharap mudah-mudahan kami diberi
kesempatan bertemu dengan mereka dan membalas kebaikan mereka.
Di antara puluhan tentara yang diberi tugas menyiksa orang-orang Ikhwanul
Muslimin, ada seorang tentara yang memperlakukan ratusan orang Ikhwanul
Muslimin dengan baik, seakan-akan dia adalah bagian dari mereka. Ini sebuah
pemandangan yang sangat jarang dijumpai di tengah-tengah kebuasan tentara-tentara
yang lain. Namun akhirnya hal itu diketahui oleh pimpinan penjara dan la pun
dimasukkan ke dalam penjara bersama kami dan disiksa dengan siksaan yang tidak
manusiawi. Akan tetapi, kebaikan mereka tetap terukir dalam hati kami. Kehidupan
akhirat itu lebih mahal, dan pahala dari Allah itu lebih baik daripada sanjungan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 42
manusia.
Setelah saya jatuh tersungkur kerana ganasnya siksaan, ada seorang petugas
yang diperintahkan untuk menyuruh saya lari menuju sel penjara. Tatkala ia melihat
saya tidak mampu melakukan perintah itu, ia menolong saya dan membopong saya.
Akan tetapi, kejadian itu dilihat oleh salah seorang di antara mereka dan
melaporkannya kepada pimpinan. Akhirnya petugas tadi mendapatkan siksaan
cambuk yang lebih berat daripada siksaan yang kami alami, sebagai ganjaran atas
tindakan-nya dan agar yang lain merasa jera.
Meski ia sudah mengalami siksaan, tetapi ia tetap memberikan pertolongan
terhadap saya, ia memberi saya tambahan segelas air minum setiap harinya. Jatah
untuk kami hanya satu gelas dalam sehari semalam dan kadang-kadang tidak sama
sekali. Nama petugas itu adalah Rasyad Mifrak. Mungkin Anda bertanya bagaimana
saya bisa mengetahui nama petugas itu. Suatu waktu saya memanggilnya dengan
namanya, ia kaget dan marah lalu berkata, "Bagaimana Anda mengetahui nama saya? Ia
sebuah larangan!" Saya berkata, "Wahai Tuan Rasyad, nama Tuan tertulis di lengan
Tuan." Lalu dengan cepat ia mengikat lengannya dengan sapu tangan agar nama yang
tertatu di lengannya itu tidak terbaca.
Masuk Islamnya Roger Garaudy
Apa yang menjadikannya masuk Islam? Marilah kita semak pemaparannya.
"Saat itu saya termasuk dalam pasukan Perancis yang ditugaskan memerangi kaum
muslimin Aljazair pada peristiwa pergolakan di Aljazair pada tahun 1960 M. Dalam
peristiwa itu saya tertangkap sebagai tawanan kaum mujahidin Aljazair. Setelah
keputusan diambil maka ditetapkan bahawa saya harus dihukum mati. Pemimpin
mujahidin memberikan tugas itu kepada seorang mujahid dan memerintahkan agar
hukuman itu dilakukan di atas bukit. Tatkala saya berada di atas bukit bersama
seorang mujahid tadi, tanpa ada pengawalan, mujahid itu bertanya kepada saya,
'Apakah Anda membawa senjata?' Saya menjawab, 'Tidak, saya tidak membawa
senjata.' Mujahid itu berkata, 'Bagaimana mungkin saya membunuh orang yang tidak
bersenjata.' Kemudian saya dilepaskan."
Garaudy berkata, "Bertahun-tahun kejadian ini terus menggelitik hati saya.
Kemudian saya mempelajari Islam, sehingga menjadi gamblang pemahaman say a
terhadap ajaran Islam. Kejadian ini sangat berperan dalam keislaman saya." Dunia pun
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 43
gempar dengan masuk Islamnya Roger Garaudy.
Keenam, Menolong Orang yang Lemah
Dalam suasana yang berdesak-desakan tatkala bepergian —baik saat berangkat
mahupun saat pulang; baik di pesawat terbang, kereta api, mahupun yang lain—
seseorang pasti membutuhkan orang lain yang mahu mem-bantunya untuk
mengangkat dan menjagakan barang-barang bawaannya. Betapa banyak orang yang
melaku-kan perjalanan sedang dirinya dalam keadaan sakit, sudah barang tentu ia
membutuhkan orang yang mahu membawakan barang-barang bawaannya.
Kadang-kadang ada orang yang ingin mengirimkan sebuah paket pos atau surat
kilat, tetapi ia tidak bisa melakukannya sendiri, mungkin kerana sakit atau kerana
yang lain.
Maka alangkah baiknya jika Andalah orang yang tampil memberikan bantuanbantuan
tersebut. Rasul saw. sudah menganjurkan kepada kita agar melakukan hal
semacam ini, sebagaimana dalam hadits yang diriwa-yatkan oleh Muslim dari Muadz
bin Jabbal ra.,
"... dan menolong orang, dengan mengangkatnya atau mengangkatkan barangbarangnya
ke atas kendaraannya adalah sedekah."
Dari Abu Sa'id Al-Khudri ra., ia berkata, "Tatkala kami dalam perjalanan bersama
Rasulullah, tiba-tiba datang seorang laki-laki menunggang kendaraan lalu menengok
ke kanan dan ke kiri." Maka Rasulullah saw, bersabda,
"Barangsiapa mempunyai perbekalan lebih, hendaklah memberikannya kepada
orangyang tidak mempunyai perbekalan. "
Banyak di antara kita yang mempunyai mobil, bah-kan kadang-kadang lebih dari
satu. Hal ini merupakan kesempatan bagi kita untuk menolong orang-orang yang
membutuhkan tumpangan, dan tentu saja akan memberikan kesan yang amat dalam
bagi mereka.
Ada seorang teman yang dalam setiap waktu luang-nya selalu berputar-putar
dengan mobilnya menyusuri jalanan, dengan harapan akan menjumpai orang yang
memerlukan bantuannya. Dengan perilaku yang demi-kian, ia mempunyai banyak
teman di setiap sudut kota.
Suatu hari petugas lalu lintas menangkapnya dengan tuduhan telah melanggar
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 44
peraturan, yakni menggunakan mobil pribadi untuk mengangkut penumpang. Akan
tetapi, setelah petugas tersebut mengetahui bahawa pe-kerjaannya itu dilakukan hanya
kerana ingin menolong tanpa meminta upah, mereka pun kaget dan kagum,
kemudian melepaskannya.
Pada hari-hari pertama keikutsertaan saya dalam dakwah Ikhwanul Muslimin,
saya berusaha menemukan cara untuk berkenalan dengan orang lain.
Tatkala saya sedang naik trem, saya usahakan agar saya bisa berdiri di tangga,
dengan harapan agar saya dapat menolong menaikkan atau menurunkan barang
bawaan. Akan tetapi, banyak penumpang yang menolak maksud baik saya, kerana
prasangka yang buruk telah lebih dahulu mengisi benak mereka. Mereka menganggap
saya sebagai seorang pencuri. Sejak hari itu, saya menyadari bahawa pekerjaan seperti
ini harus mendapat izin dari yang mempunyai barang terlebih dahulu, kalau tidak, kita
akan berurusan dengan aparat keamanan.
Di antara tulisan Ustadz Umar At-Tilmisani yang dimuat di harian Asy-Syarqul
Ausath, berbunyi, "Beberapa waktu lamanya, di Mesir pernah merajalela para
perompak yang menghadang jalanan di malam hari. Modus operandinya adalah
dengan berpura-pura sebagai seorang yang terkena musibah, lalu mereka menghentikan
mobil yang sedang lewat dengan alasan memmta tolong. Akan tetapi, setelah mobil itu
berhenti mereka langsung merampok segala yang ada di mobil, bahkan pakaian yang
dikenakan oleh para penumpangnya pun ikutdisikat."
Pada suatu hari yang sudah lewat tengah malam, Ustadz Hasan Al-Banna masih
dalam perjalanannya pulang ke Kairo. Dalam perjalanan itu beliau melihat sebuah
mobil sedang berhenti di pinggir jalan dan seseorang menghentikan mobil beliau.
Tanpa ragu-ragu beliau meminta pemandunya agar menghentikan mobil, lalu beliau
pun turun dan mobil dan mendekati laki-laki tersebut, serta menanyakan hal yang
dibutuhkan. Laki-laki itu mengatakan bahawa bahan bakar mobilnya habis, maka
dengan sangat memohon agar diberi sedikit benzene. Pada masa itu klakson mobil belum
secanggih sekarang, masih berupa terompet pijat, yaitu sebuah terompet yang
berbadankan kantong udara yang terbuat dan kulit. Jika kantong itu ditekan maka
terompet itu akan berbunyi. Ustadz Hasan Al-Banna lalu kembali ke mobilnya dan
melepas kantong terompet itu serta mengisinya dengan benzene beberapa kali. Ini
semua beliau lakukan tanpa harus menanyakan terlebih dahulu nama, agama, atau
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 45
pekerjaan orang yang ditolong itu. Inilah sifat ulama dalam berbuat kebajikan. Lakilaki
ltu terhairan-hairan dengan sikap beliau, maka la memperkenalkan dirinya,
"Nama saya Muhammad Abdurrasul, hakim di penga-dilan Kairo. Siapakah nama
Anda?" Dengan tawadhu' beliau menjawab, "Nama saya Hasan Al-Banna, guru di
Madrasah Ibtida'iyah Al-Banin." Hakim itu bertanya, "Hasan Al-Banna, Ketua Umum
Ikhwanul Muslimin?" Beliau menjawab, "Ya." Sejak saat itu Ustadz Muhammad
Abdurrasul berdiri sebagai pembela Ikhwanul Muslimin di pengadilan.
Inilah kisah yang diceritakan oleh Ustadz Muhammad Abdurrasul kepada saya,
tatkala beliau menjabat sebagai hakim di pengadilan Syabin Al-Kum. Allah-lah yang
menjadi saksi atas segala yang saya paparkan.
Kisah ini dialami oleh seorang muslim warga negara Jerman yang bernama Yahya
Syuvskuh. Kisah ini bermula tatkala ia dan isterinya menumpang kendaraan
umum. Waktu itu mereka berdua duduk di kursi. Tidak lama kemudian seorang lakilaki
tua berkebangsaan Afrika naik dan ternyata kursi-kursi sudah penuh dengan
penumpang, sehingga bapak tua itu pun berdiri. Dengan cepat Yahya bangkit dan
mempersilakan bapak tua itu untuk duduk. Bapak tua ltu pun berterima kasih lalu
duduk, namun tiba-tiba la menangis. Yahya terkejut dan bertanya tentang sebabnya,
tetapi tak menemukan hasil, kerana bapak tua itu berbicara dengan bahasa Inggris
sedangkan Yahya tidak dapat berbahasa Inggris. Lalu ia mencari tahu dan para
penumpang yang lain, dan dari merekalah ia mengetahui bahawa bapak tua itu
datang dari Afrika Selatan dan baru pertama kali ini bapak tua itu melihat ada orang
kulit putih yang mahu memberikan tempat duduknya. Yahya menceritakan kisah
ini seraya berkata, "Inilah Islam."
Masih dalam kisah Yahya. Kisahnya kali ini terjadi tatkala ia berada di kota
Makkah. Ketika tiba waktu shalat, ia pergi ke Masjid Al-Haram. Ia lupa tidak
membawa sajadah. Tatkala berdiri untuk melakukan shalat ia melihat di tempat
sujudnya terdapat batu-batu kerikil, ia berkata dalam hati, "Ini adalah bagianku."
Akan tetapi, tiba-tiba orang berkebangsaan India yang berada di sebelahnya
melepaskan jaketnya dan menghampar-kannya di tempat sujud Yahya. Yahya
menutup kisahnya dengan ucapan, "Inilah Islam."
Senyummu di Depan Saudaramu adalah Sedekah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 46
Rasulullah saw. bersabda, "Senyummu di muka saudaramu adalah sedekah,"
dan bukan "Senyummu untuk saudaramu." Dalam hadits di atas dipakai kata
"muka", kerana pada wajah terdapat banyak indra, dan ia merupakan gambaran hakiki
seorang manusia. Oleh kerananya, sebuah senyuman yang tidak terlihat oleh saudara
kita, tidak akan mempunyai erti dan tidak akan berkesan.
Senyuman adalah gambaran isi hati yang menggerakkan perasaan dan memancar
pada wajah seperti kilatan cahaya, seakan berbicara dan memanggil, sehingga hati
yang mendengar akan terpikat.
Senyuman yang dibuat-buat tidaklah sama dengan senyuman yang tulus ikhlas.
Senyuman yang dibuat-buat adalah sebuah kreasi seni, tak lebih dan sebuah plastik.
Sedangkan senyuman yang tulus ikhlas adalah fitrah; ia ibarat bunga yang mekar di
tangkamya, indah dipandang mata, dan harum baunya, yang menjadikan jiwa terlena
dan bersimpati. Mengenai hal ini Rasulullah telah mengingatkan kepada kita dengan
sabdanya,
"Kamu tidak akan dapat membahagiakan orang lain dengan hartamu, tetapi yang
dapat membahagiakan mereka adalah wajah yang ceria dan akhlak yang mulia."
Lima puluh tahun yang lalu, penemuan ilmiah menyebutkan bahwa
tumbuh-tumbuhan akan semakin subur manakala berada di tempat yang di situ
terdapat alunan suara berirama slow, dan tumbuh-tumbuhan itu akan merasa "gembira"
tatkala pemihknya menyirami-nya dengan air yang sejuk. Namun sebaliknya, tumbuhtumbuhan
itu akan "menangis" tatkala ada yang meme-tik tangkai dan bunganya.
Rasulullah saw. bersabda,
"Uhud adalah gunung yang mencintai kita dan kita pun mencintainya."
Jika demikian keadaan tumbuh-tumbuhan dan benda-benda padat, maka
keadaan manusia yang telah diberi oleh Allah swt. nikmat berupa indra dan akal
tentu lebih dari itu. Itulah rahasia yang tersimpan dalam diri manusia. Manakala ia
dapat menyibak rahasia itu, Allah akan membukakan baginya penglihatan dan mata
hati mereka yang lalai dan terlena dalam kemaksiatan. Dengan iman, perasaan, dan
kekuatan ruhiah, Islam mengubah banyak manusia dengan sebuah perubahan yang
tidak bisa dilakukan oleh kekuatan-kekuatan materi.
Seorang da'i hendaklah merasakan nikmat iman yang tulus ikhlas, sehingga
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 47
ia dapat menembus batu sekeras apa pun dan dapat menumbuhkan pepohonan meski
di tengah padang pasir yang gersang. Ia akan dapat mencetak khairu ummah (umat
terbaik). Kalau kita teliti, maka akan kita ketahui bahwa yang menyebabkan
generasi pertama umat ini masuk Islam adalah senyuman yang tulus, pandangan yang
teduh, pergaulan yang sim-patik, dan ucapan yang berkesan.
Penampilan Seorang Da'i
Cara bertutur kata dan penampilan seorang da'i akan menarik perhatian orang
yang mendengar dan melihat-nya, karena pada dasarnya jiwa manusia cenderung dan
tertarik dengan penampilan yang indah dan baik. Dari sini kita bisa melihat bahwa
yang dipilih sebagai personil-personil pemasaran hasil produksi adalah orang-orang
yang berpenampilan menarik, di sampmg kualitas produk yang terbaik.
Pada hakikatnya, dakwah adalah menawarkan sebuah risalah dan landasan
pola berpikir yang tercermin dalam akhlak, kepnbadian, dan penampilan. Imam
Hasan Al-Banna pernah ditanya, "Kenapa Anda tidak menyusun buku?" Beliau
menjawab, "Tugas saya bukanlah untuk menyusun buku, karena buku biasa-nya
akan diletakkan di perpustakaan dan sedikit sekali orang yang mau membacanya.
Lain halnya dengan seorang muslim, ia adalah 'buku yang senantiasa
terbuka' ke mana pun ia berjalan, itu adalah dakwah." Betapa banyak da'i yang
tidak pandai berbicara dan berkhutbah, tetapi dengan rahmat Allah banyak mad'u
yang berdiri di sampingnya. Ini disebabkan oleh getaran jiwa, pantulan wajah,
kelembutan perasaan, penampilan yang simpatik, ditambah lagi dengan keimanan
yang mendalam (al-iman al-amiq), serta pemahaman yang rinci dan syamil (al-fahmu addaqiq)
yang dimiliki oleh seorang da'i. Ini bukanlah merupakan hal yang baru, karena
ia sudah ada sejak masa-masa awal perjalanan dakwah islamiah. Kita bisa
menyaksikan sahabat Dahyah Al-Kalbi ra., delegasi Rasulullah saw. yang diutus
menemui Heraklius, penguasa Rumawi. Dahyah ra. termasuk dalam deretan
sahabat yang terkemuka. Ia mempunyai postur tubuh yang baik dan wajah yang
tampan. Suatu saat —tatkala menyampaikan wahyu—Jibril as. pernah turun dengan
menyerupai Dahyah ra. la bukan terma-suk ahli Badr. Peperangan yang pertama kali
ia ikuti adalah perang Khandaq. Ia juga ikut serta dalam perang Yarmuk sebagai
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 48
pemimpm pasukan bagian. Mush'ab bin Umair ra. juga berwajah tampan dan
berpenampilan simpatik. Ibnu Sa'ad menceritakan dalam Tbabaqat-nya., "Ibunda
Mush'ab adalah wanita yang kaya raya. Ia mem-berikan sebaik-baik pakaian dan sebaikbaik
wewangian untuk Mush'ab. Sandalnya buatan Hadhramaut. Rasulullah
pernah bersabda,' Aku tidak pernah mehhat di kota Makkah ini orang yang lebih
indah rambutnya, lebih halus pakaiannya, dan lebih banyak kenikmatan-nya, daripada
Mush'ab bin Umair ra.'"
Ja'far bin Abu Thalib ra. yang meraih syahadah (kesyahidan) di perang
Mu'tah juga berwajah tampan dan berpenampilan menank. Beliau termasuk delegasi
yang diutus oleh Rasulullah saw. kepada para raja dan penguasa.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa ada seorang laki-laki tampan yang
datang kepada Rasulullah saw., 'alu berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya
adalah Drang yang suka keindahan dan saya telah diberi oleh Mlah keindahan itu,
seperti yang engkau saksikan, sampai-sampai saya tidak suka jika ada orang yang
nelebihi saya meskipun hanya berupa sandal jepit. \pakah ini termasuk sifat
sombong?" Rasulullah men-awab, "Tidak, sesunggubnya yang dimaksud dengan sifat
ombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan nang lain." (HR. Abu Daud)
Begitu pula seorang da'i yang hidup dalam sebuah masyarakat atau yang
menjadi utusan pada sebuah ya-yasan atati jamaah, hendaklah senantiasa
berpenampilan baik dan berakhlak mulia. Sebuah ungkapan menga-takan,
"Keberhasilan sebuah misi akan bergantung pada si pembawa misi tersebut."
Penampilan dan akhlak yang baik akan membuat orang yang baru saja
memandang menjadi tertarik dan simpati. Maka kita akan menjumpai ada sebagian
orang yang menggantungkan kepercayaan melalui pandangan matanya.
Mush'ab bin Umair ra.
Pada dirinya terdapat kemampuan dan sifat dasar yang harus dimiliki oleh
seorang da'i, ditambah lagi dengan wajahnya yang tampan dan penampilannya
yang menarik. Ia adalah duta pertama yang diutus Rasulullah saw. kepada
penduduk kota Madinah.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 49
Tatkala sampai di Madinah, ia singgah di rumah As'ad bin Zurarah.
Sementara itu ada dua orang yang bernama Sa'adz bin Mu'adz dan Usaid bin
Hudhair, keduanya adalah pemimpm suku Bam Abdil Asyhal dan penganut
kepercayaan nenek moyang mereka.
Tatkala mendengar berita tentang Mush'ab bin Umair ra., Sa'ad berkata
kepada Usaid, "Pergilah, temui orang yang telah memasuki wilayah kita dan
mengelabui masyarakat kita yang lemah ltu. Usir keduanya dan jangan sekali-kali
diperbolehkan mendatangi kaum kita. Kalau bukan karena keberadaan As'ad
niscaya aku sudah pergi mendatangi mereka dan tidak menyuruhmu. Seperti yang
kamu ketahui, ia (As'ad bin Zurarah) adalah anak bibiku."
Usaid mengambil tombaknya lalu pergi mendatangi keduanya. Tatkala As'ad
mengetahui kedatangannya, ia berkata kepada Mush'ab, "Dia adalah seorang pemimpin
suku dan telah mendatangimu, maka berlaku benar-lah kepada Allah." Mush'ab
berkata, "Jika la mau duduk, maka saya akan berbicara kepadanya."
Usaid masuk dan langsung mendamprat (pada saat itu masih dalam posisi
berdiri), "Apa maksud kalian da-tang kapada kami dan mempu orang-orang yang
lemah? Tinggalkanlah kami, jika kalian masih menyayangi nyawa kalian!"
Setelah selesai, Mush'ab berkata dengan sangat halus, :'Bagaimana jika Anda
duduk terlebih dahulu dan men-iengarkan perkataan kami? Jika Anda suka maka ambilah,
dan jika Anda tidak suka maka tinggalkanlah," Usaid ?erkata, "Anda berlaku adil."
Kemudian ia meletakkan ;ombaknya dan duduk. Mush'ab lalu memberitahukan Ian
menjelaskan kepadanya tentang Islam dan membaca-jan ayat-ayat Al-Qur'an.
Keduanya mencentakan, "Demi Allah, kami sudah nelihat pada wajahnya
pancaran cahaya Islam, sebelum a berkata dengan wajah yang lebih ceria."
Kemudian Usaid berkata, "Alangkah mdahnya ajaran-ajaran ini. Apa yang
kalian perbuat tatkala hen-dak memasuki agama ini?" Keduanya menjawab, "Mandilah
dan bersihkan kedua pakaianmu. Kemudian ucap-kanlah syahadat dan setelah
itu dirikanlah shalat."
Usaid kemudian bangkit untuk mandi dan member-sihkan pakaiannya, lalu
mengucap syahadat dan dilan-jutkan dengan shalat dua rakaat. Kemudian ia berkata,
"Ada seorang laki-laki, jika ia masuk Islam maka seluruh kaumnya akan mengikutinya.
Saya akan menyuruhnya menghadap kalian. Orang itu bernama Sa'ad bin
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 50
Mu'adz."
Usaid mengambil tombaknya dan beranjak pergi menemui Sa'ad dan
kaumnya. Ketika menyaksikan kehadiran Usaid yang telah berubah dan saat Usaid
sudah berada di hadapan mereka, Sa'ad bertanya, "Wa-hai Usaid, apa yang telah kamu
perbuat?" Usaid berkata, "Saya telah bertemu dan berbicara dengan kedua orang itu
dan ternyata mereka tidak membahayakan. Saya juga telah mencegah mereka. Lalu
mereka berkata, 'Kami berbuat apa yang Anda sukai.' Saya telah mendengar berita
bahwa Bani Haritsah telah berangkat menuju rumah As'ad bin Zurarah. untuk
membunuhnya dengan tujuan menghinakan dirimu, karena mereka tahu bahwa As'ad
adalah anak bibimu." Dengan marah Sa'ad mengambil tombak dan berkata, "Wahai
Usaid, Demi Tuhan, kamu belum berbuat apa-apa." Kemudian ia keluar menuju rumah
As'ad bin Zurarah. Dan pada akhirnya apa yang terjadi pada Usaid terjadi pula pada
Sa'ad bin Mu'adz.
Demikianlah tatkala Usaid datang dengan marah, Mush'ab justru
menyambutnya dengan senyum dan ketenangan. Sikap imlah yang dapat
melunakkan hati sekeras apa pun. Mush'ab adalah da'i yang membawa risalah yang
amat agung dan suci. Oleh karena itu, dia sangat mengerti akan sikap yang tepat pada
saat yang tepat pula. la tidak terpengaruh dengan kemarahan Usaid, tetapi justru
sebaliknya, la berperilaku dengan akhlak yang mulia.
Kemudian, Mush'ab berkata dengan perkataan yang lemah lembut dan
menggugah perasaan lawan bicaranya untuk kembali kepada fitrah dan keadilan,
"Bagaimana jika Anda duduk dan mendengarkan perkataan saya? Jika Anda
menyukai perkataan saya, maka ambillah dan jika Anda tidak menyukai, maka kami
akan menjauhkan apa yang Anda benci itu dari diri Anda." Memang, tatkala
menyampaikan dakwahnya, seorang da'i akan melihat dampak pada wajah mad'unya.
Setelah masuk Islam, ia (Usaid in Hudhair) berubah dari mad'u menjadi
seorang da'i. Lalu ia mencari cara agar Sa'ad mau menemui dan mau mendengarkan
perkataan Mush'ab ra. seperti yang telah ia alami.
"Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu hingga ia mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri."
Dikatakan juga bahwa belum sempurna juga iman seseorang sebelum ia
merasa bahagia jika hal yang ia sukai itu terjadi juga pada saudaranya. Akhirnya Sa'ad
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 51
pun masuk Islam disertai katimnya, Bani Abdul Asyhal.
As'ad berkata kepada Mush'ab ra., tatkala melihat kedatangan Usaid, "Hai
Mush'ab, ia adalah pemimpin suku maka berlaku jujurlah kepada Allah swt."
Sungguh merupakan sebuah perkataan yang akan tetap langgeng, sebuah senjata dan
sumber kekuatan bagi seorang da'i, "Berlaku jujurlah kepada Allah swt." Seorang da'i
harus berlaku ikhlas hanya mencari ridha Allah swt., tidak untuk tujuan-tujuan
selain Allah. Dengan ikhlas ltulah Allah akan berkenan membukakan pmtu hidayah-
Nya. ltulah makna syiar kita: "Allah adalah tujuan kami".
Kisah yang terjadi pada Mush'ab ra. bersama Usaid dan Sa'ad memberikan
banyak pelajaran yang berharga. Semua ini terjadi semata-mata atas hidayah
(petunjuk) Allah 'Azzawajalla.
Pandangan Kasih Sayang
Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa memandang saudaranya dengan kasih
sayang niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya."
Apakah pandangan yang dimaksud oleh hadits di atas adalah pandangan
sekilas atau pandangan yang dipenuhi keteduhan dan kasih sayang?
Yang dimaksud oleh hadits itu adalah pandangan yang ditujukan pada hati
dan mengajaknya berbicara dengan lemah lembut. Ibarat kamera, hanya dengan satu
kilatan dapat menangkap gambar yang sangat indah. Itu semua tidak akan terwujud
kecuali dengan pandangan yang tulus dan suci, pandangan yang penuh kasih
sayang dan penuh rasa cmta karena Allah.
Mata adalah sarana terpenting bagi seorang da'i dan merupakan wasilah yang
dampaknya sangat besar bagi mad'u. Karena ketika seorang da'i memandang saudaranya
sesama muslim dengan penuh kasih sayang, seakan-akan ia telah memberikan
hartanya yang paling ber-harga.
Jika pandangan seseorang yang dipenuhi oleh rasa dengki saja dapat
menghancurkan, maka pandangan yang penuh cinta dan kasih sayang juga dapat
berpe-ngaruh dalam mengantarkan kepada kebenaran yang akhirnya dapat
mempererat barisan dan memperkuat bangunan. Ini merupakan kekuatan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 52
terpendam yang dimiliki oleh manusia.
Apa yang Anda sembunyikan dalam hati akan ter-singkap dengan tatapan
mata. Seorang muslim adalah cermin bagi saudaranya. Allah swt. berfirman,
"Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak
mengetahui suatu apa pun dan Dia memberi kalianpendengaran, penglihatan, dan hati,
agar kalian bersyukur." (An-Nahl: 78)
Suatu ketika saya diundang untuk memberikan ceramah di perkemahan
musim panas di salah satu ne-gara Arab. Saya sudah banyak mengenal pemuda yang
ikut dalam perkemahan itu. Tatkala kami datang ke tempat itu pada waktu yang
telah ditentukan, ternyata tidak seorang pun menyambut kedatangan kami. Bebe-rapa
saat kemudian ada beberapa pemuda yang berjalan dengan hati-hati dan malu-malu
menuju ke arah kami, dan itulah yang menyebabkan mereka mendapatkan sanksi
dari ketua regu. Suasana pun menjadi sangat kaku dan itu berlangsung agak lama.
Shalat berjamaah dan santap makan pun berlangsung dalam suasana yang masih
kaku. Kemudian saya dipersilakan memberikan taushiah (nasihat). Pembicaraan saya
sama sekali tidak menyinggung kejadian yang baru saja terjadi, yang belum pernah
saya jumpai sebelumnya. Setelah acara selesai saya pun pulang.
Tetapi saya khawatir kaku kejadian seperti ini tidak diluruskan, pemudapemuda
tadi akan ter-sibghah (terpola) dengan perilaku yang bertentangan dengan
ruh dakwah dan ukhuwah islamiah. Oleh karenanya, saya sempatkan untuk
bertemu dengan mereka.
Dalam pertemuan itu saya mengatakan, "Sesungguh-nya apa yang saya alarm
pada pertemuan pertama di perkemahan itu membuat saya sedih. Jika peraturan
perkemahan seperti itu (yakni: tidak boleh menyambut tamu), maka itu sangat
keterlaluan. Peraturan milker saja tidak melalaikan etika memuliakan tamu yang harus
disambut dengan hangat, lebih-lebih jika tamu itu adalah tamu undangan. Apalagi ini
adalah perkemahan lslami. Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati
tamunya." (HR. Muslim)
Sebetulnya, apa yang saya alami waktu itu bisa saya jadikan sebagai tema
pembicaraan, dengan menunjuk-kan letak kesalahan sikap itu. Akan tetapi, manhaj
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 53
dak-wah mengajarkan agar saya tidak marah hanya karena perasaan pribadi. Oleh
karenanya, saya tekan gejolak perasaan saya demi menghormati penanggung
jawab perkemahan itu. Meskipun pada waktu itu saya bisa membahasnya secara
smgkat dan dengan sindiran saja, tetapi saya lebih mengutamakan ketaatan dan
berjalan sesuai dengan peraturan perkemahan.
Kaidah kita dalam memberikan nasihat itu adalah: 'Hendaklah nasihatmu
terhadap saudaramu kamu laku-kan dengan sindiran, bukan terang-terangan, dan
untuk membimbing kepada kebenaran bukan untuk menya-kiti'.
Saudaraku sekalian, sesungguhnya orang seperti saya ini dapat datang ke
tempat ini dengan melewati perjalanan panjang dan melelahkan, serta menempuh
jalan ribuan mil. Saya datang kepada kalian dengan perasaan nndu dan kasih sayang
tanpa ada tujuan duniawi dan tujuan pribadi. Saya datang untuk melihat wajah-wajah
kalian dan itulah nikmat yang sangat besar yang dapat menghilangkan rasa penat dan
lelah setelah menempuh perjalanan panjang. Pandangan inilah yang sermg terukir
dengan untaian kata yang amat indah,
‘Barangsiapa memandang saudaranya dengan pandangan penuh kasih sayang,
maka Allah swt. akan meng-ampuni dosa-dosanya.' Allah swt. berfirman,
"Bersabarlah kalian bersama-sama dengan orang yang menyeru Rabb-nya dipagi dan
senja hari dengan mengha-rap keridhaan-Nya, janganlah kedua mata kalian berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini danjanganlah kalian
mengikuti orang yang hati-nya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menu-ruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas." (Al-Kahfi: 28)
Apakah setelah semua ini kalian mengharamkan pandangan itu dan
menghalangi datangnya maghfirah (ampunan) Allah swt.?
Tidakkah kalian mengetahui dari perjalanan hidup Rasulullah saw., betapa
berharganya mlai sebuah pandangan. Marilah kita lihat bagaimana kisah Ka'ab bin
Malik ra., seorang sahabat yang masuk dalam deretan sahabat-sahabat yang tidak
ikut dalam perang Tabuk. Allah swt. menurunkan sanksi kepada ketiga orang itu, di
antaranya adalah Ka'ab bin Malik, yaitu agar seluruh kaum mushmin tidak
berhubungan dengan mereka.
Ka'ab berkata, 'Kaum muslimin telah mengucilkan kami selama lima puluh hari
hingga bumi mi terasa sem-pit, dan rasanya tidak ada tempat kembali kecuali Allah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 54
swt. Sayalah yang paling tegar di antara ketiga orang tersebut. Saya masih tetap ikut
shalat berjamaah di masjid dan masih tetap pergi ke pasar walau tidak seorang pun
mengajak saya bicara.
Saya datang kepada Rasulullah yang waktu itu sedang duduk di masjid
setelah mengerjakan shalat. Saya mengucapkan salam saya. Lalu saya duduk di
sebelah-nya sambil sesekali melirik kepada beliau. Tatkala saya menatapnya, beliau
memalingkan wajahnya.' Saudaraku sekalian ...
Sangsi itu datangnya dari Allah swt.lMeski demikian Rasulullah saw. yang
diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam masih tetap memandang kepada Ka'ab ra.,
begitu juga dengan Ka'ab yang masih berusaha untuk mencuri pandang. Sanksi itu
adalah untuk pengajaran dan pendi-dikan, bukan untuk balas dendam. Jika kita
kehilangan pandangan yang penuh kasih sayang, maka kita telah kehilangan rahmat
kehidupan.
Dalam petikan sirah nabawiyah juga dipaparkan be-tapa Rasulullah senantiasa
menghiasi kehidupan dengan nuansa keindahan.
Kaum muslimin yang waktu itu sedang mengerjakan shalat merasa gembira
tatkala melihat Rasulullah saw. membuka tirai dan memandang dengan tersenyum
kepada mereka. Padahal waktu itu (di hari-hari akhir hayatnya) Rasulullah saw.
sedang sakit, sehingga mereka mengira bahwa Rasulullah telah sembuh dari sakitnya.
Mereka tidak menyangka bahwa itu adalah pandangan perpisahan."
Setelah pembicaraan tentang pentingnya pandangan itu selesai, banyak di
antara ikhwah yang mengucurkan air mata. Beberapa han kemudian banyak ikhwah
yang berkirim surat mengungkapkan kebenaran apa yang telah saya sampaikan.
Pada tahun 1943 M. saya terpilih sebagai Ketua Ikhwanul Muslimin di
Ra'suttin, Iskandaria. Peraturan yang berlaku berkaitan dengan kebersihan adalah
dalam setiap harinya ada seorang anggota Ikhwan yang dibe-bani untuk
membersihkan balai pertemuan.
Pada suatu hari, ketika saya sedang membersihkan balai pertemuan
tersebut, tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu. Tentu saja penampilan saya
waktu itu tidak lebih dari seorang tukang kebun. Saya membuka pintu dan di situ
berdiri seorang pemuda kira-kira berumur tujuh belas tahun, berwajah ceria dan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 55
tampan. Dengan senyuman ia mengucap salam dan berkata, "Nama saya Awiz,
saya ikut dalam acara mi." Saya persilakan ia untuk duduk.
Setelah semuanya bersih dan kursi-kursi pun sudah tertata rapi, saya menulis
tema ceramah dan nama pem-bicaranya di papan tulis.
Setelah shalat maghrib, pembicara dan hadirin ber-datangan. Saya berdiri di
atas mimbar dan mengucapkan terima kasih atas kedatangan mereka. Setelah itu saya
mempersilakan pembicara untuk menyampaikan materinya.
Pertemuan telah usai dan dua penampilan saya yang berbeda menjadikan
pemuda tadi bertanya-tanya dalam hati. Hari-hari pun terus berjalan dan pemuda itu
masih terus aktif. Ia datang bersama teman-teman dekatnya hingga akhirnya ia dapat
mengajak teman-temannya dalam perkumpulan olahraga untuk menjadi anggota
Ikhwanul Muslimin.
Saya sudah menaruh simpati pada pemuda itu sejak pertama kali bertemu,
tetapi saya tidak bisa mengung-kapkan perasaan ini karena masyarakat kita belum
terbiasa dengan hal semacam itu. Masyarakat kita hanya mengenal bahwa kata "cmta"
itu hanya layak untuk diucapkan oleh seorang laki-laki pada seorang wanita. Adapun
jika kata itu diucapkan oleh seorang laki-laki kepada seorang laki-laki, itu adalah hal
yang aneh.
Hari-hari itu pun terus berjalan dan perasaan terse-but terus menyiksa batin
saya. Sampai pada akhirnya kami membaca sirah Rasulullah sehingga hati kami dapat
menangkap cahayanya dan menghirup harum baunya. Dari Anas ra. bahwa ada
seorang laki-laki berada di dekat Rasulullah saw., lalu ada seorang laki-laki lain lewat
di depannya. Orang (yang berada di dekat Rasulullah) itu berkata, "Ya Rasul,
sungguh saya mencintai orang itu." Rasulullah bertanya, "Apakah kamu sudah
memberi-tahunya?" la berkata, "Belum." Rasulullah bersabda, "Bentahukan
kepadanya." Kemudian ia mendekati orang itu dan berkata, "Sungguh aku
mencintaimu karena Allah swt." Laki-laki itu menjawab, "Mudah-mudahan Allah —
yang karena-Nya engkau mencintai aku— mencintaimu." Berkata Rasulullah saw.,
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mencintai
Usamah bin Zaid." (HR. Bukhari)
Dengan taujih nabawiyah ini hati saya menjadi ten-teram. Sekarang saya
mengetahui bahwa Islam tidak menutup pintu cinta dan kasih sayang, tetapi
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 56
member-sihkannya dari tradisi jahiliah agar menjadi taman yang indah, yaitu "cinta
karena Allah". Begitulah, akhirnya kata-kata indah itu menghiasi hari-hari kami, baik
mela-lui lisan maupun tulisan.
Pada tahun 1948 M. saya dipindahkan dan Iskan-daria ke Asyuth. Suatu
pagi, ketika saya berangkat ke tempat kerja, di tengah jalan saya bertemu
dengan seorang pemuda berseragam sekolah menengah atas. Saya tertank dengan
pemuda itu, lalu dengan dorongan nurani dan perasaan itu saya mengutarakan
kepada ikhwah dengan harapan agar pemuda itu dapat diajak masuk ke dalam
jamaah. Mereka semua tampak kaget dan berkata, "Pemuda itu dari keluarga kaya
dan terhor-mat, bapaknya seorang tokoh di Asyuth ini." Saya menjawab, "Apakah
hanya rakyat kecil saja yang berhak masuk ke dalam jamaah kita? Bukankan
Rasulullah per-nah berdoa, 'Ya Allah, muliakanlah Islam dengan satu di antara
dua orang yang Engkau sukai: Umar bin Khathab atau Amr bin Hisyam?'"
Mereka tertawa dan berkata, "Lantas bagaimana caranya?" Saya berkata, "Ini baru
jawaban yang tepat. Tidak mudah bagi seseorang untuk melangkah kepada orang
lain tanpa adanya suatu alasan. Oleh karena itu, harus direncanakan dengan
matang dan melalui perantara yang lebih dekat dan segi tsaqafah dan umurnya."
Program ini berjalan selama enam bulan dan setelah itu pemuda yang kami
maksud tadi sudah menjadi bagian dari kami. Inilah makna dari syiar: "dakwah
adalah seni, bersabar dalam berdakwah adalah jihad".
Pada suatu hari kami berkunjung ke salah seorang tokoh Ikhwanul Muslimin.
Ketika kami duduk di ruang tamu, datanglah anak laki-lakinya yang sedang duduk di
bangku sekolah menengah atas dan mengucapkan salam. Tatkala mendekat kepada
saya, saya meman-dangnya dengan tersenyum dan mengatakan kepadanya beberapa
kalimat. Ketika ia keluar dan ruang tamu, bapaknya merasakan ada sesuatu yang telah
terjadi. Lalu ia berkata kepada saya, "Wahai saudara Abbas, saya mohon ia jangan
dimasukkan terlebih dahulu, tunggulah sampai la selesai dan bangku sekolah
menengah atas." Saya berkata, "Ini adalah pertama kali saya melihatnya. Kami akan
menunggu sampai la lulus dari sekolah menengah atas."
Akan tetapi, beberapa kalimat yang didengarnya pada perjumpaan itu
menggugah perasaan hatinya. Beberapa hari kemudian anak itu datang kepada
kami dengan membawa hati yang bersih dan semakin kuatlah hubungan
persaudaraan antara kami.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 57
Sebarkan Salam di Antaramu
Salam adalah salah satu dari asma Allah swt. Mengucapkan salam, baik
kepada orang yang Anda kenal maupun yang tidak Anda kenal akan
membangkitkan rasa aman, mempererat ikatan, dan menumbuhkan rasa cinta.
Rasulullah sendiri telah berwasiat tentang itu. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata
bahwa Rasul bersabda,
"Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman
hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku
tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling
mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!" (HR. Muslim)
Dengan begitu, Rasulullah saw. telah meletakkan ta-ngan kita pada satu kunci
yang amat penting. Mengucap atau menjawab salam akan dapat memberikan
gambaran seberapa jauh orang itu iltizam dengan ajar an Islam.
Ada perbedaan yang amat besar antara orang yang mengucapkan "Salam"
lalu dijawab dengan "Salam" dengan orang yang mengucapkan "Assalamu'alaikum
wa rahmatullahi wa barakatuh" lalu dijawab dengan "Wa'alaikumus-salam wa
rahmatullahi wa barakatuh". Ada beberapa orang yang tatkala Anda mengucapkan
"Assalamu 'alaikum", mereka menjawab dengan "Sela-mat Pagi" atau "Selamat
Datang", atau dengan jawaban-jawaban yang lain.
Dengan mengucap dan menjawab salam, Anda dapat mengenal orang lain dan
mengetahui tingkat konsistensi mereka terhadap ajaran agama. Sebagian orang ada
yang mengucapkan salam sebagaimana seorang komandan militer memerintah anak
buahnya, padahal mengucapkan salam merupakan ucapan selamat yang tersusun
dari untaian kata-kata yang sangat indah, yakni "as-salam" (kesejahteraan), "arrahmah"
(rahmat), dan "al-barakah" (berkah). Ucapan salam hendaknya keluar
dari lubuk hati yang paling dalam dan dikeluarkan dengan disertai pera-saan kasih
sayang, karena tujuan dari sebuah perkenalan adalah pernyataan hati.
Dari Abu Dzar ra., la berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah
sekah-kali kamu meremehkan kebaikan, meskipun hanya berupa keceriaan wajah
tatkala bertemu dengan saudaramu." (HR. Muslim)
Menjawab salam hukumnya wajib. Kita akan dapat membuat orang yang
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 58
mengucap salam itu bersimpati kepada kita, yaitu tatkala dengan sikap tanggap kita
menjawab ucapan salam tersebut dengan ucapan salam yang lebih baik dan dengan
tatapan wajah yang dihiasi dengan senyuman. Allah swt. berfirman,
"Apabila kalian diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan itu
(dengan yangserupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap
sesuatu." (An-Nisa': 86)
Mengucapkan salam tidak terbatas pada orang yang kita kenal saja, tetapi lebih
dianjurkan kepada orang yang belum kita kenal agar lebih memperluas perkenalan dan
ukhuwah islamiah.
Dari Abdullah bin Mas'ud ra. bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah saw., "Di antara ajaran Islam manakah yang paling baik?" Rasulullah
saw. menjawab, "Memberi makan dan mengucap salam kepada orang yang kamu
kenal dan yang tidak kamu kenal." (Muttafaqun 'Alaih)
Para sahabat ra. adalah generasi yang paling paham terhadap nilai dan
maksud ajaran ini. Dengan metode itulah generasi ini dapat merangkul banyak
orang.
Dari Thufail bin Abu Ka'ab ra. bahwa ia datang menemui Abdullah bin
Umar ra., lalu keduanya pergi ke pasar. Thufail menceritakan, "Tidaklah Ibnu
Umar melewati orang di tengah jalan atau menjual barang da-gangan atau orangorang
yang lain, kecuali la mengucap salam kepada mereka. Pada hari yang lain say a
datang ke tempat Abdullah bin Umar, kemudian ia mengajakku ke pasar. Saya
menjawab, 'Apayang akan Anda perbuat di pasar? Anda tidak membeli, tidak
bertanya tentang harga barang, tidak menawar, dan tidak duduk di tempat-tempat
duduk (yang ada di pasar)? Lebih baik kita duduk-duduk di sini dan bercakapcakap.'
Abdullah bin Umar menjawab, 'Wahai Abu Bathan (panggilan bagi Thufail
ra.), kita berjalan demi mengucapkan salam pada setiap orang yang kita jumpai.'"
(HR. Malik dan Al-Muwatha' dengan sanad yang shahih)
Mengucap salam di suatu tempat yang asing bagi kita, pada saat kita sangat
membutuhkan seorang teman, akan memberikan perasaan aman bagi kita dan
membuat orang yang berhadapan dengan kita merasa simpati. Ada pepatah kuno
mengatakan, "Seandainya bukan karena salam yang kau ucapkan sebelum kau
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 59
berbicara, niscaya aku telah memakan dagingmu sebelum memakan tulangmu."
Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, "Yang
mengendarai kendaraan hendaklah mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki,
yang berjalan kaki hendaklah mengucapkan salam kepada yang duduk, yang sedikit
mengucapkan salam kepada yang banyak, dan yang muda mengucapkan salam kepada
yang tua. Keutamaan orang yang lebih dahulu mengucapkan salam adalah sangat besar."
Dari Umamah ra., la berkata bahwa ada seorang yang bertanya kepada
Rasulullah saw., "Ya Rasul, di antara dua orang yang bertemu, manakah yang lebih
dahulu mengucapkan salam?" Rasul menjawab, "Yang lebih mencintai Allah swt."
Dari Abdullah bin Mas'ud ra., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"'As-salam' adalah salah satu dari asma Allah yang diletakkan di bumi, maka sebarkan
salam di antara kamu." (HR. Bukhari)
Di antara taujih Khalifah Umar bin Khathab ra. adalah, "Tiga hal yang dapat
membuat kecintaan saudaramu terhadapmu menjadi tulus (hanya karena Allah) ialah,
lebih dahulu mengucapkan salam, memanggilnya dengan panggilan yang ia sukai,
dan memberikan tempat duduk dalam satu majelis."
"Menjadi tulus" adalah sebuah ucapan indah yang dapat membersihkan rasa
cinta dari tujuan duniawi.
Lebih Dahulu Mengucap Salam
Jika Anda ingin berkenalan dengan seseorang, hendaklah Anda memulai
dengan mengucap salam karena
sikap itu mempunyai daya tarik tersendiri bagi orang tersebut, selain itu juga
mendapat pahala yang besar di sisi Allah.
Apabila Anda sudah berkenalan dengan seseorang dan beberapa hari kemudian
Anda berpapasan dengan orang tersebut hendaklah Anda mendahului menyapa
dan mengucapkan salam agar pertemuan yang pertama tidak hilang dengan sia-sia.
Hal ini karena pertemuan kedua merupakan penopang bagi pertemuan pertama.
"Sebaik-baik kamu adalah yang lebih dahulu mengucapkan salam."
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 60
Memanggilnya dengan Panggilan yang Paling Disukai
Pada zaman ini banyak orang menggunakan nama-nama aneh yang hanya
asal ucap saja. Lebih aneh lagi banyak orang merasa bangga jika menyandang
nama-nama itu, sehinggga jika ada orang yang memanggilnya dengan menggunakan
nama aslinya maka ia akan marah.
Tatkala kita sudah menjadi umat Muhammad saw., kita mempunyai kewajiban
agar memanggil orang lain dengan panggilan yang ia sukai, karena hal itu dapat
mempererat hubungan kita dengan orang tersebut.
Ada sebagian ikhwah yang memanggil orang yang lebih tua dan lebih tinggi
(pangkatnya) darinya dengan menggunakan nama saja tanpa ada embel-embel-nya..
la menganggap bahwa sikap itu adalah bentuk penerapan dari makna ukhuwah
islamiah. Maka kita jumpai ada seorang mahasiswa yang memanggil dosennya
dengan "akh", ada juga di antara ikhwab yang tatkala memper-silakan penceramah
hanya dengan menggunakan nama-nya saja dengan anggapan bahwa sikap itu lebih
men-jauhkan dari sikap riya'. Padahal embel-embel itu adalah wajar dan merupakan
haknya, bukan buatannya sendin. Lalu bagaimana orang-orang dapat mengenal
penceramah tersebut dengan betul, jika nama yang dimiliki oleh penceramah juga
dimiliki oleh banyak orang? Di mana-kah pula kita meletakkan sabda Rasul,
"Tempatkanlah orang lain pada posisi mereka?"
Di beberapa tempat ada yang memanggil dengan menggunakan kunyah,
seperti: wahai, Abu Muhammad! atau wahai, Abu Hasan! Barangkali ini lebih halus
didengar dan lebih dapat diterima oleh hati.
Memberikan Tempat Duduk dalam Satu Majelis
Anda diundang ke walimahan atau sedang takziyah. Tatkala Anda masuk ke
ruangan yang disediakan dan Anda menjumpai bahwa ruangan itu sudah penuh, tentunya
Anda akan malu, bingung, serta salah tingkah.
Jika pada saat itu ada di antara hadirin yang berada dalam ruangan tersebut
yang bangkit dan mempersila-kan Anda untuk duduk di tempatnya, tentunya Anda
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 61
akan merasa lega, dan kebaikan orang tersebut tidak akan terlupakan.
Seringkali ada orang yang masuk masjid —terutama pada waktu shalat
Jum'at— dan mencari tempat kosong di antara jamaah yang sedang duduk. Semua
mata memandangnya dengan keheranan dan perasaan tidak setuju, hingga akhirnya
ada orang yang menaruh belas kasihan kepadanya yaitu orang yang memahami
firman Allah swt.,
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian, 'Berlapanglapanglah
dalam majelis,' maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untuk kalian. Dan apabila dikatakan kepada kalian, 'Berdirilah kalian', maka
berdinlah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian
dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kalian kerjakan.'" (Al-Mujadilah: 11)
Saya masih bisa merasakan apa yang dialami oleh Ka'ab ra. tatkala ia
mendapatkan sanksi karena tidak ikut dalam perang Tabuk. Ka'ab bercerita,
"Setelah genap lima puluh hari sejak larangan nabi kepada para sahabat untuk
berbicara kepada saya, pada hari kelima puluh —ketika saya sedang shalat shubuh di
bagian bela-kang rumah, tempat saya mendirikan sebuah kemah di belakang rumah di
tempat yang agak tinggi, saat itu saya merenungkan nasib diri yang benar-benar
menyesakkan dada, sebagaimana disebut oleh Allah dalam Al- Qur'an, bumi ini sudah
terasa sempit bagi kami— tiba-tiba saya mendengar teriakan yang sangat keras, 'Hai
Ka'ab, ber-gembiralah.' Maka saya segera sujud syukur sebab saya merasa bahwa
Rasulullah telah mengatakan pada para sahabat bahwa Allah telah menerima taubat
kami pada shubuh ini. Sehingga orang-orang berdatangan untuk mengucapkan
selamat. Seorang sahabat yang mengen-darai kuda menuju ke arah saya sambil
berteriak hingga suara teriakan itu lebih cepat danpada langkah kaki kudanya.
Tatkala orang itu sampai di hadapan saya, saya buka dua pakaian saya dan saya
hadiahkan padanya, padahal waktu itu saya tidak mempunyai pakaian lain,
sehingga saya meminjam pakaian untuk saya pakai menghadap Rasulullah. Saya
berjalan menuju ke tempat Rasulullah. Di tengah jalan banyak orang yang menyambut
saya dengan mengucapkan selamat atas penerimaan taubat kami, sehingga
sampailah saya di masjid tempat Rasulullah sedang duduk dikerumuni oleh para
sahabat. Pada saat itu seorang sahabat yang bernama Thalhah bin Ubaidillah ra.
bangkit dari duduknya lalu menyam-but saya dan mengucapkan selamat. Demi
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 62
Allah swt., tiada seorang pun dari kaum Muhajirin yang bangkit dari tempat
duduknya selain Thalhah, sehingga saya tidak dapat melupakan sikap Thalhah
itu." Begitulah, dengan sikap itu Thalhah ra. menjadi orang yang menempati
sudut hati Ka'ab bin Malik ra.
Dalam kesempatan lain Rasulullah saw. juga mem-berikan pelajaran pada
kita, yaitu tatkala beliau masuk kota Makkah dan memasuki Masjidil Haram. Saat
itu Abu Bakar ra. datang dengan membimbing bapaknya, Abu Quhafah. Melihat
hal itu Rasulullah bersabda, "Kenapa tidak kau biarkan bapak ini berada di rumahnya
dan saya yang datang ke rumahnya?" Abu Bakar ra. berkata, "Ya Rasul,
beliaulah yang harus mendatangi-mu." Rasulullah mempersilakan Abu Quhafah
duduk di sebelahnya, kemudian Rasulullah mengusap dada orang tua itu seraya
berkata, "Masuklah Islam." Sejak saat itu bapak tua itu pun menjadi seorang
muslim. Rasulullah juga telah bersabda,
"Tidaklah seorang muslim masuk rumah saudaranya sesama muslim lalu tuan rumah
memberikan bantal kepa-danya sebagaipenghormatan, melainkan Allah swt. mengampuni
semua dosanya." (HR. Hakim)
Dari Ibnu Umar ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "janganlah kamu
menyuruh orang lain berdiri dari tempat duduknya, kemudian kamu duduk di tempat
itu, tetapi hendaklah kamu saling melapangkan." (Muttafaqun 'Alaih)
Ibnu Umar sendiri jika ada orang yang berdiri dari tempat duduknya dan
mempersilakannya untuk duduk di tempat itu, ia tidak duduk di tempat tersebut.
Orang Badui Itu ...
Pada suatu hari ada seorang Badui yang buang air kecil di masjid. Melihat
kejadian itu para sahabat menjadi berang, lalu memarahinya. Melihat hal itu
Rasulullah bersabda,
"Biarkanlah... dan siramlah bekas air seninya dengan satu ember atau satu gayung
air. Kalian disuruh untuk mempermudah dan bukan untuk mempersulit." (HR.
Bukhari)
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 63
Dalam peristiwa ini ada pelajaran sangat berharga yang harus dipahami oleh
para da'i. Ada orang buang air kecil di masjid. Memang ini merupakan pemandangan
yang membuat darah mendidih, tetapi kita bisa melihat bagaimana Rasulullah
menyikapi kejadian ini. Rasulullah membiarkannya dan menyuruh para sahabat
agar menyiram bekas air seni itu, karena Rasulullah mengetahui bahwa perbuatan
semacam itu tidak akan dilakukan, kecuali oleh orang yang baru masuk Islam dan
orang semacam itu butuh belajar bukan malah dima-rahi dan dimaki. Allah swt.
berfirman,
"Demikian juga keadaan kalian dahulu, kemudian Allah menganugerahkan
nikmat-Nya (hidayah) kepada kalian...."(An-Nisa': 94)
"Siramlah dengan seember air," demikianlah Rasulullah langsung
memberikan solusinya, tanpa diser-tai rasa marah dan benci, bahkan beliau
mendekatinya dengan penuh kasih. Setelah itu Rasulullah bersabda,
"Kalian diutus untuk mempermudah dan bukan untuk mempersulit." Seakanakan
Rasulullah bersabda kepada setiap muslim, "Sesungguhnya kamu mempu-nyai
tugas untuk berdakwah dengan bijaksana dan dengan nasihat yang baik."
Orang-orang yang seperti orang Badui itu adalah sasaran dakwah kita. Lalu
bagaimana kita akan bisa mendakwahi jika sebelumnya kita sudah memarahi dan
menyakitinya? Allah berfirman,
"Katakanlah, 'Inilah jalan (agamajku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata." (Yusuf: 108)
Dalam kejadian ini Rasulullah telah memberikan pelajaran yang amat
penting. Akan tetapi, jika kita melihat da'i-da'i muda kita, kita akan menjumpai
kejadian-kejadian semacam ini atau kejadian yang jauh lebih ringan. Mereka
bersikap dengan sikap-sikap yang mem-prihatinkan. Mereka langsung menyikapi
dengan marah tatkala melihat ada perbuatan yang berlawanan dengan sunah, bahkan
dalam masalah-masalah khilafiyah.
Ada pemuda masuk masjid lalu shalat, sedangkan di lehernya melingkar
seuntai kalung emas. Baru saja ia menolehkan wajahnya ke samping kiri sebagai
tanda telah menyelesaikan shalatnya, tiba-tiba beberapa orang yang ada di
masjid itu mendekatinya dan dengan nada marah mereka menjelaskan bahwa
memakai emas itu haram hukumnya bagi laki-laki. Bahkan ada di antara mereka yang
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 64
hampir mengusirnya dari masjid.
Seandainya para da'i muda itu telah memahami ajaran agama mereka, pasti
mereka akan mengetahui bahwa pemuda itu berasal dan lingkungan yang tidak
islami dan kedatangannya ke masjid itu dalam rangka kembali ke jalan Allah swt.
Sebetulnya sikap yang harus diambil adalah merasa gembira dan
menyambutnya dengan baik karena la adalah aset bagi kita, andai saja mereka
memahami.
Dulu, dan mungkin masih dapat kita jumpai pada saat ini, banyak orang yang
melarang anak-anak ikut shalat berjamaah di masjid dengan alasan bahwa mereka
(anak-anak itu) mengakibatkan air terbuang percuma dan seringkah membuat
suasana gaduh. Mereka tidak mengetahui bahwa dengan sikap itu mereka telah menjauhkan
anak-anak mereka dari Islam dan menghalangi perkembangan cara berpikir
anak-anak itu dari pertum-buhan dan pendidikan islami dalam masa-masa subur
mereka. Barangsiapa pada masa mudanya membiasakan diri dengan sebuah perilaku,
maka ia akan terbiasa dengan perilaku itu pada masa tuanya. Jika kita mengusir anakanak
itu dan masjid, berarti kita telah melemparkan mereka pada kehancuran, serta
membiarkan mereka ditelan arus jahiliah dan kemungkaran.
"Madarisul Jum'ah" adalah wadah pendidikan anak di bawah naungan Ikhwanul
Muslimin yang mempu-nyai peran sangat penting dalam membentuk generasi ini.
Pada tahun 1951 M. saya mengenal seorang murid laki-laki berumur sembilan
tahun yang duduk di Madarisul Jum'ah, Iskandaria. Kemudian ketika kami
ditangkap oleh pihak pemerintah dalam peristiwa tahun 1965 M., saya menjumpai
anak tersebut juga ditangkap dengan tuduhan yang sama, dan ia dijatuhi hukuman
penjara selama lima belas tahun.
Pada hari-hari i'tikaf di bulan Ramadhan di Masjid As-Salam, Iskandaria, ada
dua orang pemuda berwajah tampan dengan pakaian mahal, masuk ke dalam masjid,
sedangkan di leher mereka melingkar kalung emas. Kemudian keduanya ikut
shalat berjamaah bersama kami yang memakan waktu selama kurang lebih dua
jam dengan telaten dan sabar. Setelah shalat selesai, saya dan beberapa ikhwah yang
lain mendekati keduanya, serta menyambut mereka dengan baik dan penuhpenghormatan.
Setelah perkenalan, kami mengetahui bahwa keduanya adalah mahasiswa
Universitas Kairo yang sedang liburan musim panas. Keduanya tetap aktif melaKiat
Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 65
kukan shalat. Saat hari raya pun, mereka ikut melaksana-kan shalat hari raya di
lapangan Universitas Iskandaria dan turut berbahagia merayakan hari besar itu
bersama lautan manusia yang hadir di tempat itu.
Tidak lama setelah hari-hari yang mengukir kejadian itu berlangsung, saya
telah mendapatkan keduanya melepaskan kalung emas yang mereka pakai tanpa
harus
menggunakan gertakan yang kadang-kadang membuat mereka lari dan tidak akan
kembali ke masjid.
Yang harus kita pahami saat ini adalah bahwa sebe-lum pemuda itu datang ke
masjid, ia berada dalam sebuah lingkungan yang dipenuhi dengan aktivitas yang sia-sia.
Ketika Allah membuka hatinya, lalu ia datang ke masjid, dan sesampainya di masjid ia
disambut dengan cacian dan kerutan wajah, maka nafsunya akan mengajaknya
kembali ke tempat semula. Orang yang menyebab-kannya lari dari masjid juga
akan menanggung dosa.
Ucapan "Selamat Pagi" (atau semacamnya) merupa-kan titik awal untuk
saling mengenal, bukan malah dijawab dengan teguran dan kritikan. Kadangkadang
teguran itu dilakukan oleh anak muda kepada orang tua dengan tanpa
mengindahkan adab sopan santun sama sekali.
Di antara tujuan pensyariatan shalat berjamaah ada-lah terciptanya suasana
saling mengenal dan terciptanya kesatuan barisan kaum muslimin. Jika tujuan ini
tidak terlaksana, maka apa bedanya antara shalat jamaah dan shalat sendirian di
rumahnya masing-masing? Rasulullah bersabda, "Shalat berjamaah lebih utama dari
shalat sendirian; dua puluh tujuh derajat."
Pada tahun 1981 M. saya diundang untuk mengha-diri Muktamar Pemuda
Muslim Arab di Amerika. Muktamar ini dihadiri oleh empat ribu mahasiswa yang
menyewa hotel Hilton dan sekitar seribu wanita muslimah beserta anakanaknya
yang menyewa hotel yang lain. Mereka juga menyewa sebuah ruangan yang
sangat luas untuk tempat ceramah. Sebuah ruang yang dilengkapi dengan sound
system tercanggih waktu itu, ditambah lagi dengan penjaga-penjagayang dipersiapkan
secara khusus.
Bayangan masa lalu pun hadir di pelupuk mata. Saya teringat tatkala kami
tinggal di kantor cabang Ikhwanul Muslimin yang hanya dilengkapi oleh tikar dan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 66
lampu minyak. Saya juga ingat saat berdakwah di Ismailia yang hanya dihadiri oleh
enam orang yang kesemuanya adalah pekerja kasar. Saya juga teringat tatkala saya
pergi ke Yaman dan bertanya kepada ikhwah di sana, "Bagai-mana kalian memulai
dakwah ini?" Mereka menjawab,
"Pada masa-masa awal dakwah kami, kami harus me-nempuh jarak yang amat
jauh dengan berjalan kaki demi untuk menyampaikan dakwah. Tatkala Allah memberikan
kepada kami dua qirs (nama mata uang), maka kami membeli himar (keledai) yang
kami beri nama 'himar dakwah'."
Hari ini saya berada di muktamar ini dan mendengar syiar-syiar Islam
dikumandangkan, yang diselenggarakan oleh pemuda-pemuda terdidik di jantung
Amerika. Da-lam waktu yang singkat mereka dapat mengumpulkan dana bagi
mujahidin sebanyak seperempat juta dolar.
Tatkala saya merenungkan semua itu dengan disertai tetesan air mata —waktu
itu di tangan saya tergenggam tasbih— tiba-tiba seorang mahasiswa yang berada di
belakang saya berkata kepada saya, "Paman." Saya me-noleh ke arahnya. Lalu ia
berkata, "Tasbih ini bid'ah." Saya memandang kepadanya seperti orang yang baru
saja terjaga dari tidurnya, lalu berkata, "Saudaraku, kita ini tinggal di Amerika, sarang
dari segala bid'ah." Setelah itu saya beristighfar kepada Allah swt.
Umar bin Khathab ra. adalah sosok da'i yang berdakwah dengan bijaksana.
Suatu hari beliau menanyakan seseorang yang telah ia kenal sebelumnya. Mereka
menjawab, "Ia berada di luar kota bersama para pemabuk." Lalu Umar mengirim
surat kepadanya yang isinya, "Sungguh, saya memanjatkan puji syukur ke hadirat-
Mu, ya Allah yang tiada Ilah melainkan Engkau, Dzat yang Maha Mengampuni dosa,
Dzat yang Maha Mene-rima taubat dan Dzat yang Mahadahsyat siksaan-Nya."
Berulangkali orang itu membaca surat tersebut sambil menangis sampai
akhirnya la bertaubat.
Tatkala Umar mendengar berita itu, la berkata, "Beginilah cara memberi
nasihat yang harus kalian con-toh. Jika mengetahui bahwa saudaramu terpeleset dan
melakukan dosa, maka luruskan dan mohonkan kepada Allah agar Allah
mengampuninya, dan janganlah menja-di setan baginya."
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 67
Berjabat Tangan
Ada orang yang bertanya kepada Abu Dzar ra., "Apakah waktu itu
Rasulullah saw. menjabat tangan kalian jika bertemu?" la menjawab, "Saya tidak
pernah menjumpainya kecuali beliau menjabat tangan saya. Suatu hari behau
mengutus seseorang kepada saya, waktu itu saya tidak berada di rumah. Ketika saya
pulang, saya diberi tahu oleh istri saya. Kemudian saya menda-tangi Rasulullah.
Ketika itu beliau sedang berbaring di tempat tidur. Melihat kedatangan saya, beliau
bangkit dan memeluk saya." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Berjabat tangan bukan sekedar gerakan tangan yang diwarisi secara turuntemurun,
tetapi mempunyai makna dan rasa yang dipengaruhi oleh perbedaan
hubungan dan kehendak. Oleh karena itulah, Islam melarang laki-laki menjabat
tangan perempuan yang bukan muhrimnya.
Tangan adalah alat yang sangat peka. la dapat mene-rima dan mengirim
isyarat-isyarat yang tampak pada wajah atau yang tersimpan dalam hati.
Berjabat tangan dapat mengukur jarak antara dua hati. Ada orang yang
berjabat tangan hanya untuk basa-basi, ada pula orang yang berjabat tangan hanya
sekedar menyentuh. Ada orang yang berjabat tangan, sementara wajahnya tidak
mengarah pada orang yang di hadapan-nya, ada pula orang yang berjabat tangan
disertai dengan tatapan mata yang sejuk.
Berjabat tangan dapat menghapus dosa-dosa. Diriwa-yatkan dari Al-Barra' ra., ia
berkata, Rasulullah saw. ber-sabda, "Tidaklab seorang muslim yang bertemu lulu berjabat
tangan, kecuali bagi mereka ampunan sebelum mereka berpisah."
Diriwayatkan bahwa jika Rasul menjabat tangan seseorang, beliau tidak
melepaskan tangan beliau sehing-ga orang itulah yang melepaskannya.
Dari Mu'adz bin Jabal ra., ia berkata bahwa Rasulullah memegang tangannya
dan berkata,
"Hai Muadz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Aku berpesan kepadamu,
jangan sekali-kali kamu mening-galkan membaca doa, 'Ya Allah, tolonglah aku agar
dapat mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan melakukan ibadah dengan baik,'
setiap selesai shalat." (HR. Abu Dawud)
Kalau dilihat secara sepintas, kalimat "bahwa Rasulullah memegang
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 68
tanganku" bisa saja dihapus dari hadits itu. Akan tetapi, kenyataannya perawi hadits
itu mencantumkannya, karena para sahabat benar-benar memahami makna
gerakan itu dan erat kaitannya dengan kalimat sesudahnya, "Demi Allah, sungguh
saya mencintaimu."
Jika kita meneliti sabda Rasulullah, "Hai Mu'adz, demi Allah, sungguh saya
mencintaimu," maka kita akan mengetahui bahwa Mu'adz sudah mendapatkan sesuatu
yang diidam-idamkan oleh setiap muslim. Rasulullah bersabda, "Seseorang itu akan
bersama orang yang ia cintai."
Keterpautan antara dua tangan hanya akan dilaku-kan oleh dua hati yang
saling mencintai. Tangan tidak akan bergerak untuk berjabat tangan secara tiba-tiba,
tetapi menanti komando dari hati dan pikiran. Jangan lupa pula meletakkan tangan
Anda di pundak orang yang Anda cintai, karena itu adalah sentuhan yang penuh
makna yang hanya dilakukan oleh hati-hati yang saling mencintai.
Aisyah ra. berkata, "Zaid bin Haritsah datang ke kota Madinah, sedang
Rasulullah berada di rumah saya. Zaid lantas mendatangi beliau dan mengetuk
pintu. Rasulullah bangkit sambil merengkuh pakaiannya, setelah itu beliau
merangkul dan mencium Zaid." (HR. Tirmidzi, ia berkata, "Hadits ini hasan.")
Diriwayatkan dalam hadits yang lain bahwa ada seorang laki-laki berkata
kepada Rasulullah, "Wahai Rasul, seorang laki-laki di antara kami bertemu dengan
saudaranya atau temannya, apa ia hams menunduk
(hormat)?" Rasulullah menjawab, "Tidak." Ia bertanya, "Apakah ia harus memeluk
dan menciumnya?" Rasul menjawab, "Tidak." Ia bertanya, "Apakah menjabat
tangannya?" Rasul menjawab, "Ya." (HR. Tirmidzi, ia berkata, "Hadits ini
hasan.")
Balaslah Keburukan dengan Kebaikan
"Sambunglah orang yang memutuskanmu, berilah makan orang yang bakhil
terhadapmu, dan berilah maaf orang yang berbuat zhalim terhadapmu." (Al-Hadits)
Da'i yang dapat mengalahkan nafsunya dan yang ingin mempersatukan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 69
barisan kaum muslimin demi kebangkitan Islam adalah da'i yang mau menerapkan
tarbiyah dan Rasulullah saw. Hal ini karena tidaklah mudah bagi orang yang sudah
berbangga dengan dosa yang ia lakukan untuk mengalah dan datang kepada orang
yang telah menyakitinya lalu menjabat tangan serta memaafkannya.
Seorang muslim yang memiliki orientasi adalah yang memahami firman Allah,
"...bersikap lemah lembut ter-hadap kaum muslimin." (Al-Maidah: 54) Ia akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menolong sesama-nya, meski ia harus
mengorbankan harga dirinya di mata manusia, karena ia menyadari bahwa harga diri
yang hakiki terletak pada keteguhan aqidah dan kebaikan akhlak.
Seorang da'i yang berlaku rendah hati kepada sesa-ma muslim adalah da'i yang
ingin mencari ridha Allah. Tatkala melakukan hal itu, ia akan merasakan ketinggi-an
ruhiahnya dan ia akan merasa bahagia, karena ia telah dapat mengalahkan hawa
nafsunya, dan pada akhirnya la dapat masuk ke dalam hati mad'unya. Rasulullah saw.
bersabda,
"Jika karenamu Allah memberikan hidayah kepada seseorang, maka hal itu lebih
baik bagimu daripada unta merah (harta yang paling mahal) sekalipun."
Dalam catatan hariannya yang dimuat di harian As-Syarqul Ausath, Ustadz
Umar At-Tilmisani menulis, "Pada masa-masa awal aktivitas saya di Jamaah Ikhwanul
Muslimin, saya diberi tugas untuk mendamaikan dua keluarga besar yang sedang
bertikai. Satu keluarga dari Jamaah Ikhwanul Muslimin dan satunya lagi bukan.
Setelah mendengar sebab-sebab terjadinya pertikaian, jelas sekali bahwa keluarga
dari Ikhwan-lah pihak yang benar. Dengan petunjuk dari Ketua Umum Ikhwanul
Muslimin itu, kami ingin memberikan contoh nyata kepada masyarakat bagaimana
Islam menyelesaikan sebuah permasalahan. Saya meminta kepada keluarga dari
pihak Ikhwan agar mau mengalah dan mengunjungi keluarga lainnya." Allah
berfirman,
"Akan tetapi, orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang
demikian itu ter masuk hal-halyang diutamakan." (Asy-Syura: 43)
Begitulah, jika seorang muslim betul-betul meyakini keagungan dakwah ini,
maka ia akan memfungsikan segala yang telah diberikan oleh Allah untuk
kebaikan. Allah swt. berfirman,
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 70
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al
Qur'an itu benar. Apakah Rabb kalian tidak cukup (bagi kalian) bahwa sesungguhnya
Dia menyaksikan segala sesuatu?" (Fushilat: 53)
Sesungguhnya ada banyak akhlak dan kekuatan hati yang sudah hilang dari
masyarakat kita karena digusur oleh kebudayaan Barat. Oleh karenanya, tugas kita
se-karang adalah menyibak kembali perilaku-perilaku itu.
Kalau kita mau mencermati, kita akan tahu bahwa perjalanan hidup Rasulullah
saw. dihabiskan dalam rang-ka menyibak kekuatan yang diberikan oleh Allah swt.
kepada manusia. Kita saksikan bagaimana Rasulullah menghadapi keburukan dengan
kebaikan, menghadapi segala cobaan dengan ketenangan jiwa, serta menghadapi segala
rintangan dan gangguan dengan pemberian maaf dan doa,
"Ya Allah, berilahpetunjuk kepada kaumku ini, sesungguhnya mereka adalah kaum
yang tidak mengetahui."
Kebanyakan orang-orang yang tidak peduli kepada dakwah kita adalah orangorang
yang tidak mengenal hakikat dakwah ini. Oleh karena itu, dalam muktamar
kelima, Imam Hasan Al-Banna mengatakan, "Ketidak-tahuan masyarakat akan
menjadi penghalang jalan kalian. Oleh karena itu, tugas kita yang paling mulia
adalah menjadikan masyarakat mengenal hakikat dakwah kita, karena
kebersamaan mereka dengan kita adalah lebih baik." Allah swt. berfirman,
"SekiranyaAhliKitab beriman dan bertaqwa, tentulah kami tutup (hapus)
kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka ke dalam surga
yang penuh kenikmatan." (Al-Maidah: 65)
Sarana-Sarana Pembuka Hati
Sarana-sarana untuk membuka hati mad'u sangatlah banyak. Rasulullah saw
bersabda,
"Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling berguna bagi
orang lain."
"Sebaik-baik amal perbuatan adalah membuat orang muslim lainnya merasa
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 71
gembira, atau meringankan kesu-litannya, atau membayarkan hutangnya, atau
memberinya makan."
"Berjalan menemani saudara seiman dalam rangka menyelesaikan keperluannya
lebih saya sukai daripada beri'tikafdi masjid selama sebulan."
"Barangsiapa mampu menahan amarahnya, Allah swt. akan menutup auratnya;
barangsiapa mampu menahan amarah yang mestinya dapat ia lampiaskan, maka Allah
akan mengisi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat; dan barangsiapa berjalan
bersama saudaranya seiman dalam sebuah keperluan sehingga keperluan itu terpenuhi,
maka Allah akan mengokohkan kakinyapada hari di mana semua kaki tergelincir."
"Sesungguhnya perilaku yangjelek dapat merusak perbuatan seperti cuka yang
merusak madu."
Anak adalah Asas Sebuah Bangunan
Dalam salah satu pesannya, Imam Hasan Al-Banna mengatakan,
"Seandainya dapat, saya ingin sekali menyampaikan dakwah ini kepada setiap
anak yang dilahirkan."
Mendidik anak dengan manhaj islami merupakan fondasi berdirinya sebuah
masyarakat yang islami, karena mendidik anak dengan manhaj yang islami berarti
mempersiapkan generasi yang siap mengemban risalah dakwah dan menegakkan
bendera Islam.
Anak merupakan batu pertama bagi pembentukan sebuah masyarakat islami,
yang ia terlahir dalam keadaan fitrah. Seorang anak bagaikan lembaran kertas putih
yang masih bersih. Oleh karena itu, kita harus bersegera menuliskan ketaqwaan dan
akhlak islami pada kertas itu sebelum didahului dan ditulisi dengan tulisan yang
menyesatkan oleh orang lam. Seorang anak akan tetap terpikat kepada orang yang
memperlakukannya sesuai dengan tabiatnya sebagai anak. Ia akan merasa bahawa
ia berada dalam naungan kasih sayang orang tuanya sendiri.
Diceritakan bahawa jika Rasulullah bertemu dengan anak kecil, beliau berhenti
dan menunduk seraya menyapanya dengan lembut serta mengusap kepalanya dengan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 72
penuh kasih sayang. Perhatian ini diberikan oleh Rasulullah kerana beliau mengetahui
bahawa seorang anak sangat memerlukan perlakuan semacam ini, sebagaimana
tetesan embun yang menyibak taman bunga, sehingga bunga-bunga itu merasakan
kesegaran dan "kebahagiaan", serta merekah dengan secercah keindahan.
Bertolak dari sinilah, kaum misionaris sangat memperhatikan anak-anak. Kita
masih ingat akan apa yang dilakukan oleh Soviet; mereka mengambil anak-anak
mujahidin yang menjadi syuhada dan mendidik mereka dengan kekafiran.
Fenomena inilah yang kemudian melatarbelakangi berdirinya Islamic Centre di
Brussel, Belgia. Ketika itu ada sekelompok mahasiswa muslim yang melihat
pemandangan yang amat menghiris hati mereka, yakni pemandangan yang terjadi di
sebuah stasiun kereta api di kota Brussel. Pada saat itu mereka melihat gerbong
kereta api yang dipenuhi oleh anak-anak, sementara di pinggir rel kereta api berdiri
beberapa pastur, biarawati, dan keluarga-keluarga berwarga negara Belgia
melambaikan tangan melepas kepergian anak-anak tersebut. Setelah permasalahannya
jelas, barulah pemuda-pemuda itu mengetahui bahawa anak-anak tersebut adalah dari
keluarga Arab muslim yang tinggal di wilayah muslim di daerah Perancis bahagian
utara, yang kebanyakan adalah para buruh.
Dengan alasan bahawa anak-anak tersebut terlantar, maka gereja menawarkan
kesediaannya untuk menerima mereka di hari-hari libur dan memberi mereka apa
yang diperlukan. Yang lebih menyedihkan, anak-anak tadi melambaikan tangan
dengan air mata berderai. Ini bererti bahawa anak-anak tersebut sudah merasa berat
untuk berpisah dari para gerejawan gerejawati itu. (Majalah Al-Ummah, no. 16
tahun keempat)
Pemandangan ini dapat kita saksikan di setiap jengkal bumi Islam, khususnya di
Afrika. Belum lama ini kita menyaksikan ratusan anak Palestina yang orang tuanya
menjadi syuhada pada pembantaian Shabra dan Shatila diangkut ke tempat-tempat
penampungan dan gereja-gereja Eropah, dan tak seorang pemimpin negara Islam
pun yang berusaha menyelamatkan mereka.
Tidak Ada Paksaan dalam Agama
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 73
Ada orang yang mengimani sebuah kepercayaan lantaran tergiur pesona material atau
paksaan dari pihak lain. Jika orang seperti ini tersadar dan mengetahui mana yang benar
mana yang salah, maka ia akan langsung beralih dari kepercayaan itu dengan sikap
tegas dan keras. Oleh kerana itu, Islam tidak mengajarkan paksaan dalam agama.
Allah berfirman,
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar darijalan yang salah...." (Al-Baqarah: 256)
"Serulah (manusia) ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan mahu'izhah hasanah, dan
bantahlah mereka dengan bantahan yang lebih baik." (An-Nahl: 125)
"Dan bersabarlah kalian bersama-sama orang yang menyeru Rabbnya dipagi dan
senja hari dengan mengha-rap keridhaan-Nya." (Al-Kahfi: 28)
"Maka berilah peringatan, kerana sesungguhnya kamu hanyalah orang yang
memberiperingatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka." (Al-Ghasyiyah: 21-
22)
"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu), 'Janganlah
kalian menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu, bapak, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah solat dan tunaikanlah zakat...." (Al-Baqarah: 83)
Inilah dasar-dasar penyebaran dakwah islamiah.
Fitnah yang Hanya Mampu Dihadapi Seorang Nabi
Saya membaca dan merenungkan (hadith) ketika Rasul saw. mengatakan,
"Kita pulang dan jihad kecil menuju jihad yang lebih besar." Para sahabat bertanya,
"Wahai Rasulullah, apa jihad yang lebih besar itu?" Rasul menjawah, "Jihad melawan
nafsu." Saya membayangkan hidup bersama Rasulullah dan para sahabatnya pada
Perang Hunain, berkenaan dengan firman Allah swt..
"Dan ingatlah peperangan Hunain, yaitu di waktu kalian menjadi congkak kerana
banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada
kalian sedikitpun." (At-Taubah: 25)
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 74
Akhir dan peperangan itu, kaum muslimin pulang dengan membawa
kemenangan, yang semata-mata atas pertolongan Allah. Kemudian mereka
membahagi-bahagikan ghanimah (harta rampasan perang). Harta itu dibagikan
terutama kepada para tokoh kabilah yang baru saja masuk Islam, dengan bahagian
yang lebih besar dalam rangka melunakkan hati mereka. Bahkan, Nabi saw.
memberikan puluhan unta kepada setiap orang dari mereka.
Saat itu kaum Ansar tidak mendapat bahagian, kerana ghanimah hanya diberikan
kepada orang-orang Quraisy dan kabilah-kabilah setempat. Maka timbullah di hati
sahabat Ansar ganjalan dan berbagai dugaan. Muncullah kasak-kusuk di antara mereka.
Muncul pula perasaan dongkol, hingga terlontar ungkapan dari mulut mereka, "Siapa
yang mengungkapkan perkataan buruk?" Lalu di antara mereka sendiri ada
yang menjawab, "Rasulullah, beliau telah bertemu kaumnya."
Sejenak kita berhenti dan merenung. Bagaimana mungkin orang-orang Ansar
memiliki perasaan macam-macam dan dugaan negatif, padahal mereka adalah
orang-orang terdepan dalam Islam? Bagaimana mungkin mereka saling kasak-kusuk
hingga muncul ungkapan bernada miring, padahal mereka baru saja kembali dari
Perang Hunain, bahkan darah yang mengucur dari luka mereka pun masih segar?
Bagaimana mungkin, padahal mereka telah berperang dengan senjatanya,
membela Islam dengan mengorbankan harta, dan meninggalkan keluarga demi
perjuangan? Sungguh ini merupakan kes yang sangat berbahaya. Tak seorang pun
dari sahabat yang menduga kes ini akan muncul, namun kenyataannya hal itu benarbenar
terjadi dan (sangat mungkin) akan terus berulang pada generasi berikutnya,
sepanjang zaman. Sungguh, kes yang rumit ini lebih berbahaya daripada apa yang
terjadi pada Perang Hunain sendiri. Mengapa? Sebab Perang Hunain adalah
peperangan antara kaum mukminin dan kaum kafir. Dalam keadaan seperti ini
semangat kaum mukminin berkobar, ikatan ukhuwah dan kasih sayang di antara
mereka makin kuat, dan pengorbanan untuk membela agamanya semakin besar.
Sementara pada kes yang pekat ini, dapat memicu bila tidak ada pertolongan Allah
lahirnya peperangan di antara kaum mukminin sendiri, meskipun di tengah-tengah
mereka ada Rasulullah saw. Allah swt. berfirman,
"Bagaimana kalian (sampai) menjadi kafir, padahal telah dibacakan kepada kalian
ayat-ayat Allah dan Rasul-Nyapun ada di tengah-tengah kalian?" (Ali Imran: 101)
Fitnah-fitnah ini hanyalah sebuah miniatur dari sebuah kejahatan, dan Allah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 75
swt. Yang Mahabijaksana dan Mahaagung-lah yang dapat memadamkannya. la
adalah fitnah yang hanya menimpa Nabi.
Sa'ad bin Ubadah datang menghadap Rasulullah seraya berkata, "Wahai
Rasulullah, ada sebahagian kaum Ansar yang di hatinya muncul "ganjalan perasaan"
mengenai pembahagian fa'i (harta rampasan perang) yang telah engkau putuskan.
Engkau bahagikan kepada kaum-mu dan engkau bagikan kepada kabilah-kabilah
Arab dengan pembahagian yang besar. Sementara kelompok Ansar tidak
mendapatkan sedikit pun dari pembahagian itu." Rasul berkata, "Wahai Sa'ad, kamu
sendiri berada di pihak yang mana?" Sa'ad menjawab, "Saya hanyalah bahagian dari
kaum saya!" Kemudian Rasul mengatakan, "Kumpulkan kaummu di tempat ini!"
Ini merupakan peristiwa baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sa'ad bin
Ubadah, seorang tokoh Ansar, pergi menghadap Rasul untuk menyampaikan
persoalan ini dengan jelas, terus terang, amanah, dan berani. Sehingga ketika Rasul
bertanya, "Wahai Sa'ad, kamu sendiri berada di pihak yang mana?" Sa'ad
menjawab, "Saya hanyalah bahagian dari kaum saya!"
Tokoh Ansar ini tidak berdiam diri terhadap kes yang dialami kaumnya, juga tidak
mencacinya, apalagi mencari muka di hadapan Rasulullah dengan menjelek-jelekkan
mereka. Bahkan dengan "rasa solidaritas" kepada mereka, tokoh ini mengatakan,
"Saya hanyalah bahagian dari kaum saya!" Sungguh, ini merupakan sikap jantan dan
kesatria, yang mampu menggoncang jiwa.
Pada waktu Sa'ad keluar untuk mengumpulkan sahabat Ansar di tempat yang
ditentukan, tiba-tiba datang sekelompok sahabat Muhajirin ikut masuk, tetapi
dibiarkan oleh Sa'ad. Kemudian datang lagi sekelompok yang lain, namun dilarang
olehnya.
Setelah mereka berkumpul, Sa'ad mendatangi Rasul Allah seraya berkata,
"Sekelompok sahabat Ansar telah berkumpul guna memenuhi seruanmu dan
tak seorang pun yang tertinggal." Rasul mendatangi mereka sambil bertahmid
kepada Allah dan berterimakasih kepada Sa'ad atas perhatiannya, kemudian
bersabda, "Wahai sahabat Ansar, saya telah mendengar tentang kalian bahawa
dalam hati kalian muncul segumpal perasaan yang mengganjal mengenai
tindakanku membahagi-bahagi fa'i. Wahai kaumku, bukankah aku datang kepada.
kalian pada saat kalian tersesat, lalu Allah tunjukkan jalan kepada kalian? Aku
datang kepada kalian saat kalian melarat, lalu Allah berikan kekayaan kepada
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 76
kalian? Aku datang kepada kalian saat kalian saling bermusuhan, lalu Allah satukan
hati kalian?" Mereka serentak menjawab, "Benar, Allah dan Rasul-Nya yang telah
memberikan karunia dan anugerah." Rasul bertanya, "Mengapa kalian tidak
mahu menjawab pertanyaanku wahai, kaum Ansar?" Mereka menjawab, "Apa
lagi yang harus kami jawab wahai Rasulullah? Anugerah dan karunia hanyalah
milik Allah dan Rasul-Nya!" Kemudian Rasul saw. bersabda, "Sungguh demi
Allah, seandainya kalian mahu, kalian dapat mengatakan kepadaku, dan kalian
benar adanya. Kalian akan mengatakan, 'Engkau datang kepada kami dalam keadaan
didustakan, lalu kami membenarkanmu. Engkau datang kepada kami dalam keadaan
terabaikan, lalu kami menolongmu. Engkau datang kepada kami dalam keadaan
menderita, lalu kami menampungmu. Dan engkau datang kepada kami dalam
keadaan sengsara, lalu kami membantumu.'"
Rasulullah adalah orang yang sangat mencintai sahabatnya. Beliaulah yang
mengatakan, "Sahabatku sebagai bintang-bintang. Kepada siapa pun di antara
mereka kalian mengikuti, kalian pasti akan mendapat petunjuk."
Para sahabat juga dipuji Allah dalam kitab-Nya,
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
bersikap keras kepada orang-orang kafir tetapi bersikap lemah lembut kepada
sesamanya!"{Al-Fath:29)
"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah
(janjinya)." (Al-Ahzab: 23)
Muhammad saw. selalu bersikap rendah hati dan kasih sayang kepada mereka.
Sungguh, behau mengetahui kedudukan mereka dan membanggakannya, beliau tidak
pernah bertindak sewenang-wenang kepada mereka. Mereka adalah generasi Islam
pertama yang unik. Dengan perasaan ketuhanan yang lembut dan akhlak nabawi
yang mulia inilah hati mereka segera berubah menjadi bersinar dan segar. Beliaulah
yang secara proaktif melayani mereka dengan penuh rasa kasih sayang, berdialog
dengan mereka dengan kata-kata yang lebih baik, yang keluar dari lubuk hati yang
paling dalam, dari aqidah yang bersih, dan untuk tujuan yang suci.
Beliau saw. bersabda, ketika sahabat Ansar mera-sa malu untuk mengatakannya
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 77
"Sungguh demi Allah, seandainya kalian mahu, kalian dapat mengatakannya
kepadaku, dan kalian benar adanya. Kalian dapat mengatakan, 'Engkau datang kepada
kami dalam keadaan didustakan, lalu kami membenarkanmu. Engkau datang kepada
kami dalam keadaan terabaikan, lalu kami menolongmu. Engkau datang kepada kami
dalam keadaan mendenta, lalu kami menampungmu. Dan Engkau datang kepada
kami dalam keadaan sengsara, lalu kami membantumu.'"
Beliau seorang rasul mulia yang dapat menyelami hati para sahabatnya dengan
kaedah kenabian yang penuh kejujuran dan ketawadhu'an. Suatu cara yang tidak
dicemari oleh debu kesombongan dan kecongkakan.
Pernahkah Anda mendengar di dunia ini orang yang dapat memadamkan situasi
panas dengan kasih sayang dan kedekatan? Pernahkah Anda mendengar di dunia ini
seseorang yang berkata tentang dirinya, "Engkau datang kepada kami dalam keadaan
didustakan, lalu kami membenarkanmu. Engkau datang kepada kami dalam keadaan
terabaikan, lalu kami menolongmu. Engkau datang kepada kami dalam keadaan
menderita, lalu kami menampungmu. Dan Engkau datang kepada kami dalam
keadaan sengsara, lalu kami membantumu." Sungguh, tidak pernah ada kecuali seorang
Nabi yang punya mukjizat.
Dalam peristiwa ini telah tercatat suatu fenomena kepemimpinan terbaik dan
seorang Nabi yang,
"Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."
(At-Taubah: 128)
Dialah seorang manusia "agung" yang pernah tampil di pentas dunia ini. Beliau
tidak menunjukkan sikap permusuhan atau sikap membela diri, tetapi beliau justeru
menjelaskan sebagaimana anjuran Allah,
"Ajaklah (manusia) ke jalan 'Tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan pelajaran
yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebib baik." (An-Nahl: 125)
Adakah cara yang lebih baik daripada membalut luka dan menyatukan hati
untuk menarik kebahagiaan? Rasulullah saw. menyebutkan keutamaan untuk
pemiliknya. Dengan inilah akan muncul keutamaan-keutamaan yang lain, akan
dapat menumbuhkan jiwa yang bersih, dan kasih sayang menjadi semakin subur.
Kemudian Rasulullah bersabda, "Wahai sahabat Ansar, apakah kalian dapatkan
dalam diri kalian kecintaan akan sepotong dunia, yang saya gunakan untuk
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 78
melunakkan hati suatu kaum sehingga mahu masuk Islam, sementara saya sudah
tidak meragukan lagi keislaman kalian?"
Dengan nasihat ini, Rasulullah ingin memotivasi iman orang-orang Ansar dan
mengingatkan masa lalu mereka yang cemerlang. Dengan cara ini beliau mengingatkan
kepada mereka yang lupa bahawa pada prinsipnya, jihad itu mengentaskan
manusia dari kegelapan menuju cahaya dan menarik mereka ke dalam Islam. Oleh
kerana itu, Rasul saw. memberikan sedikit ghani-mah dengan harapan dapat
melunakkan hati suatu kaum yang baru mengenal Islam, agar masuk Islam dan
bertambah keimanannya. Itulah sebenarnya inti tujuan sikap beliau. Tujuan dakwah
adalah untuk menyelamatkan manusia. Harta gbanimah, berapa pun nilainya,
hanyalah secuil dunia. Apa yang ada di sisi Allah-lah yang lebih baik dan abadi.
Seorang mukmin harus mengingat kembali prinsip dalam setiap pengambilan
sikap saat menyeru "Allah Tujuan Kami". Sesungguhnya inilah makna ungkapan
Rasulullah, "Saya percaya pada keislaman kalian!" yakni percaya pada pemahaman
dan kesadaran iman para sahabat yang utuh.
Selanjutnya Rasulullah mengatakan, "Wahai sahabat Ansar, apakah kalian tidak
rela bila orang lain pergi membawa kambing dan unta, sedangkan kalian pulang
membawa Rasulullah?"
Sungguh suatu sentuhan ruhiah yang mengesankan dan besar pengaruhnya bagi
jiwa. Orang lain pulang dengan membawa sepotong dunia yang fana, sementara yang
lain pulang dengan disertai makhluk yang tercinta di sisi Allah, yaitu Muhammad
Rasulullah saw. Alangkah terhormatnya yang mendapat bahagian ini! Alangkah
bangga dan mulianya mereka! Bahkan setelah itu, mereka masih mendapat syafaat dan
kebersamaan dengan Rasul di hari Kiamat nanti.
Berikutnya Rasulullah mengatakan, "Demi zat yang jiwaku di tanganNya,
seandainya tidak ada hi) rah niscaya saya adalah salah seorang dari kaum Ansar.
Seandainya seluruh manusia menempuh jalan di suatu lereng bukit dan kaum Ansar
menempuh jalan di lereng bukit yang lain, saya akan lewat di lereng bukit bersama
orang-orang Ansar. Ya Allah, rahmatilah sahabat Ansar, anak-anak, dan cucucucu
mereka." Demi mendengar itu semua, menangislah mereka hingga janggut
mereka basar dengan air mata. Di antara sedu-sedan itu mereka berkata, "Kami rela
mendapat bahagian Rasulullah saw.!" Ungkapan Rasulullah ini pada hakikatnya
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 79
ditujukan untuk seluruh umat manusia. Suatu ungkapan yang membasahi jiwa
dan menyentuh perasaan. Rasul mengutamakan mereka (kaum Ansar) atas kaum
yang lain kerana jasa, perlindungan, dan pertolongan mereka. Alangkah
senangnya bila waktu itu kita termasuk di antara mereka. Adakah keinginan yang
lebih dari itu? Seandainya kaum Ansar menginfaqkan semua yang ada di muka
bumi ini, sungguh hal itu tidak dapat mencapai ketinggian darjat seperti "menara" ini,
atau kebanggaan dan keberhasilan mendapat syurga, serta keredhaan Allah.
Saudaraku yang mulia, tahukah Anda bagaimana nasib manusia dulu, sekarang,
dan yang akan datang? Tahukah Anda bagaimana terapi menghadapi ujian dan
rintangan yang menantang?
Apa yang dilakukan oleh Rasulullah adalah dalam rangka mencerahkan nasib
umat manusia, dengan sebuah "terapi". Sungguh suatu terapi yang bersifat
memadukan bukan memisahkan, membangun bukan merobohkan, menambah
kecintaan dan kedekatan, mengalahkan godaan-godaan nafsu, dan mengangkat
manusia menuju darjat aqidah dan tujuan yang tinggi. Suatu terapi yang jelas-jelas
dalam rangka merealisasikan cita-cita tertinggi dengan berdirinya daulah Islamiah yang
selalu mengibarkan panji Al-Qur'an.
Tiada Zat yang wajib disernbah kecuah Allah, dan Muhammad saw. adalah utusan
Allah.
Dakwah Fardiyah
Peribadi muslim merupakan sasaran risalah dakwah. Dalam rangka ltulah Allah
mengutus para nabi dan rasul. Selanjutnya dibebankan kepada para ulama dan da'i. Bila
aqidah sudah menyentuh hati,dan iman telah merasuk ke dalam jiwa, serta
keperibadian sudah mencapai derajat utama, maka umat pun akan menjadi baik dan
daulah islamiah akan tegak. Oleh kerana itulah, Islam memiliki perhatian besar
terhadap peningkatan kualitas peribadi, baik segi aqidah, pemahaman, mahupun
pendidikan, agar menjadi contoh hidup yang nyata dan lampu penerang bagi pencari
hidayah dan kebenaran.
Upaya ini dimulai dengan menyampaikan pengertian dakwah yang integral dan
sempurna kepada hati setiap muslim di masa kini. Suatu masa yang dikotori oleh
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 80
berbagai macam gelombang pemikiran yang menyesatkan, merancukan, dan
mengacaukan suara kebenaran. Hal ini semakin diperparah oleh perselisihan tajam
dan tingkat kebodohan terhadap hakikat Islam yang menimpa duma Islam. Maka
sudah menjadi keha-rusan utuk memotivasi para praktisi dakwah fardiyah untuk
melakukan analisis secara kritikal, guna membantu mengenali secara jelas setiap
orang yang hendak dijadi-kan sebagai objek dakwah, baik dari segi kejiwaan, sosial,
mahupun politik. Itulah langkah dakwah yang harus ditempuh agar tidak justru
bertentangan dan kontra produktif.
Seseorang yang siap melakukan dakwah fardiyah harus menyadari pentingnya
regenerasi aktivis dakwah, sehingga perjalanan dakwah dalam rangka membela
Islam tidak berhenti.
Seorang da'i yang merasa terganggu dan tidak tenang pikirannya dengan kondisi
yang menimpa umat Islam ini, terdorong dengan kuat untuk sedar bahawa dakwah
harus produktif dan menghasilkan buahnya.
Seorang da'i tidak akan berhasil dalam tugasnya kecuali jika disertai dengan ibadah
yang penuh keikhlasan dan totalitas kepada Allah.
"Dan tidak ada taufiq bagiku melainkan dengan (perto-longan)Allah."(Hud: 88)
"Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah bahawa Allah
mengetahui." (An-Nisa': 70)
Seorang da'i harus mengingat kisah sahabat Mush'ab bin Umair. Ketika diutus Rasul
ke Madinah sebagai da'i, beliau ditentang oleh Sa'ad bin Mu'adz. Kemudian As'ad bin
Zurarah berkata padanya, "Hai Mush'ab, inilah tokoh kaumnya. Ia telah datang
kepadamu, maka jujurlah kepada Allah dalam mendakwahinya."
Tampaklah bahawa hasil kerja yang tulus ini, yang tercermin dalam akhlak dan
penlaku, merupakan salah satu kaedah dakwah yang terpenting. Kaedah-kaedah
dakwah yang penting antara lain:
Dakwah Tanpa Kata-kata
Hal ini tercermin dalam dakwah lewat qudwah hasanah (keteladanan). Qudwah
hasanah adalah model dakwah yang tidak memerlukan penjelasan dan dialog. Ini
merupakan cara praktis, kerana keyakinan kepada dakwah seperti ini akan
melahirkan keyakinan kepada fakta yang konkret dan realita yang nyata. Cara ini
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 81
lebih cepat membawa orang untuk percaya dan mene-rima ajakan. Imam As-Syahid
Hasan Al-Banna telah menyatakan, "Kitab yang terletak di perpustakaan sedikit
yang membacanya, tetapi seorang muslim sejati adalah 'kitab terbuka' yang semua
orang membacanya. Ke mana saja ia pergi, ia adalah 'dakwah yang bergerak'." Allah
berfirman,
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri teladan yang baik bagimu."
(Al-Ahzab: 21)
Oleh kerananya, seorang mahasiswa muslim yang memperoleh prestasi istimewa,
di samping posisinya yang terhormat dan disukai banyak orang pada saat yang sama
hal itu merupakan dakwah yang cemerlang dan mampu "berbicara banyak". Demikian
pula seorang pegawai, pekerja, atau yang lainnya. Allah berfirman,
"Tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada keiman-an dan menjadikan iman itu
indah dalam had kalian." (Al-Hujurat: 7)
Dakwah dengan Kata-kata
Dakwah harus menggunakan kaedah yang syar'i, seperti kata-kata dan
penjelasan. Kaedah dakwah harus bersumber dari nilai-nilai Islam. Dakwah, sebagai
kaedah untuk menanamkan nilai-nilai hati, tidak boleh menggunakan kaedah-kaedah
jahiliah. Segala kaedah dan cara harus sesuai dengan fikrah dan ruh ajaran Islam.
Berapa banyak pemuda yang bersemangat menempuh jalan dakwah fardiyah,
tetapi mereka merasa tidak berhasil dan tidak mampu memahami kaedahnya. Itulah di
antara hambatan yang menghalangi mereka untuk merealisasikan tujuan.
Di antara kendala yang menonjol adalah masih terdapatnya da'i yang tidak
memiliki kapasiti ilmu dan pemahaman yang baik. Boleh jadi ia tersesat, walaupun
memiliki kepekaan, keterampilan, dan pandangan yang luas. Rasulullah telah
memberi kemudahan dalam hal ini seraya bersabda, "Sampaikan dariku walau hanya
satu ayat!" Banyak kata-kata baik yang cukup menarik dan berpengaruh, seperti
orang-orang berpengalaman yang mengatakan bahawa "kata itu membawa
kehahagiaan". Bahkan menyusun kalimat yang tepat merupakan sesuatu yang
penting. Allah berfirman,
"Katakanlah (kepada manusia dengan) perkataan yang benar." { M A h b )
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 82
Seorang da'i, ketika menghadapi siapa pun, harus berfikir bahawa seseorang
mungkin saja tercemar oleh pemikiran-pemikiran kotor yang diwariskan oleh para
taghut yang menyebarkan pemahaman sesat tentang orientasi Islam. Oleh kerana
ltu, janganlah putus asa apabila menghadapi tentangan ini, sebaliknya engkau harus
mempersiapkan diri guna menghadapinya. Bahkan, engkau harus memaafkan
kebodohan mereka tentang hakikat yang tidak mereka ketahui ini.
Bila engkau memahami hakikat ini, engkau harus bersabar untuk hidup bersama
mereka sampai mereka mengetahuinya. Rasulullah saw. telah bersabda, "Bersikap
lunaklah kepada manusia dan bersabarlah bersama mereka!"
Sikap lunak dan kasih sayang dalam kesabaran men-dekatkan seseorang pada
hakikat yang tidak diketahuinya. Sehingga bila mereka memahami dan merasakannya,
niscaya akan mengimani dan meyakininya.
Sebuah syair bertutur:
Barangsiapa mencicipi "rasa"Islam.
Ia memahaminya Barangsiapa memahaminya
la bangkit dengan rubnya sebagai tebusan
Hendaknya dipahami bahawa uslub (kaedah) dakwah itu berbeda antara satu orang
dengan orang lain. Kaedah dakwah juga tidak tetap, tergantung situasi dan kondisi.
Nah, pengetahuan tentang situasi dan kondisi inilah yang akan menentukan
pilihan strategi dan kaedah dakwah yang tepat.
Rasulullah saw. pernah didatangi seorang pegulat bernama Rukamah, waktu la
belum masuk Islam. la tidak bertanya kepada Rasulullah saw. tentang aqidah atau
ibadah, tetapi ia mengatakan, "Bila kamu dapat mengalahkan aku, aku bersedia
masuk Islam." Beliau pun menerima tantangan itu, ternyata beliau dapat
mengalahkannya. Maka, Rukamah pun masuk Islam.
Hamzah bin Abdul Muthalib baru saja datang dari berburu, waktu ia belurn
masuk Islam, tiba-tiba diberi-tahu bahawa Abu Jahal telah memaki keponakannya,
Muhammad saw., pada saat beliau sedang duduk di samping Ka'bah. Serta merta
Hamzah datang ke Ka'bah lalu memukul kepala Abu Jahal hingga terluka, seraya
berkata, "Mengapa kamu mencela Muhammad padahal saya penganut agamanya!"
Pada saat itu juga Hamzah menyatakan, "Saya telah masuk Islam!"
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 83
Optimisme yang Penuh Senyum dan Lapang Dada
Banyak aktivis dakwah mengukur keterlibatan orang lain dalam kancah
dakwah dengan standar-standar yang sempit dan terbatas. Seseorang yang tidak mahu
mencurahkan semua potensi, waktu, dan hartanya, dianggap sebagai cacat. Di
antara mereka ada yang menuduh saudaranya tidak mengetahui problematika
kehidupan sosial yang pelik, yang tengah dihadapi umat saat ini.
Ketika seorang akh masih berstatus sebagai maha-siswa, ia memiliki waktu untuk
dakwah yang relatif banyak, namun sumbangan dananya relatif sedikit. Setelah lulus
dan menjadi pegawai, ia memberikan sumbangan dana lebih besar, tetapi memiliki
waktu luang lebih sempit untuk dakwah. Ketika ia menikah, nilai harta dan waktu
baginya menjadi berkurang. Bahkan, ketika punya anak, ia tidak dapat memenuhi
tugas-tugasnya selain menurut kemampuannya.
Dalam pandangan para aktivis dakwah, sering dipersepsi bahawa setiap orang
harus mencurahkan segala sesuatu yang dimilikmya, padahal Allah berfirman,
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan)
yang dikerjakannya." (Al-Baqarah: 286)
Setiap kali seseorang memberikan dan mencurahkan potensinya, seberapa pun, itu
akan menjadi simpanan dan persediaan kebaikannya.
Bagaimanapun, sikap ini bukanlah fenomena umum. Banyak pemuda yang dapat
menundukkan kendala-kendala ini sesuai dengan kadar keimanannya terhadap
keagungan risalah, serta kesedaran terhadap pentingnya amanah dan tanggung jawah
terhadap masa depan Islam.
Dakwah menuntut penyertaan setiap muslim sesuai dengan kadar yang tidak
sampai mempersulit kehidupannya. Bahkan yang wajib adalah sebaliknya. Memang
ada yang mencurahkan dan mengorbankan segalanya sehingga siap mengganti posisi
yang lain dan bertahan di barisan terdepan.
Setiap muslim harus menyadari bahawa fizikal manusia terdiri dari beberapa
anggota: kedua tangan, mata, telinga, dan lain-lain yang sejenis itu. Masing-masing
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 84
memiliki tugas dan misinya. Demikian pula setiap muslim menunaikan tugasnya
sesuai dengan potensi yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Dengan
begitulah masyarakat Islam akan tercipta.
Saya masih ingat, ada seorang teman yang dijuluki Al-Mustami' (pendengar),
kerana ia bergaul dengan kami hanya sebagai pendengar setia saja. Tetapi setelah menikah
dan mempunyai tiga orang anak lelaki, semuanya menjadi sarjana dan anggota
Ikhwan. Hal ini merupakan balasan agung sehingga Allah membuka hatinya.
Kita harus senantiasa merenungkan ungkapan Rasulullah, ketika dilempari
batu oleh penduduk Tha'if, hingga kedua tumit beliau berdarah. Beliau tetap tabah dan
terus berdo'a. Lalu datanglah Jibril kepada Nabi Muhammad saw., seraya mengucap
salam dan berkata, "Wahai Muhammad, Allah mengucap salam dan pesan untukmu.
Seandainya engkau mahu, aku akan timpakan dua gunung di Makkah ini kepada
mereka!"
Rasul menjawab, "Tidak! Semoga Allah mengeluarkan dari keturunan mereka
orang-orang yang menyem-bah Allah!"
Hadits ini mengandung pengertian yang dalam, kerana Rasulullah
menganjurkan kita tentang satu pelajaran yang amat agung, iaitu bahawa
optimisme seorang da'i lebih luas daripada batas-batas dunia ini. Allah berfirman,
"Semoga Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu
musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Mahakuasa. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Mumtahanah: 7)
Bukanlah Engkau yang Menunjuki Mereka
Kesan pertama yang ditinggalkan seorang da'i di hati mad'u (objek dakwah)nya
adalah harapan akan masa depan. Kelapangan dada dan terbukanya hati mad'u
sangat tergantung pada besarnya pengaruh pertemuan pertama antara sang da'i dengan
mad'unya. Oleh kerana itu, seorang da'i harus terwarnai oleh ruh dakwah, baik secara
kejiwaan mahupun perilaku.
Seorang da'i harus benar-benar berorientasi kepada Allah dalam setiap
langkahnya, agar dibukakan oleh Allah hatinya dan hati orang yang menjadi sasaran
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 85
dakwahnya. Bila tujuannya tidak tercapai dan tidak mampu menembus hati manusia
lewat cara ini kerana setiap orang punya kondisi berbeda yang tidak diketahui ke-cuali
oleh Allah maka ia harus ingat firman Allah swt.
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka menda-patpetunjuk, akan tetapi Allahlah
yang memberipetunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya." (Al-
Baqarah: 272)
Dalam hal ini saya jadi teringat sebuah kisah yang pernah saya alami. Saya
memiliki seorang sahabat yang sangat saya cintai, namun suatu saat muncul
pemikiran yang berbahaya dari dirinya. Saya berusaha mengingatkan dengan
memberi beberapa buku literatur, dengan harapan Allah berkenan membuka hatinya
hmgga memiliki satu pandangan dan tetap saling mencintai. Tetapi upaya ini tidak
berhasil. Ketika saya sedih atas kejadian ini, saya terhibur ketika mencuba
menghayati firman Allah,
"Sesungguhnya engkau tidak akan dapat memberi hidayah kepada orang yang
kamu cintai, akan tetapi Allah-lab yang memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki-
Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mahu menerima
petunjuk." (Al-Qashash: 56)
Saya lama-lama merenungkan kata "man ahbabtd" (orang yang kamu
cintai), hingga akhirnya menyadarkan saya bahawa cinta yang dalam bukan
penyebab datangnya hidayah, akan tetapi Allah lah yang memberi hidayah kepada
siapa yang dikehendakiNya.
Seorang da'i yang mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan seperti yang saya
sebut di atas, saya kira tidak akan kembali lagi kepada orang yang sama. Akan tetapi,
ia akan mempelajarinya untuk beberapa waktu. Dia akan mengevaluasi kembali hal
tersebut bersama teman yang lain, setelah membekali diri dengan berbagai
pengetahuan tentang karakter, situasi, dan lingkungan. Boleh jadi, sebahagian waktu
lebih menguntungkan dari sebahagian waktu yang lain; atau sebahagian kondisi lebih
menguntungkan daripada sebahagian kondisi yang lain. Banyak orang yang
memiliki kondisi pribadi tertentu yang membuatnya tidak mudah terbuka, tetapi
setelah beberapa waktu berselang, kondisinya berubah dan Allah memudahkan
urusan serta membukakan hatinya.
Maka, kita sebagai seorang da'i tidak boleh bersikap tergesa-gesa ketika hendak
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 86
memutuskan hubungan dengan seseorang, apalagi terhadap seorang mad'u. Kita wajib
memahaminya sehingga tidak terjebak pada sikap putus asa dan mudah memutuskan
hubungan.
Satu hal lagi yang ingin saya ingatkan kepada para da'i adalah "penampilan
seorang da'i harus berseri-seri dan ceria dalam segala situasi dan kondisi". Maka
seorang da'i tidak boleh bermuka masam dan cemberut sewaktu menghadapi
seseorang, tetapi berwajah ceria ketika menghadapi yang lain. Bahkan seharusnya ia
selalu berlapang dada dan ceria. "Carilah kebaikan di saat wajah sedang ceria", demikian
kata pepatah. Sesungguh-nya dalam hati setiap orang tersimpan potensi besar bagi
dakwah, kerana hati seseorang secara fitrah senang kepada semua yang menyambut dan
melayaninya dengan baik. Allah berfirman,
"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Kerana telah datang seorang
buta kepadanya. Tahukah kalian barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari
dosa). Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat
kepadanya?" ('Abasa: 1-4)
Memanfaatkan Kesempatan untuk Menghidupkan yang
Mati
Saya pernah berkunjung ke salah satu negara Arab. Di sana saya diundang makan
siang oleh seorang teman, dan bertemu dengan sejumlah undangan yang lain. Majlis ini
baik dan sangat menyenangkan. Sebelum pulang, salah seorang dari mereka
mengundang saya makan siang di rumahnya pada hari yang lain. Saya pun datang sesuai
waktu undangan. Saya heran, ternyata di sana saya bertemu lagi dengan
sejumlah orang yang sama, yang pernah hadir saat makan siang bersama di tempat
lain. Akhirnya saya mengerti bahawa mereka bergiliran mengundang makan. Lalu
saya berkata kepada mereka, "Saya menduga kalian bergantian mengundang sampai
habis gilirannya?" Mereka menjawab, "Ya, ini akan berlanjut." Kemudian saya
menghadap mereka seraya berkata, "Apakah kalian mengira saya senang dengan
hal ini? Semula saya kira kalian telah berpikir bahawa setiap orang akan
mengundangku makan siang dan menghadirkan kelompok baru dari kalangan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 87
remaja. Sehingga mereka dapat duduk bersama kita sambil berbincang-bincang
dan mendengarkan pembicaraan secara langsung, atau saling bertanya-jawab
tentang sesuatu yang bermanfaat. Dengan begitu kalian dapat mengundang saya
bersama sejumlah teman-teman yang lain, daripada bergantian mengundang makan
siang dengan acara yang sama. Jadi, kita memanfaatkan makan siang untuk menarik hati,
dan menuai nilai positif dalam undangan untuk khidmah pada dakwah."
Permasalahan sesungguhnya bukanlah acara makannya, tetapi makan sebagai cara
untuk bertemu, dan peluang dakwah kepada para pemuda yang baru. Mereka dapat
duduk-duduk bersama kita sambil mendengarkan taushiyab (pesan) tentang Islam, agar
mereka dapat memahami Islam dengan mudah. Kita dapat memberi semangat baru,
mereka pun dapat mengambil 'ibroh (pelajaran) dari ayat dan hadith yang
didengarnya. Dengan demikian kita dapat memanfaatkan waktu secara baik tanpa
sia-sia.
Inilah da'i yang mampu mengemban cita-cita dakwah dan harapan kaum muslimin,
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang her at." (Al-
Muzammil: 5)
Dialah seorang da'i yang hidup dalam kancah peperangan Islam melawan
musuh-musuhnya. Seorang da'i yang merasakan keagungan dakwah dan kesucian-nya,
yang sangat diperlukan oleh umat manusia, yang lama menanti kehadirannya. Seorang
da'i yang meletakkan cita-cita dan harapan di hati dan pikirannya, bersiap melangkah
atas lzin Allah, bergerak untuk memikat hati. Allah berfirman,
"Sesungguhnya. orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih,
mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka kerana keimanannya." (Yunus: 9)
Magnet Hati
Tidak ada seorang pun, ketika Allah menciptakannya, kecuali pasti memiliki
potensi menerima dan menolak. Bila tidak memiliki bererti ia telah kehilangan
dirinya, kehilangan rahsia wujudnya. la seperti pohon kering yang daun-daunnya
berguguran, tidak menghijau dan tidak hidup. Atau seperti pohon yang tidak berbuah,
hidup tapi seperti mati. la tidak punya pengaruh dalam kehidupan kerana hanya dapat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 88
mengambil tetapi tidak dapat memberi.
Ada sejumlah orang yang bukan nabi juga bukan syuhada, tetapi kedudukannya
di sisi Allah membuat para nabi dan para syuhada in hati. Mereka dapat menyingkap
rahsia Allah dalam dirinya, yakni anugerah indra: telinga, mata, dan hati.
Mereka membangkitkan dan "memerangi"nya dengan ibadah dan ketaatan,
sehingga menyala dan berkobar-kobar. Dari dalam jiwa dan hatinya muncul luapan
gelombang yang mampu mengharu biru hati manusia sehingga menjadikannya lunak
di hadapan Allah swt. Hati dan perasaan menjalin hubungan yang demikian harmonis,
dan tak dapat di-ungkapkan dengan kata-kata, namun kita dapat merasakan
kebahagiaan dengannya. la menjelma menjadi kha-yalan indah yang melayang-layang. la
pun lalu berubah menjadi "magnet" yang dapat menarik ruh dan hati.
Tak seorang pun yang tidak mempunyai perasaan seperti ini, walau hanya sedikit.
Seorang da'i yang sukses adalah yang mendapat petunjuk Allah ke tempat persembunyian
perasaan ini, sehingga menambah kekuatan dan gairahnya. Allah swt.
berfirman,
"Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila
Rasul menyeru kalian kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian." (Al-Anfal:
24)
Sementara orang-orang yang kering hatinya dan berkarat jiwanya, telah Allah
nyatakan,
"Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.
Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada sungai-sungai yang mengalir darinya, dan di
antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air darinya, dan di antaranya
sungguh ada yang meluncur jatuh kerana takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari yang kalian kerjakan." (Al-Baqarah: 74)
Ayat ini telah menjelaskan bahawa batu itu sensitif. Bahkan ia meluncur jatuh
kerana takut kepada Allah. Tetapi kita tidak memiliki peralatan yang dapat membuka
rahsia, bagaimana batu itu dapat sensitif. Namun kita yakin (melalui ayat) tersebut
bahawa ia memang sensitif, takut, dan melekat satu sama lain kerana takut-nya
kepada Allah.
Bila batu saja sensitif, gemetaran, dan melekat satu sama lain kerana takut kepada
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 89
Allah, lalu bagaimana dengan manusia yang banyak diberikan oleh Allah
kenikmatan yang besar, seperti akal, perasaan, dan hati sebagai tempat penitipan
rahmat. Allah berfirman,
"Berkata Musa, 'Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah
untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka
mengertiperkataanku“. (Thaha: 25-28)
Bidang Garap Seorang Da'i
Menurut pandangan saya bidang garap seorang da'i berbeda dengan seorang
penceramah. Seorang penceramah, bertugas menunjukkan manusia ke arah keimanan
kepada dasar-dasar agama dan aqidahnya, komitmen terhadap etika Islam dan
mengamalkan hukum-hukumNya, serta menjelaskan makna ayat maupun hadith.
Sementara seorang da'i bertugas menuntun kaum muslimin mencapai tujuan
Islam dan risalahnya yang mendunia guna menyelamatkan umat manusia dan
membebaskannya dan penghambaan kepada selain Allah. Dia membangkitkan
umat Islam untuk merealisasikan tujuan-tujuan Islam yang tinggi, seperti tauhid,
persatuan, keadilan, kebebasan, dan saling memberi jaminan (solidaritas). Dia juga
memberi pendidikan islami kepada kaum muslimin tentang akhlak, perilaku, dan
muamalah, sehingga menjadi pribadi dan masyarakat islami.
Aktiviti ceramah lebih sempit ruang lingkupnya daripada dakwah kerana seorang
penceramah hanya berhadapan dengan publik. Sementara seorang da'i tugasnya
menyaring pribadi dari sekelompok orang. Mereka dipilih untuk diberi pemahaman
yang shahih, keimanan yang dalam, aktiviti yang produktif, dan praktek lapangan di
jalan dakwah dengan cara hikmah, mauizhah hasanah (pelajaran yang baik), serta
penuh kesabaran.
Medan juang seorang da'i lebih luas daripada medan juang seorang penceramah.
Seorang penceramah, setelah menyampaikan ceramahnya akan lantas pergi
meninggalkan medan dakwah. Sedangkan da'i, ia bagaikan seorang guru sekolah
yang menyampaikan pelajaran kepada murid-muridnya,—masih ada tugas yang harus
dikerjakan di medan dakwahnya—dan ia harus menguji muridnya itu. Ujian ini sebagai
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 90
ajang penilaian bagi guru di akhir tahun, sekaligus untuk meningkatkan
kualitinya.
Dengan begitu, dia akan benar-benar serius untuk mencapai hasil yang baik. Dia
bermteraksi dengan orang lain, selalu bersama mereka di kala suka maupun duka.
Membantu yang fakir, menolong yang sakit, dan menerapkan konsekuensi dakwah atas
dirinya, sehingga menjadi qudwah dalam penampilan, perilaku, dan akh-laknya. Da'i
seperti itulah yang dicintai dan dirindukan, bahkan mereka akan mendukung dan
menjadikannya sebagai konsultan dalam segala problematika.
Da'i yang memahami mismya dalam mengatasi per-soalan masyarakat, tentulah
akan menjauhi ungkapan, khotbah, dan ceramah yang melukai hati orang, lembaga, atau
masyarakat. la tidak mau menghina tradisi jahiliah yang disukai masyarakat. Da'i yang
bijaksana adalah da'i yang memahami tradisi, budaya, dan kondisi masyarakat
sekitarnya.
Bila seorang da'i tinggal di suatu negeri maka yang pertama harus disadari adalah
tugasnya sebagai penyatu hati manusia. Dia tidak boleh memunculkan ungkapan yang
menyakitkan, mengganjal di hati, dan membuka pintu bagi merasuknya setan yang
berujud manusia.
Pada dasarnya penceramah itu juga seorang da'i. Ka-rena sesungguhnya seorang
da'i maupun penceramah mempunyai tujuan yang sama yaitu agar umat berkhid-mah
pada Islam.
Suatu kali, Imam Hasan Al-Banna pernah ditanya pada "Pertemuan Selasa" di
Kairo, "Apa bedanya antara Jamaah Ansharus Sunnah dan Jamaah Al-Ikhwan Al-
Muslimun?" Dengan tanggap beliau segera menjawab pertanyaan ini, bahawa
Ansharus Sunnah adalah madrasah ibtidaiyah (sekolah persiapan) sedangkan jamaah Al-
Ikhwan sebagai sekolah dasarnya. Jawaban ini memberi kesan yang baik di hati temanteman
Ansharus Sunnah. Apalagi sebahagian besar yang menghadiri "Pertemuan
Selasa" ini penduduk Mesir yang berasal dari berbagai kalangan dan kelompok,
bahkan dari berbagai kabilah Qibthi.
Sebagaimana Hasan Al-Banna, di markas umum Ikhwanul Muslimin sering
diadakan shalat Tarawih dengan imamnya salah seorang fuqaha Jam'iyah Syar'iyah Al-
Islamiah.
Sesungguhnya misi Ikhwanul Muslimin adalah membangun dan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 91
memperkokoh, bukan merobohkan dan melukai (menyakiti hati). Hanya tujuan
mulialah yang dapat menyatukan umat ini, hingga hati dan jiwa mereka menyatu dan
perasaan mereka berkobar kerana kuatnya keinginan, cinta, dan motivasi. Allah
berfirman,
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang
antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat
setia."(Fushilat: 34)
Dengan seluruh kekuatan ruhiyah yang tinggi milah, seseorang tidak akan mampu
menolak pendekatan dan keramahan. Maka tidak heran bila binatang buas dapat
bersahabat dengan manusia, bahkan kadang-kadang mereka hidup bersama manusia,
seperti yang kita saksikan di film-film, banyak singa dan hanmau yang jmak. Bahkan
ular-ular pun dapat berjoget nengikuti irama seruling sang pawang yang duduk
bersamanya di jalan-jalan dan di depan penginapan.
Manusia telah dikarunia banyak kekuatan oleh Allah, dan karunia yang terbesar
adalah kemampuannya membangkitkan rasa cinta dan kasih sayang.
Sejenak Bersama Salman Al-Farisi
Adalah Salman Al-Farisi yang hidup di negeri Persia. Ketika mendengar bahawa di
Makkah ada seorang nabi bernama Muhammad yang membawa agama Islam,
langsung muncul hasrat untuk mengetahui tentang agama baru itu. Padahal, waktu
itu Nabi Muhammad saw. hidup bagai orang asing di tengah-tengah kaum yang
mengingkari risalahnya, bahkan memerangi dan menyakitinya. Tetapi semua ini tidak
menyurutkan niat Salman. la bersegera menuju Makkah dan terus menyu-suri jalan
guna mencari tahu mengenai nabi baru ltu.
Sesampainya di Makkah, ia menuju Baitul Haram untuk mencari penginapan
hingga mendekatkannya mencapai tujuan. Sudan menjadi tradisi penduduk
Makkah,—kerana kedermawanannya—menjamu setiap tamu yang datang ke rumahnya
selama 3 hari. Ternyata kedatangan Salman ini di ketahui oleh Ali bin Abi Thalib,
yang langsung mendakwahinya sebelum diambil orang lain. Hal ini kerana Ali,
sebagai seorang da'i, sedang mencari pendukung dakwah Muhammad saw. Dengan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 92
motivasi yang kuat dan kesadaran tentang pen-tingnya meraih hati yang baru, maka
beliau segera memanfaatkan peluang ini agar tidak lepas dari genggaman.
Selanjutnya, Salman tinggal di rumah Ali bin Abi Thalib. Di tengah-tengah
pelayanan yang diberikan Ali, Salman menangkap beberapa perilaku akhlak dan
muamalah yang "aneh dan baru". Barangkali ini muncul dari sumber kenabian dan
aliran agama baru. Lalu Ali bin Abi Thalib juga menangkap apa yang terlintas dalam
benak Salman dan tanda-tanda respon serta kemantapannya.
Mata telah melihat, hati berbicara, perasaan berkobar, maka terjalinlah
keterbukaan, terus terang, dan "jabat tangan". Dilanjutkan dengan pernyataan
keislaman yang —di kemudian hari— menghantarkannya menjadi sahabat yang
menorehkan tinta emas sejarah.
Dua Karakter Da’i: “Cerdas dan Bersih“ *)
Agar dakwah kita berhasil maka seorang da'i harus memiliki dua sifat ini: "cerdas
dan bersih".
Yang saya maksud adalah cerdas akalnya dan bersih hatinya. Saya tidak
mensyaratkan kecerdasan yang brilian. Cukuplah apabila dapat memandang segala
sesuatu secara proporsional, tidak ditambah atau diku-rangi. Sebab, saya menyaksikan
sebahagian orang memiliki pola pikir yang kacau. Tidak tepat ketika mempersepsi
realita, sehingga menganggap adat sebagai _____________________
*) Oleh: Syaikh Muhammad Al-Ghazali
ibadah, sunah sebagai hal wajib, dan penampilan fisik sebagai hal yang utama. Hal inilah
yang dapat mengacaukan terapi penyelesaian kasus-kasus yang timbul dan
menyebabkan dakwah mengalami kegagalan yang serius.
Sifat "bersih" menyangkut kondisi hati yang saya kehendaki bukanlah seperti
"bersihnya malaikat" tetapi hati yang dapat mencintai dan menyayangi orang lain.
Tidak bersuka ria di atas kesalahan dan penderitaan orang lain. Bahkan, merasa sedih
atas kesalahan mereka dan berharap agar mereka mendapat jalan kebenaran.
Saya pernah didatangi oleh seorang mahasiswa yang memberitahukan bahawa
beberapa orang akan mengada-kan pentas musik. la bersama teman-temannya akan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 93
mencegah pentas ini dengan jalan apa pun, termasuk dengan car a kekerasan.
Saya katakan padanya, "Saya sepakat dengan kalian dalam menghentikan pesta ini.
Tetapi, sampaikanlah pendapat dan nasihatku ini kepada mereka. Tidak pan-tas
bersuka ria di saat banyak peristiwa menyedihkan, baik lokal maupun internasional.
Bagaimana kita bernyanyi-nyanyi sementara puluhan ribu kaum muslimin terbunuh,
terluka, dan terusir. Bencana Palestina dan Afghanistan masih terus berlangsung dan
masa depan Islam di kedua negara tersebut masih suram. Sementara itu perang
saudara di Somalia telah menelan korban ratusan kali lipat daripada perang saudara di
Yugoslavia. Musibah banjir besar telah merenggut korban di Iskan-daria, serta
musibah-musibah lain di berbagai tempat. Lalu untuk apa kita bernyanyi-nyanyi?
Apakah hati kita sekeras batu?"
"Mereka tidak akan menerima saran ini!" ujar mahasiswa tersebut. Lalu saya
katakan, "Coba tanya mereka, apa yang akan dinyanyikan? Apakah syair cinta murahan
dan lagu selera rendah? Kalau memang demikian bererti masyarakat ini sedang sakit
perasaannya dan tidak akan memunculkan sesuatu kecuali keburukan. Seharusnya
pada masa-masa krisis yang sedang mengepung kita ini, kita menjauhi suara-suara
yang tidak berguna."
"Saya tidak akan mengatakan seperti yang Anda anjurkan tadi, tetapi akan saya
katakan kepada mereka, bahawa Allah telah mengharamkan nyanyian dan kami akan
bubarkan pesta itu di depan panitia penyeleng-gara!" jawab mahasiswa tersebut.
Kemudian saya katakan kepadanya, "Kamu ini masih tergolong baru di kancah
dakwah, mengapa tidak mengambil pelajaran dari pengalaman para pendahulu-mu?
Apalagi Islam banyak mempunyai musuh yang sedang menanti, jadi jangan
tunjukkan kepada mereka kekurangpahaman dan keburukan tmdakan kita!"
Ternyata la menolak dan tetap pada prinsip semula. Akhirnya mereka ditangkap
polisi dan sebahagian masuk penjara.
Saya selalu memberi nasihat kepada aktivis Islam untuk senantiasa bersikap
bijaksana dalam dakwah. Saya tekankan agar tidak memben peluang kepada
musuh-musuh Islam untuk menyerang dan memojok-kan Islam maupun para da'i
hanya gara-gara semangat yang dibarengi sikap ceroboh.
Hendaklah tujuan utamanya adalah pembinaan aqidah, akhlak, dan ibadah.
Adapun masalah-masalah khilafiyah, tidak ada hubungannya dengan dakwah dan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 94
prinsip amar ma'ruf nahi munkar. Nabi Daud as. dan Sulaiman as. saja tidak berselisih
dalam masalah tanaman yang dirusak dan dimakan kambing.
Sebahagian ulama, ada yang berpendapat bahawa menyusui sewaktu besar
sama hukumnya dengan ketika masih kecil. Bila timbul khilaf, hendaknya dibahas pada
bidangnya (pada masalah fiqihnya saja). Adapun menga-lihkannya ke bidang dakwah
merupakan kesalahan besar.
Seorang da'i yang tidak memiliki kecerdasan akal dan kebersihan hati, akan
membuat problem yang rumit di tengah perkembangan Islam. Saya pernah pergi ke
Kanada dan Amerika Serikat —ketika saya menjadi utusan Rabithah Alam Islami—
. Di sana banyak da'i yang mele-takkan "bebatuan" di tengah-tengah jalan Islam, yang
mereka ambil dari lingkungan hidup zaman dahulu agar laju perkembangan dakwah
berhenti di tengah-tengah dunia baru. Mereka marah kerana membela madzhab dan
kepentingannya dengan mengatasnamakan Islam. Tetapi Allah mengetahui bahawa
sesungguhnya mereka memperlukan orang yang dapat menyinari akal pikiran mereka
dan membersihkan hatinya.
Tidak Mengetahui Dakwah
Ketidaktahuan segolongan manusia terhadap dakwah bukan bererti Islam tidak
ada di tengah-tengah umat manusia tersebut. Oleh kerana itu, para da'i —menang-gapi
masalah ketidaktahuan segolongan manusia terhadap dakwah— hendaknya dapat
memaklumi. Dalam hal ini, Rasulullah saw. pernah berdoa, "Ya Allah, tunjukilah
kaumku! Sesungguhnya mereka itu tidak mengetahui!"
Bila seorang da'i memahami hal ini, ia akan bersikap lembut, senantiasa berwasiat
tentang kebenaran dan kesabaran, serta memiliki "nafas panjang". Seorang da'i harus
memahami situasi dan kondisi seseorang, sebelum ia mendapat taufiq dan hidayah Allah
menuju keimanan.
"Begitu jugalah keadaan kalian dahulu, lalu Allah meng-anugerahkan nikmat-Nya atas
kalian, maka telitilah." (An-Nisa': 94)
Hidayah dan taufiq itu merupakan anugerah Allah. Allah berfirman,
"Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 95
Katakanlah, 'Janganlah kalian merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislaman
kalian, sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepada kalian dengan
menunjuki kalian kepada keimanan, jika kalian adalah orang-orang yang benar.'" (Al-
Hujurat: 17)
Ketika Anda berusaha mengubah seseorang dan pemikiran lama menuju
pemikiran baru, Anda harus menyadari bahawa pemikiran itu benar-benar baru baginya.
Ertinya, ia belum mengenalnya. Seseorang yang belum mengenal sesuatu, akan
menolaknya. Betapa banyak kalangan sahabat, —ketika mereka belum masuk Islam—
memusuhi Rasulullah saw. tetapi ketika mereka mendapat hidayah Allah, mereka
menjadi pendukungnya, bahkan berjuang dan berperang bersama beliau.
Oleh sebab itu, bila seorang da'i memahami bahawa sesungguhnya dirinya adalah
pelaku ishlah (perbaikan), —seorang doktor dan seorang guru— maka pastilah ia akan
mengubah metode dakwah terhadap orang-orang awam. Dengannya, dakwah akan
masuk ke dalam relung hati dan akal yang paling dalam hingga mampu mengubah hati
(perasaan) dan pikiran itu secara total.
Ustaz Hasan Al-Banna pernah menyatakan, "Jika di hadapanmu ada sejumput
gula pasir dan sejumput garam, bagaimana Anda dapat membedakannya? Saya akan
mengatakan, 'Saya harus mencicipi keduanya, kare-na dengan mencicipinya kita dapat
membedakannya.'"
Agar manusia mengetahui dakwah, mereka harus merasakan pahit-manisnya dan
daya tariknya. Tanpa merasakan ltu terlebih dahulu, mereka patut dimaklumi atau
dimaafkan, sampai kita telah mendatangi dan menawarkannya kepada mereka.
Barangsiapa mencicipi kenikmatan ishlah
Ia pasti mengetahuinya
Barangsiapa mengetahuinya ia akan bangkit
Menyerahkan nyawa sebagai tebusan
Berapa banyak kaum muslimin yang tak mengenal dakwah, bahkan membenci
para da'i dan memerangi Islam dengan berbagai macam metode yang tak pernah
terlintas di benak setan sekahpun. (Ungkapan Hasan Al-Banna dalam Majmu'ah
Rosail)
Saat ini, semua kebohongan dan rekayasa itu tercer-min di berbagai mass media
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 96
seluruh penjuru dunia. Para da'i dilarang secara hukum untuk berbicara di tengah
hiruk-pikuk yang bergaung. Namun walaupun dike-pung konspirasi dunia yang
zhalim untuk menghancur-kan Islam dan pemeluknya, alhamdulillah kita masih
memiliki kekuatan iman yang melingkupi segala segi, dan tentunya tetap optimis
terhadap pertolongan Allah.
"(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orangorang
yang mengatakan, 'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kalian, kerana itu takutlah kepada mereka'. Makaperkataan itu menambah
keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan
Allah adalah sebaik-baik Pelindung.'" (Ali-Imran: 173)
Di antara kata-kata pernyataan As-Syahid Hasan Al-Banna, "Kita akan menang
dengan cara yang sangat sederhana. Sekali pun dunia akan menyaksikan apa yang
belum disaksikan sebelumnya." Pernyaatan ini ber-peran penting dalam membangkitkan
semangat, kekuatan, dan kehidupan. Kami pun terguncang. Bagaimana kita dapat
menang dengan cara yang paling sederhana, padahal kita bahkan tidak memilikinya?
Bagaimana mungkin Uni Sovyet dapat runtuh, padahal memiliki ratusan senjata
nuklir? Itulah! Senjata-senjata itu tidak dapat berbuat apa-apa!
Bukankah ini sebuah realiti yang terang dan jelas. Kemenangan itu hanya dari
Allah, akan diarahkan menurut kehendak-Nya. Tidak ada urusan bagi-Nya kecuali
bagaikan sekejap mata atau mendekatinya. Bila Allah mengatakan kepada sesuatu,
"Jadilah kamu!" niscaya akan terjadi. Allah berfirman,
"(Al-Qur'an) ini adalahpenjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
diberiperingatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahawasanya Dia adalah
Tuhan YangMaha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambilpelajaran!" (Ibrahim:
52)
Sesungguhnya, misi seorang da'i di tengah kegelapan adalah menyalakan lilin,
menuntun si buta, memperde-ngarkan yang tuli, mengemban beban, memberi makan
yang lapar, tawadhu', dan kasih sayang kepada sesama muslim.
Kekuatan Besar yang Mampu Menghancurkan
Kami masuk penjara kerana kesewenang-wenangan orang-orang zhalim. Kami
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 97
disiksa dengan siksaan yang sangat menghinakan. Kehormatan manusia telah diinjakinjak
oleh tindakan yang tak bermoral, yang tak pernah terdengar sebelumnya.
Hampir-hampir nyawa kami melayang. Kami mampu menahan lapar dan dahaga, dan
kami dapat mengetahui nilai makanan dan mmuman setelah lama tidak
mengkonsumsinya. Sehingga, dengan peristiwa ini, kami baru memahami derigan
pemahaman yang benar akan firman Allah, "Kerana kebiasaan orang-orang Quraisy,
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musimpanas, Maka
hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah), Yang telah memberi
makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka
dari ketakutan." (Quraisy: 1-4)
Kami berada di tengah-tengah beberapa batalion dengan langkah cepat.
Sementara di sekitar kami anjing-anjing galak dan cemeti, siap merobek-robek tubuh.
Pada saat itulah kami merasa ketakutan dan gemetar. Di antara kami ada yang j atuh
pingsan. Ada j uga yang j atuh hmgga kepalanya terluka, dan dibiarkan tanpa mendapat
pengobatan maupun perawatan. Kami terus lari berjam-jam tanpa istirahat dan dilarang
berteduh di bawah men-dung yang sedang lewat. Di antara kami juga ada yang
terkencing-kencing, bahkan ada yang lebih dari itu.
Sebelum kami mengalami tragedi ini, tidak pernah terbayangkan sama sekali
bahawa para pemuda mampu bertahan menghadapi siksaan seperti yang kami alami,
tanpa mengalami kelumpuhan atau mengidap ber-macam-macam penyakit. Tetapi
—subhanallah— kami telah membuktikan setelah tragedi yang berlangsung
bertahun-tahun ini, bahawa manusia memiliki kekuatan yang amat dahsyat hingga
mampu bersabar, bertahan, dan tetap bermujahadah. Sebuah kekuatan aqidah dan
ruhiyah yang belum ditemukan sumbernya, yaitu kekuatan yang nyata berkat
kekuasaan Allah, hingga mampu mengalahkan para diktator.
Banyak orang kagum bahkan tak habis pikir terha-dap kesabaran, ketabahan, dan
ketegaran kami. Mereka bingung di tengah kesesatannya hingga Allah turunkan
mukjizat kepada mereka. Allah telah mengubah keadaan kami dari ketakutan menjadi
aman. Sementara mereka merasa takut setelah merasa aman. Kami telah melihat
mereka dengan mata kepala kami sendin, yang terkunci dalam sel-sel penjara tahanan
perang milker.
'Ibroh dari tragedi ini adalah bahawa dalam diri para pemuda muslim terdapat
kekuatan yang luar biasa. Bila mereka diberi kesempatan untuk berkreasi niscaya akan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 98
mampu mengubah kondisi umat menjadi bebas, adil, dan berwibawa. Bagi mereka
yang menghayati peristiwa ini akan mampu memahami ibroh-ibroh ini dengan jeli.
Mereka akan dapat menguak dan menemukan potensi manusia mushm dalam
berkreasi, bila diberi kebebasan.
Kita dapatkan banyak potensi yang terpendam dalam diri seseorang yang belum
sempat terkuak, tenggelam sia-sia. Sehingga kita kehilangan nilai potensi ini dalam
pembinaan produktivitas dan kaderisasi.
Oleh kerana itu, hendaklah setiap aktivis berusaha sekuat tenaga secara optimal
dalam dakwah hingga menemui Allah. Kerana Islam adalah agama dunia dan akhirat.
Sungguh, dalam diri umat ini banyak jalan terang menuju hati yang tertutup oleh debudebu
zaman dan maraknya kebatilan yang menenggelamkan kebenaran.
Dia Tidak Hadir kerana Berhalangan
Dia adalah sebaik-baik teman, paling aktif ke masjid dan sangat mencintai temantemannya.
Tiba-tiba, lama sekali tidak kelihatan batang hidungnya di tengahtengah
mereka. Ketika kemudian ia dapat berkumpul kembali, tiba-tiba seorang
teman datang memaki-makinya. Dengan nada sedih ia mengatakan padanya,
"Kenapa kamu sekarang menengokku? Ke mana saja kamu dan teman-teman selama
ini? Mengapa tidak berusaha mencariku selama beberapa bulan terakhir ini?
Sebenarnya, saya sangat memerlukan kehadiran kalian di sampingku di saat istriku
meninggal dunia, dan meninggalkan anak-anak yang masih kecil. Saya membu-tuhkan
orang-orang yang akrab dengan saya pada saat-saat kritis seperti itu."
Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi saudara-saudara yang belum memenuhi
kewajiban kepada sau-daranya yang lain dalam hal memantau kondisinya. Ini
merupakan kewajiban minimal. Kerana Rasul telah ber-sabda, "Bila ia tidak ada maka
carilah...."
Ini sekedar contoh, seseorang yang lama tidak mun-cul dan tidak diketahui
penyebabnya, tidak akan jelas alasannya kecuali setelah menanyakannya.
Satu contoh lagi, sejumlah orang hidup bersama bertahun-tahun dalam kondisi yang
serba sulit —senasib sepenanggungan—. Tiba-tiba, (sudah menjadi sunnatullah bahawa
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 99
manusia pasti akan saling berpisah dan berjauhan) kerana tuntutan hidup, studi, atau
pekerjaan sehingga kebersamaan itu akhirnya berhenti juga. Ternyata, ada yang
menganggap temannya ini sudah mulai mengambil jarak, atau pergi kerana takut, atau
kerana mulai mele-mah keakrabannya, dan Iain-lain. Sehingga timbullah berbagai
macam dugaan. Padahal kita dilarang melakukan hal tersebut. Allah telah berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebahagian prasangka itu adalah dosa, danjanganlah kalian mencari-cari kesalahan
orang lain, dan janganlah sebahagian kalian menggunjing sebahagian yang lain." (Al-
Hujurat: 12)
Kemudian ia menghilang dari ingatan teman-teman-nya, kerana mereka tidak
memperhatikan haknya.
Setelah lama berselang dan banyak peristiwa penting terjadi, seperti biasanya dalam
perjalanan dakwah, tiba-tiba mereka dikagetkan dengan munculnya teman lama
mereka yang sudah sekian waktu menghilang. Ia berada di tengah-tengah mereka.
Ia mengorbankan jiwa dan hartanya dengan penuh ketulusan dan keberanian yang
mengagumkan, bahkan membuat malu sebahagian mereka yang belum memahami
hakikat dakwah. Seseorang yang sudah merasakan nik-matnya dakwah, —dakwah
sudah menyatu dalam hati, perasaan, dan pikirannya— maka la akan menganggap
murah semua yang ada padanya. Dakwah lebih mahal dibanding semua yang
dimiliki.
Seorang da'i harus senantiasa husnuzhan, tidak me-rendahkan yang lain, atau
merasa dirmya lebih baik dari yang lain dalam barisan dakwah. Bahkan, seorang da'i
pada saat tertentu ada di depan, pada saat yang lain ada di barisan belakang.
Setiap orang yang pernah tersentuh ruh dakwah nis-caya akan tetap hidup bersama
dakwah hingga menemui Allah. Kerananya seorang da'i harus selalu husnuzhan
kepada sesama saudaranya dan menutupi aibnya, sampai ia sadar dan kembali ke jalan
yang benar. Sehingga,
ketika seorang da'i kembali kepada teman-temannya, ia tetap menjumpai suasana
saling mencintai.
Sikap Islam dan Para Da’i terhadap Fenomena Budaya
Modern
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 100
Islam adalah agama abadi, sementara kehidupan tidak terikat dengan satu bentuk
dan cenderung membosan-kan serta membuat manusia mencari kompensasinya.
Kehidupan bukanlah suatu kejumudan (kebekuan), akan tetapi suatu
pembaharuan ruhiah dan perasaan.
Aktiviti dakwah kepada seluruh kalangan manusia, —dengan berbagai latar
belakang agama dan keperca-yaan, warna kulit, maupun tanah airnya— mengandung
kennduan yang suci dan kreativitas seni yang halus guna membangun peradaban dan
menghibur masyarakat tanpa berlebihan (secara seimbang).
Dakwah kita telah membuka dan menerima pema-haman-pemahaman berharga
seperti ini, sebagaimana tertuang dalam rasail Hasan Al-Banna, "Ikhwanul
Muslimin memanfaatkan semua cara mass media modern, seperti media cetak,
radio, dan teater/drama." Tahun 1947 Ikhwan pernah menampilkan drama yang
disiarkan langsung lewat beberapa radio, karya Ustaz Abdurrahman Al-Banna. Bahkan
Imam Hasan Al-Banna hadir menyaksikannya.
Syaikh Muhammad Al-Ghazali mengatakan, "Pada dasarnya segala sesuatu itu
boleh (tidak haram) kecuah ada dalil yang pasti." Tetapi kenyataannya masih ada
sekelompok orang yang berpikiran sempit, mereka sangat menyukai yang haram.
Manhaj mereka dalam menghukumi sesuatu bertentangan dengan manhaj Nabi
Muhammad saw. Kerana, Nabi saw. apabila ditawan dua perkara, pasti akan memilih
yang lebih mudah selagi bukan dosa. Beliau bersabda dalam hal ini, "Kalian jangan
mempersulit diri kerana kalian akan dipersulit. Sungguh suatu kaumyang mempersulit
diri, telah dipersulit. Itulah sisa-sisa mereka yang berada di biara-biara dan gerejagereja,
mereka menciptakan rahbaniyah (kerahiban), mereka tidak beristri, tidak
bersuami, dan mengurung diri dalam biara, padahal kami tidak mewajibkannya
kepada mereka!"
Telah beredar peradaban modern seperti radio, television, dan berbagai media
budaya dan hiburan secara merata. Media-media ini tidak akan dimintai
pertanggungjawaban dari apa yang disiarkan. Tetapi yang bertanggungjawab
adalah para sutradara, penyanyi, dan produsernya, kerana merekalah yang
menyuguhkan tayangan yang tidak ada manfaatnya, bahkan berbahaya itu. Syaikh
Muhammad Al-Ghazali telah menegaskan bahawa beliau tidak memerangi nyanyian,
musik, dan hiburan, tetapi yang menyakitkan beliau adalah kenya-taan bahawa umat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 101
hanya ingin sedikit kerj a tetapi banyak bernyanyi. Lebih lanjut beliau mengatakan,
"Nyanyian adalah sebuah ungkapan, yang baik adalah baik, yang buruk adalah buruk.
Siapa saja yang bernyanyi dan mendengarkan nyanyian yang bermakna positif
dan bernada indah, maka tidak berdosa. Kami hanya mela-rang nyanyian dengan syair
yang berselera rendah dan jorok. Kerana tidak ada satu pun hadith shahih yang
melarang nyanyian."
Memang ada sebahagian ulama yang berhujah pada firman Allah,
"Dan diantara manusia (ada) orangyang memperguna-kanperkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) darijalan Allah tanpapengetahuan dan menjadikan jalan
Allah itu olok-olokkan. Mereka itu akan memperoleh adzabyang menghinakan. Dan apabila
dibacakan kepada-nya ayat-ayatKami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolaholah
dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri
kabar gembiralah dia dengan adzab yangpedih." (Luqman: 6-7)
Pendapat ulama tersebut ditentang oleh Syaikh Al-Ghazali, dengan berpendapat
bahawa siapa saja yang mempergunakan perkataan baik, yang berguna atau tidak
untuk kepentingan seperti tersebut dalam ayat tadi (untuk menyesatkan) jelas pantas
mendapat adzab.
Bagi sebahagian orang yang ingin melemaskan urat-uratnya yang tegang kerana
letih dengan mendengarkan suara merdu dan nada indah, tidak ada kaitannya dengan
ayat tersebut. Lebih jauh Syaikh Al-Ghazali mengata-kan, "Bila nyayian dibarengi
dengan hal-hal haram, maka itu yang dilarang. Tetapi bila tidak, maka tidak masalah.
Musik dan nyanyian itu sama, kerana Rasul pernah men-dengar suara rebana dan
seruling tanpa merasa tabu. Memang benar bahawa lagu berbeda-beda pengaruhnya
terhadap jiwa. Oleh kerananya, yang perlu ditentang adalah suara kebanci-bancian
dan syair-syair yang vulgar dan cair (jorok)!"
Terakhir Syaikh Muhammad Al-Ghazali menegas-kan bahawa umat Islam sangat
memperlukan banyak keseriusan dan sedikit hiburan, seraya berkata, "Bila kita
dianugerahi menjadi seniman yang memiliki kehormat-an dan kemampuan, maka dapat
mengubah seni menjadi faktor pembina bukan perusak, serta pembangkit perasaan
mulia bukan selera rendah!"
Pada saat ini, saat muncul gerakan perlawanan Pales-tina, "Organisasi Islam
HAMAS" menentang pendu-dukan Yahudi, banyak bermunculan nasyid-nasyid
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 102
islami yang patriotik. Di antara nasyid yang terkenal adalah nasyid "Abu Ratib" dan
"Abu Mazin". Ini berada bersama puluhan nasyid yang beredar di Mesir dan Yordan.
Sampai sekarang nasyid-nasyid islami tersebut memiliki pengaruh yang dalam di hati
pemuda muslim di mana saja. Kerana suara dan nada yang indah akan bergema di
hati seluruh kaum muslimin.
Ucapan Salam sebagai Pembuka Hati dan Pemberi
Kedamaian
Seorang teman bercerita kepada saya,— ketika berada di dalam penjara
tahanan militer tahun 1954— mengenai satu peristiwa yang mengharukan sekaligus
memilukan. la bersama teman-temannya hidup di penjara dalam kondisi ketakutan
dan dicekam rasa ngeri, serta tidak ada sedikit pun rasa tenang. Yang ada hanya cuaca
gelap diselimuti kegalauan pekat dan berbagai hal yang mencekam.
Di saat mereka sedang dalam kondisi gelap seperti ini, tiba-tiba pintu penjara
dibuka dan muncullah seorang kepala polisi seraya mengucapkan salam,
"Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh." Kontan seluruh penghuni
penjara menangis histeris dengan nada sedih dan takut. Sehingga membuat polisi
merasa kaget dan gemetaran. Belakangan kepala polisi itu menyadari kesedihan yang
dalam di hati mereka. Ucapan salam tersebut dalam pikiran mereka adalah sesuatu
yang tak pernah diduga oleh siapa pun dan ham-pir tidak mungkin terjadi di dalam
penjara seperti ini.
Demikianlah, ketika salam terucap kepada mereka, ia bagai air dingin menyiram
api yang tengah berkobar.
Strategi Psikologis dalam Forum Dialog Umum
Terkadang, dalam suatu acara kita dihadapkan pada sesuatu yang mendadak dan
mendesak, serta masalah yang tidak ada kesepakatan sebelumnya. Bahkan seba-gian
hadirin tidak pernah kenal sebelumnya. Suatu ketika —dalam suatu diskusi—, tibatiba
pembicaraan berkisar tentang dakwah Ikhwanul Muslimin. Saya paparkan
beberapa pom seputar pemikiran Al-Ikhwanul Muslimun, sejarah, dan hal-hal
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 103
yang berkaitan dengannya. Setelah ceramah, saya menunggu reaksi para peserta.
Muncullah pertanyaan dari salah seorang peserta, ia mengatakan, "Kita adalah Ikhwan,
apa sikap kita terhadap orang-orang yang menghalangi dakwah kita? Saya ingin
penjelasan tentang pokok-pokok pemikiran Ikhwan dan sejarahnya sehingga saya
dapat membelanya?"
Pada saat yang bersamaan ada peserta lain yang bertanya, "Kalian adalah
Ikhwan. Bagaimana kalian menghadapi tantangan, tuduhan, dan rencana musuhmusuh
dakwah Islam?"
Dari dua tanggapan tersebut, saya menyadari sekali-gus menyimpulkan bahawa
penanya pertama telah dibu-kakan hatinya oleh Allah sehingga merespon dan merasa
mantap terhadap dakwah Ikhwan. Sementara penanya kedua masih ragu-ragu dan
belum mantap menerima manhaj dakwah Ikhwan, sehingga masih perlu mendapat
banyak penjelasan. Maka, langsung saja saya mengarah-kan perhatian dan pembicaraan
kepada penanya kedua dengan penuh rasa hormat. Saya tidak berusaha mem-bantah
dan menghubungkan pertanyaannya dengan penanya pertama. Seandainya saya
melakukan hal itu, bererti saya telah membuat jarak secara kejiwaan antara keduanya
kerana terjadi perbezaan pemikiran/pendapat.
Sebenarnya, secara kejiwaan seseorang itu tidak menyukai orang lain yang tidak
sependapat dengannya.
Saya menyadari bahawa menyampaikan dakwah pada sekelompok orang yang
mempunyai latar belakang dan tujuan berbeda-beda, kecil kemungkinannya dapat menembus
hati dan pikiran mereka, kerana jumlahnya yang banyak. Yang terjadi justru
munculnya perbezaan pen-dapat dan madzhab. Kerana kebiasaan seorang pembi-cara
adalah mempertahankan pendapatnya, baik ber-dalih kepada kebenaran maupun
kebatilan, sehingga timbullah perdebatan yang tak bermanfaat.
Akan tetapi dakwah fardiyah adalah menyentuh inti permasalahan dan
memberikan kesempatan lebih luas dalam berdialog yang bebas dan tenang atau dalam
baha-sa dakwah "billati hiya ahsan ", 5ehingga dapat saling tukar pandangan dan adu
argumentasi. Dakwah fardiyah me-rupakan cara untuk saling terbuka, kerana
terkadang ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat diungkap di depan umum.
Seperti tuduhan-tuduhan buruk yang sempat merasuki pikiran generasi muda,
yang tidak mengetahui hakikat sebenarnya tentang kondisi politik : Kairo yang
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 104
dikendalikan oleh musuh-musuh dakwah Islam, yaitu musuh-musuh yang selalu
ingin menutup jalan Allah. Namun, Allah berkuasa terhadap utusan-Nya, "Tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." (Yusuf:21)
Dakwah: "Ruh dan Perasaan"
Saya pernah diundang sejumlah pemuda ke suatu tempat yang jarak tempuhnya
memakan waktu tiga jam. Sesampainya di sana, mereka menyambut saya sambil
duduk. Wajah mereka hambar, perasaannya dingin, dan pandangannya kosong.
Kemudian saya diminta bicara oleh seniornya. Saya berbicara di hadapan mereka tanpa
hati dan ruh. Seusai bicara, ia berterima kasih kepada saya. Lalu saya keluar dengan
perasaan seperti baru pulang dari takziah. Saya pulang dengan perasaan yang sama
seperti ketika datang. Saya merasa sangat sedih sekali setelah menyaksikan peristiwa
ini.
Beberapa hari kemudian datanglah orang yang sama, yang mengundang pertama
kali. Ia ingin mengundang saya untuk yang kedua kalinya. Saya katakan kepadanya,
"Saya diundang ke mana?" Pemuda itu menjawab, "Ke tempat ikhwah yang
kemarin dulu itu Ustaz!" Saya bertanya lagi, "Apakah mereka itu ikhwah?" la menjawab,
"Ya!" Lalu saya katakan, "Mustahil mereka itu me-miliki penghayatan tentang
nilai ukhuwah! Bagaimana mereka itu dapat dikatakan ikhwah, jika ketika ada tamu
yang datang dengan menempuh perjalanan selama tiga jam, sambil memendam rasa
rindu yang membara, dan dengan hati yang lapang saja, mereka menyambut
dengan perasaan dingin, sembari duduk bagaikan siswa-siswa di sekolah. Hubungan
saya dengan mereka seperti seorang guru dengan rAurid dalam ruangan. Bila pelajar-an
usai, maka guru atau murid akan keluar tanpa mem-beri isyarat apa-apa. Tanpa ada
perasaan ukhuwah dan tanpa adanya seruan yang menyatukan mereka. Ketika
meninggalkan mereka, saya murung dan sedih atas kebekuan perasaan mereka
dan hilangnya kehangatan hati mereka. Ketahuilah, sesungguhnya perasaan yang
hidup itulah yang menjadi rahsia keberadaan dan kebangkitan kita."
Akhirnya pemuda itu merasa malu dam bingung, seraya berkata, "Kalau memang
ikhwah tidak menghayati nilai ukhuwah tersebut pada kesempatan yang lalu, maka
akan saya ingatkan sehingga mereka dapat memahami pada saat yang akan datang."
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 105
Saya pandangi dia seraya berkata, "Hai Tuanku, sesungguhnya potensi ruhiyah,
sentuhan rasa, kecmtaan pada kebaikan, serta perasaan yang lembut itu tidak akan
muncul hanya sekedar dengan peringatan dan perintah. Sadarilah, bahawa yang dapat
membangkitkan-nya adalah dengan sentuhan-sentuhan hati yang penuh kasih sayang
dan kerinduan yang sangat dalam terhadap pasangan seaqidahnya yang melekat di
hati."
Saya meminta maaf padanya kerana tidak dapat hadir, walaupun saya rindu dan
kasihan pada mereka.
Hormatilah Tokoh Masyarakat
Ada sekelompok pemuda di sebuah kampung ingin mendirikan proyek pelayanan
sosial untuk masyarakat setempat. Mereka mcngajak masyarakat mendukung proyek
ini, guna membangun masjid, madrasah, panti asuhan, dan perpustakaan. Ternyata,
tidak lama kemu-dian sebahagian masyarakat menentang proyek ini. Sehingga terjadi
perselisihan yang sengit antara pihak pemuda dengan mereka. Ironisnya, para pemuda
tidak menya-dari kalau salah jalan. Seharusnya mereka mengetahui dan memahami
tentang hal itu. "Kalau mau masuk rumah hendaknya melewati pintunya."
Seorang tokoh masyarakat akan merasa keberatan memberikan dukungan
terhadap rencana semacam ini, bila tanpa sepengetahuannya. Kerana dia adalah tokoh
masyarakat kampung tersebut, maka sudah seharusnya para pemuda menghormati
dan menghargainya. Dari sisi inilah dia akan memberi dukungan lewat nama, kerja
keras, atau posisinya. Sehingga, dalam waktu yang bersa-maan kita dapat menggaet hati
yang besar dan seorang tokoh yang memiliki posisi strategi. Sesungguhnya kita ini
senang pada kebaikan dari mana saja la datangnya.
Setia Semasa Masih Hidup dan Setelah Mati
Saya pernah jatuh sakit beberapa hari, kemudian saya pulang kampung. Saya
ingin sekali dikunjungi teman-teman yang saya rindukan. Saya menunggu dering
telepon atau ketukan pintu dari teman-teman ter-cinta. Saya membayangkan puluhan
di antara mereka yang ingin sekali saya melihatnya. Tetapi semua itu sia-sia belaka.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 106
Saya sempat berpikir tentang penyebabnya seraya bergumam, "Barangkali
mereka mengira bahawa doktor melarang mengunjungiku. Atau, barangkali mereka
mengira sudah banyak yang mengunjungiku sehingga tidak ingin mengganggu."
Semuanya husnuzhan.
Dengan satu kejadian ini menunjukkan baliwa ter-nyata banyak ikhwah yang tidak
menunaikan kewajib-annya. Padahal kewajiban itu tidak dapat gugur kerana
husnuzhan belaka. Setiap orang punya tanggung jawab pribadi, sehingga tidak menjadi
keharusan untuk datang sendiri, bila ada udzur. Barangkali cukup lewat telepon, surat,
atau lewat orang lain.
Berapa banyak orang sakit semakin parah sakitnya kerana tidak bertemu teman
atau saudaranya. Kalau ber-kunjung dalam kondisi seperti ini maka wajib hukumnya.
Rasul saw. bersabda, "Bila ia sakit maka jenguklah!"
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. pernah bersabda bahawa sesungguhnya
Allah swt. pada han kiamat nanti akan berfirman,
"Wahai bani Adam, Aku sakit, apakah engkau tidak menjenguk-Ku?" Manusia
bertanya, "Ya Rabb, bagai-mana saya menjenguk-Mu padahal Engkau Rabbul
'Alamin?" Allah menjawab, "Tidakkah kamu tahu bahawa hamba-Ku Fulan sakit,
tidakkah kamu menjenguknya? Tahukah kamu, bila kamu menjenguknya kamu akan
dapati Aku di sampingnya!" "Wahai manusia, Aku minta makan kepadamu, tidakkah
kamu mau memberi-nya?" Manusia langsung bertanya, "Ya Rabb, bagaima-na saya
memberi-Mu makan, padahal Engkau Rabbul 'Alamin?" Allah menjawab, "Tidakkah
kamu tahu bahawa ada seorang hamba-Ku yang minta makan, tidakkah kamu
memberinya? Tahukah kamu bila kau berikan makanan kepadanya, kamu akan
mendapati Aku di sampingnya?"
"Wahai manusia, Aku minta minum kepadamu, tidakkah kamu mau
memberinya?" Manusia bertanya lagi, "Ya Rabb, bagaimana saya memberi-Mu
minum, padahal Engkau Rabbul 'Alamin?" Allah menjawab, "Tidakkah kamu tahu
bahawa ada seorang hamba-Ku yang minta minum, tidakkah kamu memberinya?
Tahukah kamu bila kau berikan minuman kepadanya, kamu akan dapati Aku di
sampingnya?" (HR. Muslim)
Seorang penjenguklah yang harus berusaha menda-tangi rumah saudaranya dengan
motivasi ukhuwah dan cinta serta kesadaran pribadi yang muncul dari kerin-duan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 107
hati. Maka tidak wajar kalau yang sakit memohon saudaranya agar datang
mengunjunginya. Kerana ziarah atau kunjungan adalah kewajiban syar'i (agama). Tidak
adanya ziarah atau kunjungan akan berpengaruh pada hubungan pribadi, dapat
memadamkan api cinta, mele-mahkan semangat, dan mengubah karakter jiwa serta
membalik kesedihan yang ringan menjadi perasaan yang penuh kepahitan. Semua itu
akan dirasakan, baik oleh yang sakit maupun keluarganya, di tengah ujian yang
mendadak sepanjang perjalanan hidupnya.
Interaksi antarsesama ikhwah akan dapat menimbulkan ketenangan batin dan
kebahagiaan hati, bahkan dapat membangkitkan rasa optimisme, walaupun tidak
dapat diungkapkan. Sesungguhnya ungkapan justru tidak akan mampu mencapai
tingkat perasaan, kerana interaksi sesama ikhwah memang tidak dapat digambarkan
dengan lisan atau penjelasan.
Oleh kerananya, nilai-nilai seperti inilah yang harus merasuki setiap hati yang hidup
dan peka dengan penuh keikhlasan, sehmgga seseorang tidak kehilangan eksis-tensinya
dan tidak menyia-nyiakan waktu. Setiap aktivi-tasnya senantiasa sarat dengan ruh
kehidupan.
Itulah sebabnya, Ikhwan pada setiap hari raya selalu mengadakan kunjungan
kepada putra-putri pejuang yang telah syahid pada perang Palestina, pada pembantaian
di tepi sungai, dan di penjara-penjara perang (mili-ter), serta kepada anak-anak
para da'i yang telah mencu-rahkan seluruh kehidupannya dalam dakwah Islam.
Alhamdulillah kunjungan ini masih tetap berlangsung hingga sekarang sambil
membawa oleh-oleh, walaupun sebahagian putra-putri mereka kini telah menjadi
tokoh masyarakat. Mereka tetap harus merasakan kesetiaan dan kecintaan saudarasaudaranya,
sekalipun peristiwa-nya sudah lama berlalu. Hal itu kerana sesuatu yang
paling indah dalam kehidupan ini adalah tegaknya nilai-nilai ukhuwah dan saling
berwasiat tentang kebenaran dan kesabaran.
Kritik yang Perlu Pembenahan
Sebahagian pemuda yang mengaku anggota jamaah islamiah, dalam berbagai
kesempatan masih sering tampak sikapnya yang bertentangan dengan adab lslami.
Masih suka merokok, bertengkar dengan teman, berpacaran, dan lain-lainnya. Hal inilah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 108
yang membuat jamaah tersebut banyak dikritik sehingga merasa terbebani.
Memang, dalam kenyataannya masalah seperti ini banyak terjadi di kalangan
pemuda yang baru tersentuh dakwah. Mereka masih memerlukan penanganan dan
pembinaan. Seperti contoh kasus, ada seorang maha-siswa yang kuliah di Fakultas
Ilmu Ekonomi. Jika dita-nya, "Kamu di fakultas apa?" Dia akan menjawab, "Saya di
Fakultas Ilmu Ekonomi." Jika Anda bertanya kepada seorang mahasiswa tingkat empat
di fakultas yang sama, "Kamu di fakultas apa?" Dia akan menjawab, "Saya di Fakultas
Ekonomi Managemen." Apakah keduanya sama?
Ziarah dan pertemuan merupakan obat yang meng-gairahkan bagi seorang teman,
dapat membangkitkan semangat, dan meningkatkan kadar ruhani serta menim-bulkan
perasaan dihargai keberadaannya. Sehingga perasaannya berkembang dan
semangatnya semakin kuat.
Bila kita benar-benar setia setiap waktu dan dalam segala kondisi, bererti kita telah
membangun rasa kasih sayang dan membuat teman merasa bangga dan mantap.
Jika kita memahami dan menyadari secara menda-lam, maka kita tidak akan
membeda-bedakan satu masalah dengan masalah lain. Kita bagaikan satu tubuh.
Setiap anggota tubuh mempunyai tugas yang berbeda-beda. Maka tidak ada satu
muamalah pun kecuali dalam rangka dakwah, agar dakwah tetap berlangsung dan
menyebar.
Interaksi dakwah yang tidak memperhatikan kepe-kaan hati dan perasaan, akan
menghancurkan sendi-sendi bangunan yang telah ditata. Akibat yang lain adalah akan
menjauhkan hati dari kepekaan dan kepedulian.
Barangkali peristiwa yang paling serius yang pernah saya alami dan rasakan
sendiri adalah bahawa orang-orang terkenal, —yang majehsnya selalu dihadin banyak
orang, baik tua maupun muda— bila sudah dimakan usia maka la akan sebagaimana
makhluk Allah yang lain. Seseorang yang sudah lanjut usia atau terserang suatu
penyakit, maka\di hari-hari pertama (sakitnya) akan banyak yang menjenguk dan
memperhatikan. Namun, setelah lama berlalu, setelah ia terlelap dalam tidurnya,
kesedihan semakin bertambah, kesepian membuatnya tak dapat tidur dan pikirannya
mulai menerawang ke masa lalu dan masa depan, akhirnya kesendirian dan
kesedihan membuatnya semakin merasa terasing. Pada saat-saat seperti inilah la
lebih memerlukan seorang teman yang datang menjenguknya, menenangkan peraKiat
Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 109
saannya, dan mengubah kondisinya yang menyedihkan dan memprihatinkan.
Kita harus berpikir jauh ke depan, bila suatu saat kita mengalami nasib yang sama
seperti mi. Kerana segala sesuatu itu selalu diukur dengan kondisi pada masa-masa
terakhir.
Apakah beberapa pelajaran dalam tarbiyah itu sudah terpatri dalam hati semua
ikhwah, sehingga tidak melupakan kewajiban Islam im, tidak terjerumus dalam halhal
yang terlarang, dan tidak memutuskan hubungan persaudaraan?
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, "Hak seorang
muslim atas muslim yang lain itu lima perkara: menjawab salam, menjenguk yang
sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin!"
(Muttafaq Alaih)
Akhlak Lebih Utama daripada Keahlian
Suatu ketika saya pergi bersama seorang teman untuk mendaftarkan adik
perempuannya ke sebuah akademi perawat di Iskandaria. Di sana kami menyerah-kan
semua berkas kepada seorang karyawati bahagian pendaftaran. Kami mendapat
pelayanan yang baik. Setelah memeriksa berkas-berkas itu ia lalu menunjukkan
syarat-syarat yang harus dilengkapi, dengan penuh sopan santun.
Ketika pulang, teman saya ini bertanya tentang keahlian karyawati yang telah
melayani dengan baik tadi. Lalu saya katakan kepadanya, "Menurut saya keahlian-nya
terletak pada akhlaknya yang lembut!" Inilah keahlian hakiki yang dapat
menyelesaikan segala tantangan, dan ini lebih utama daripada ijazah dan keahlian.
Demi-kianlah Allah berseru,
"Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia"(Al-Baqarah:83)
“Dan katakanlah kepada hamba-bamba-Ku, 'Hendak-lah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar)’”.(Al-Isra’:53)
Orang Arab mengatakan, "Kata-kata yang keluar dari mulut hendaknya penuh
dengan kemuliaan dan keindahan." Bahkan ada ungkapan populer di kalangan
masyarakat, "Ungkapan membawa kebahagiaan."
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 110
Keindahan adalah Bahasa Hati
Saya sering mengamati dalam berbagai acara penyambutan tamu-tamu besar,
panitia selalu menampilkan anak-anak kecil dengan membawa kalungan bunga dan
cenderamata. Mereka adalah anak-anak pilihan. Mereka adalah anak-anak yang
penampilannya sangat indah dan menarik serta santun. Kejadian ini berulangkali dalam
setiap acara penyambutan para pemimpin negara, para menteri, duta besar, gubernur,
dan yang lainnya, di seluruh penjuru dunia.
Yang unik, tatacara ini terus berlangsung sampai sekarang tanpa ada satu pun
komentar, baik dengan lisan maupun tulisan. Kebiasaan ini tetap saja berlanjut dan
berjalan sesuai perasaan. Tidak perlu ungkapan kata-kata kebahagiaan, kerana
kebahagiaan hati sulit diung-kapkan dengan kata-kata.
Kenyataannya memang penampilan yang menank itu dapat berpengaruh pada
hubungan antarpribadi, bahkan hubungan secara umum. Memang, penampilan yang
memukau dengan sentuhan sopan santun dan perasaan yang lembut merupakan
faktor penggerak dalam memikat hati dan menyentuh perasaan. Kecan-tikan dan
ketampanan seringkali berpengaruh besar dalam memperoleh kesempatan, sehingga
menempat-kan seseorang pada posisi yang strategi. (Walaupun terkadang melupakan
kekurangan, bahkan tidak peduli terhadap semua kekurangan yang ada, yaitu bagi
mereka yang hanya mengandalkan penampilan fisik belaka). Sebenarnya, yang saya
maksud adalah kecantikan dan ketampanan alami yang memancarkan cahaya
kebersihan dan kesucian.
Semua hal tersebut banyak berpengaruh pada hati, sehingga orang yang
memilikinya selalu disukai dan dihormati. Dari sinilah Anda dapat menyaksikan
bahawa penampilan anak-anak yang telah dianugerahi kenik-matan oleh Allah ini
lebih baik daripada lainnya. Bila anak-anak ini dibina dengan pembinaan dan
tarbiyah islamiah yang baik, maka gaung tarbiyah di masa mendatang akan meluas
dalam membangkitkan perasaan lewat penampilan ceria dan memukau guna
berkhidmah pada dakwah islamiah.
Islam sebagai agama dakwah bagi seluruh manusia, tidak boleh melupakan
sentuhan manis ini dalam rangka menggaet hati seseorang. Sirah Nabi saw. sarat
dengan peristiwa yang menonjolkan sisi ini dalam kehidupan sebahagian sahabat,
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 111
seperti Mush'ab bin Umair, Ja'far bin Abi Thalib, dan Dihyah Al-Kalby, yakni orangorang
yang diutus Rasulullah saw. untuk berdakwah kepada para raja dan ketua
negara.
Carilah Tokoh Masyarakat, Incar dan Dekatilah
Banyak da'i yang mencurahkan segala potensinya untuk menangani
masyarakat kalangan tertentu, tetapi mereka melupakan tokoh masyarakat yang
berpenga-ruh besar dalam kehidupan sosial. Sesungguhnya, menaruh perhatian pada
tokoh-tokoh masyarakat akan mem-perlebar jalan dakwah. Demikian itu kerana para
tokoh masyarakat yang terasing dan sentuhan dakwah milah yang sering menentang
dakwah kita, kerana ketidak-tahuannya terhadap hakikat dakwah.
Rasul SAW sangat memahami sisi mi sehingga beliau berdoa, "Ya Allah
berilah 'izzah (tinggikan) Islam ini dengan masuknya salah satu dari dua Umar yakni
Umar bin Hisyam (nama asli Abu Jahal, edt.) atau Umar bin Khathab." Keduanya
adalah musuh utama dakwah sewaktu Islam muncul pertama kali di Makkah.
Pada prinsipnya dakwah senantiasa perlu kepada semua orang. Lebih dari itu,
aktivitas ini perlu orang yang dapat mengangkat citra dan pamor dakwah. Munculnya
keteguhan hati itu tergantung pada orang-orang yang teguh dan kuat.
Hendaknya senantiasa direnungkan kata-kata bijak ini, "Ya Allah, jika dakwah
ini mendapat tanggapan baik dari masyarakat, maka jadikanlah seseorang sebagai
permmpin. Allah akan memperbaiki kondisi masyarakat melalui kebaikan
pemimpinnya." Orang-orang semacam inilah yang akan mencurahkan segala potensi
dan waktunya untuk mendukung dakwah islamiah.
Masuk Islamnya Umar bin Khathab telah membawa keuntungan besar dalam
penegakan risalah Islam. Apalagi beliau telah membenkan sumbangan dengan
kemenangan-kemenangan besar bagi dakwah. Setelah beliau menjadi khalifah,
keadilan benar-benar ditegakkan, sehingga namanya dikenal di seluruh penjuru bumi.
Namanya benar-benar menyejarah. Anugerah Allah itu memang agung. Mahabenar
Allah yang telah berfirman,
"Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula)
kepada jalan (Allah) yang terpuji." (Al-Hajj: 24)
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 112
Tipudaya, Kecerdikan, dan Latihan Berpikir
Saya sangat "kagum" pada orang-orang Yahudi. Sampai hari ini, mereka
masih tetap membuahkan idea-idea baru tentang tipudaya dan rekacipta dengan
berbagai macam variasinya. Seakan mereka memiliki lembaga khusus tentang hal ini,
baik dalam bidang perdagangan, peperangan, maupun politik.
Saya teringat sebuah anekdot yang terjadi di kota Rasyid, sejak sebagian
bangsa Yahudi berdomisili di sana. Ada seorang Yahudi menjual rumahnya kepada
seorang penduduk kota Rasyid dengan transaksi yang resmi. Setelah beberapa tahun
berlalu, datanglah orang Yahudi tersebut ke sekitar rumah itu dengan membawa
sejumlah batu bata, kayu bangunan, semen, dan kapur. Ketika pemilik rumah
bertanya, "Apa yang sedang Anda kerjakan di sini?" Ia menjawab, "Saya datang untuk
membangun!" "Mau membangun apa?" tanya pemilik rumah?" "Saya akan membuat
bangunan baru di atas rumah ini!" jawab Yahudi. "Bukankah rumah ini sudah kamu
jual dan telah kamu terima uangnya beberapa tahun lalu?" kata pemilik rumah. Si
Yahudi menjawab, "Ya, tetapi yang saya jual hanya sampai atap rumah. Masih
menjadi hak saya untuk membangun di atas atapnya sampai setinggi-tingginya!"
Anekdot ini terjadi sebelum pendudukan bumi Palestina, Jalur Gaza, dan Tepi
Barat Sungai Yordan. Sekarang Israel mengatakan, "Bangsa Arab boleh tinggal di
bumi Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan, tetapi tidak punya hak milik sama
sekali. Bumi ini tetap milik Israel." Masih sama saja, itulah tipudaya Yahudi. Apa
bedanya antara malam ini dengan kemarin malam!
Utsman bin Affan ra. sangat memahami tipudaya Yahudi yang dapat
menaklukkan dunia itu. Ketika menjadi khalifah, beliau menjumpai seorang Yahudi di
Madinah, yang menyimpan sumur penampung air. Ia menguasai sumur itu, yang
airnya dijual kepada kaum muslimin. Maka khalifah menawar kepada Yahudi agar
menjual sumur itu kepadanya, untuk disedekahkan kepada kaum muslimin. Tetapi si
Yahudi itu menolak tawaran khalifah. Kemudian khalifah mengatakan, "Juallah
sebagian sumur mi padaku, yakm kamu meng-ambil air sehari dan saya juga
mengambil air sehan!" Akhirnya Yahudi itu setuju. Khalifah berkata, "Kaum
muslimin berhak mengambil air secukupnya pada hari giliranku. Pada saat giliranmu
mereka tidak akan mem-belinya sedikit pun!" Setelah beberapa hari, ia merasa
tertekan kerana embargo kaum muslimin kepadanya. Maka tidak ada alternatif lain
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 113
kecuali ia harus menjual bagiannya kepada Khalifah.
Semoga kisah ini dapat menyadarkan dan menggu-gah pikiran kaum
muslimin. Yang lalu biarlah berlalu, kebaikan pasti akan datang.
Suatu hari, Khalifah Al-Mahdi sedang duduk-duduk bersama beberapa orang, tibatiba
masuklah seorang lelaki dengan membawa sandal yang terbungkus sapu tangan.
Lelaki itu berkata, "Wahai Amirul Mukminin, ini adalah sandal Rasulullah, saya
hadiahkan untuk Tuan!" Beliau pun menenma dan meletakkan di hadap-annya, lalu
menyerahkan sepuluh nbu dirham kepada lelaki tersebut. Ketika ia pergi, beliau
berkata kepada orang-orang yang sedang duduk bersamanya, dan membuat mereka
semua terkejut "Saya tahu bahwa Rasulullah saw. tidak mungkin pernah melihat
sandal itu, apalagi memakainya. Tetapi bila kita dustakan orang tadi, ia akan
menyebarkan fitnah kepada orang lam. Sebaliknya, bila ia kita terima maka ia akan
mengatakan kepada orang lain, 'Saya telah menghadap khalifah dengan membawa
sandal Rasulullah, tetapi beliau malah mengembalikan lagi sandal tersebut kepada
saya, bahkan saya menerima hadiah."'
Beliau tidak tergesa-gesa bertindak sebelum berpikir. Bahkan beliau berpikir
sebelum bersikap. Itulah sikap yang bijak.
Sambutan dan Kesannya
Pada tahun 1946 setelah Perang Duma kedua dan seusai pengerahan massa
guna menuntut hak kebebasan, datanglah utusan dari Khortum yang dipimpin oleh
Ustadz Isma'il Al-Azhari, Ketua Partai Al-Wihdah. Utusan ini hendak bertemu Isma'il
Basya Shidqi, Perdana Menteri Mesir, dalam rangka membicarakan penyerahan Mesir
dari tangan Inggeris.
Ustadz Isma'il Al-Azhari mengatakan dalam maka-lahnya tentang delegasi
Sudan yang mewakili partai-partai politik. Delegasi yang beliau bawa ke Kairo ini
untuk mempengaruhi jalannya serah terima dari tangan Inggris kepada Mesir, dan
juga untuk menyampaikan suara bangsa Sudan berkaitan dengan keamanan penduduknya.
Beliau mengatakan, "Rakyat mulai berduyun-duyun menuju stasiun kereta api
Khortum sejak pagi buta, sehingga menjadi lautan manusia yang mengkha-watirkan.
Hal ini sebagai ungkapan keterikatan bangsa kami dengan kebebasan dan
keinginannya untuk menuntut hak hidup yang mulia dan sejahtera.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 114
Di dekat air terjun rombongan kami disambut dengan sangat meriah dan
sepenuh hati. Organisasi yang paling menonjol dalam memberikan sambutan besarbesaran
di sepanjang jalan air terjun adalah kelompok Ikhwanul Muslimin. Dari air
terjun kami menuju Aswan guna mengikuti acara pesta besar. Sepanjang perjalanan
kereta dari Aswan ke Kairo, kami ditemani beberapa anggota Ikhwanul Muslimin
yang memang sudah diatur oleh jamaahnya untuk memberikan sambutan sepanjang
perjalanan.
Sesampainya kami di stesen kereta Kairo, kami me-nyaksikan suatu
pemandangan yang sangat mengagumkan. Kami melihat lautan manusia memenuhi
lokasi. Seakan tak seorang pun penduduk Mesir yang tidak memberikan
penghormatan kepada delegasi Sudan."
Kisah Sekaleng Keju
Saya punya seorang mitra kerja dalam pembelian tanah. Dia punya seorang
anak yang sudah duduk di bangku kuliah. Suatu hari, saya memberinya hadiah
sekaleng keju putih, hasil produksi pabrik keju saya. Ketika itu la mengatakan bahwa
ia memihki dua teman, teman kuliah dan teman satu kost (asrama). Akhirnya saya
beri lagi dua kaleng. Setelah lewat beberapa hari, ketika saya sedang berjalan di
sebuah gang kota Rasyid, tiba-tiba saya dipanggil seseorang yang baru saja keluar
dari waning kopi. Ketika saya datangi, la segera mengatakan, "Saya ucapkan terima
kasih banyak atas kiriman sekaleng keju yang telah Anda hadiahkan kepada anakku,
Fulan." Lantas la mengeluarkan uang dari dompetnya hendak diberikan padaku
sebagai ganti, namun saya menolak. la tetap bersikeras untuk membayarnya, padahal
ia dan anaknya belum pernah saya kenal sama sekali. Saya katakan bahwa itu saya
berikan sebagai hadiah untuk dia dan temannya. Saya jelaskan duduk perkaranya,
tetapi ia tetap ingin membayar sehmgga rnembuat saya dalam posisi yang sulit.
Akhirnya saya katakan, "Sebe-narnya saya mengirimkan itu semata-mata hanya
sebagai hadiah. Bila Anda memaksa ingin tetap membayar maka saya berharap
diterima saja sebagai hadiah, atau Anda kembalikan kepada saya seperti semula. Saya
tidak akan mengambil uang gantinya." Akhirnya la mengatakan, "Kalau begitu saya
terima hadiahnya, kerana hadiah tidak boleh ditolak!"
Kasus ini telah banyak memberikan pelajaran bagi saya. Di antaranya, tidak
bijak kalau saya memberi hadiah seperti ini tanpa alasan yang rasional dan dapat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 115
diterima. Kerana saya belum mengenalnya, wajarlah kalau orang tua salah seorang
dari mereka hendak membayarnya. Sebab, mungkin ia akan berkata dalam hati-nya,
"Mengapa dia memberi hadiah?" Barangkali ia ber-pikir bahwa hadiah tersebut
merupakan sarana berhu-bungan sebagai langkah pertama menuju pintu dakwah.
Pikiran orang dalam kondisi seperti ini selalu didahului oleh berbagai macam
dugaan dan prasangka.
Oleh kerananya, saya telah belajar dan kisah mi, jangan sampai kita isti'jal (terburuburu).
Tunggulah situasi dan kondisi yang alami dan wajar.
Cinta, Ada Batas dan Rambu-Rambunya
Pengalaman hidup, terutama dalam berumah-tangga, telah membuktikan
bahwa keterbukaan yang berlebih-an antarsesama, terutama antarsuami-istri,
merupakan sesuatu yang tidak terpuji. Apalagi bila terjadi benturan perasaan antara
suami-istri. Ada anggapan bahwa antar-orang yang saling mencinta tidak akan terjadi
saling mencela. Padahal, seorang suami atau istri pasti memiliki kepribadian tersendiri
yang dibanggakan. Banyak perselisihan bermula dari perasaan bersalah bila melampaui
batas-batas kesopanan. Tetapi, bila perasaan ini sudah hilang, maka perselisihan
akan semakin keras menjurus kasar, sehingga untuk mengembalikan ke kondisi
semula memperlukan waktu. Yang terbaik di antara mereka adalah yang memulai
meredam kema-rahannya demi kemaslahatan masa depan keluarga. Hal ini dapat
dilakukan dengan diam dan tidak memperturut-kan gejolak emosi serta
mengalihkannya pada aktivitas lain, misalnya melakukan pekerjaan rumah, membaca
Al-Qur'an, membaca buku-buku Sirah, atau berwudhu dan sholat.
Wahai muslimah, ketika engkau marah, jangan segera meninggalkan rumah,
sebab hal itu pasti akan memperuncing masalah. Memang, banyak keluhan para istri
yang disebabkan oleh sikap suaminya. Di antara-nya, suami kalau pulang sudah larut
malam sementara anak-anaknya sudah terlelap tidur, padahal sepanjang malam ibunya
telah menjanjikan bahwa ayahnya segera datang. Apalagi kalau suaminya semalaman
begadang di nightclub, warung kopi, atau tempat-tempat lain. Hal ini pun diketahui
oleh istrinya sehingga membuat hati dan perasaannya kesal, tetapi ia takut
mengeluarkan kata-kata yang dapat merusak masa depan keluarga. Akhirnya,
hidupnya semakin terasa kering dan beku. Hal ini diperparah ketika sang istri
menyaksikan seba-gian tetangganya tidak seperti yang ia alami, suami mereka sudah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 116
berada di tengah-tengah keluarga sejak sore. Inilah sesungguhnya kebahagiaan yang
didambakan seorang istri.
Barangkali ada sebagian istri yang termasuk tipe pertama, menahan amarah
dengan menampakkan muka cemberut kepada suami. Sikapnya akan tetap seperti itu
setiap kali melihat tingkah suaminya. Sementara suaminya tetap tidak melayani sikap
seperti itu ketika pulang ke rumah. Inilah awal kedamaian. Betapa indahnya, bila sang
istri menunda keluhan dan masalahnya sampai suami istirahat. Menatap dengan penuh
senyum dan lapang dada dalam menghadapi kesedihan. Mengena-kan pakaian yang
terbaik dan mempersiapkan anak- anaknya untuk menyambut ayahnya dengan
melantun-kan nasyid, "Ayah telah datang... datang pukul enam... naik kendaraan...
tidak jalan kaki... naik sepeda..." dan Iain-lain.
Seorang istri harus memahami tugasnya dengan baik, sebab ini adalah langkah
awal untuk membenahi diri suami dan anak-anaknya. Ia juga harus menatap masa
depan dengan penuh optimisme. Ini akan dapat mem-bantunya dalam mengemban
beban dengan hati lapang dan jiwa yang tenang. Setiap suami-istri harus mengemban
tanggung jawabnya masing-masing, tidak boleh merasa hanya punya hak tetapi tidak
punya kewajiban.
Bila tampak kesalahan pada saudaramu
Maka ampunilah kesalahannya
Di antara rahmat Allah kepada para istri, menjadikan sebagian acara keluarga
yang menyenangkan sebagai sarana untuk menghilangkan ketegangan dan menghapus
pertengkaran. Seperti juga bila sering terjadi perteng-karan antara suami-istri
kerana suatu sebab, kemudian Allah memberi cobaan sakit ringan kepada salah
seorang di antara mereka. Maka pada saat itulah perasaan segera tergerak untuk
menyelamatkan kondisi ini. Sehingga perasaan marah akan segera padam dalam
waktu relatif singkat, sebelum tergoda oleh bisikan-bisikan lain dari setan.
Demikianlah, senantiasa dianjurkan untuk mengeta-hui risalah pernikahan
agar tidak terjadi benturan-benturan perasaan.
Di Antara Sarana Tarbiyah
Kisah ...
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 117
Imam As-Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, "Ketika ikhwah menanam biji-bijian
di atas tanah, pasti mereka menutupinya dengan tanah, sehingga biji itu dapat tumbuh
dan bertambah besar. Tak berapa lama, maka batangnya mulai muncul ke permukaan
tanah. Ini adalah sunnatullah dalam penciptaan-Nya. Demikian pula bila kita
menanam biji di atas tanah dan membiar-kan tanpa menutupinya, maka bisa jadi biji
ltu akan disambar burung atau tertiup angin, sehingga kita rugi. Ada sebagian orang
yang terburu-buru dalam meme-tik buah dan menuai hasil. Padahal sesungguhnya itu
tidak dapat dilakukan dalam tempo sehari semalam. Bah-kan memerlukan waktu
berbulan-bulan. Misalnya saja, menanam kapas, memerlukan waktu sampai sekitar
enam bulan. Sedang waktu antara menanam kemudian berkembang sampai memanen
adalah waktu-waktu yang luang (tidak ada aktivitas, hanya menunggu saja). Oleh
kerana itu seorang da'i harus menggunakan waktu luang mi. Ibarat seorang petani
yang menanam tanaman ringan seperti sayur-sayuran, buah lobak, tomat, dan yang
sejenisnya di sekeliling tanaman kapas (istilahnya tumpang sari, edt). Sehingga, ia
akan memper-oleh hasil sembari menunggu panen kapas."
Menggunakan Sarana yang Menyenangkan Hati
Sesungguhnya jalan menembus hati dalam dakwah tidak tergantung pada
ceramah, khotbah, atau pengajian saja. Tetapi dapat menggunakan cara-cara yang
menyenangkan hati, namun tidak menyimpang dari ketentuan syar'i. Cara inilah yang
seharusnya digunakan dalam menyampaikan risalah dakwah kepada semua kalangan
umat Islam yang beraneka ragam latar belakang, wawasan, dan lingkungannya.
Sebagai contoh, nasyid islami yang dapat membang-kitkan semangat harakah
islamiah "HAMAS" di Pales-tina. Nyanyian tersebut hanyalah salah satu cara yang
dapat menarik hati dan menyentuh perasaan.
Bermunculannya beberapa kelompok hiburan pada acara-acara pernikahan di
Mesir merupakan sarana yang paling sukses dalam menyampaikan pesan sambil
meng-hibur. Ini terbukti dengan mulai disukainya nasyid sema-cam ini dan semakin
surutnya kelompok-kelompok yang melantunkan lagu-lagu yang bertentangan dengan
etika Islam.
Kelompok nasyid ini sedang menunggu fatwa para ulama tentang boleh tidaknya
menggunakan alat-alat mu-sik seperti rebana (walaupun bergenta), genderang, dan
alat-alat yang lain. Bila musik itu saja boleh, tentunya alat-alat musik tersebut tidak
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 118
mengandung fitnah bahkan merupakan alat untuk mengungkapkan nilai-nilai positif.
Tarbiyatul Aulad
Sungguh, fitrah anak kecil itu lembut, bersih, dan sensitif. Wajib bagi para da'i
memahami bahwa anak kecil itu mudah terpengaruh oleh setiap gambar, gerak-an,
dan ucapan. Oleh kerananya harus pandai-pandai memilih kata-kata, gambar, dan
sikap yang sesuai dengan pikiran anak kecil, sehingga tidak mempengaruhi sensitivitasnya
yang mudah menerima apa saja dengan polos dan jujur.
Sudan dimaklumi bila anak-anak sering mendengar dari ibu atau neneknya
cerita tentang hal-hal yang menyeramkan, misal cerita drakula dan setan terutama
menjelang tidur agar ia mudah terlelap. Dampaknya, ketika sang anak sedang tidur
maka yang terlintas dalam pikirannya adalah bayangan yang menakutkan, sesuatu
yang membuatnya selalu terbayang dalam mimpi hingga ia merasa ketakutan.
Adalah kewajiban kita untuk menanamkan cerita-cerita yang menyenangkan,
menggembirakan, dan membangkitkan keceriaan. Rasul saw. bersabda, "Berilah kabar
gembira dan jangan membuat mereka lari menjauh."
Para pakar psikologi dan ilmu pendidikan telah menegaskan tentang bahaya
keguncangan jiwa yang dialami ibu hamil, kerana akan berdampak pada janin yang
dikandung. Memang, hal yang wajar apabila ibu hamil itu sering mengalami
instabilitas emosi. Yang men-jadi pertanyaan adalah bila janin yang berada dalam
kan-dungan ibunya saja dapat terpengaruh, lalu bagaimana bila setelah lahir nanti?
Bagaimana bila alat indranya sudah mulai berkembang dan berfungsi?
Suatu saat saya pernah menguji seorang anak kecil yang belum genap setahun
umurnya, apakah ia mengerti dengan akalnya atau dengan perasaannya? Saya ajak ia
bermain dan bercanda dengan penuh senyum dan tatap-an kasih sayang. Secara tibatiba
ia pun tersenyum gembira. Tetapi ketika saya berubah dengan tatapan sedih,
maka ia pun menangis sambil memahngkan mukanya, dan berusaha lari dan
hadapanku. Saya menyimpulkan bahwa anak kecil itu sejak keluar ke alam
kehidupan, ia mengetahui dan memahami sesuatu melalui perasaannya. Jadi, ia
memahami sesuatu yang tidak ia jangkau lewat akalnya.
Itulah sebabnya, perlu bagi para da'i (para guru dan murabbi) untuk
memahami pentingnya fitrah dalam membina anak-anak kecil, sehingga dapat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 119
mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang akan muncul.
Perantara
Kesamaan, baik dalam usia, pekerjaan, wawasan, maupun lingkungan,
merupakan sesuatu yang dapat mempercepat keakraban, saling pengertian dan saling
kasih sayang, terutama di kalangan pemuda. Maka jarang kita temukan seorang kakek
akrab dengan seorang pemuda, kerana adanya perbedaan yang tajam dalam
memandang standar kehidupan.
Bila seorang da'i sudah mencapai batas usia yang tidak memungkinkan lagi
untuk berinteraksi dengan kalangan muda dalam rangka pembinaan, maka tidak ada
masalah bila memanfaatkan pemuda aktivis dakwah sebagai perantara antara kedua
belah pihak guna meng-arahkan sang da'i dalam mengenali mereka.
Rasulullah saw. telah memberi petunjuk dengan sabdanya, "Sayangilah
manusia dan bersabarlah bersama mereka." Sesungguhnya membentuk seseorang
seperti yang diharapkan Islam itu memerlukan manhaj dalam memproses dan
menyelami kepribadiannya. Sehingga tidak terjadi benturan secara langsung dengan
hambatan moral atau psikologi, fanatisme maupun pemikiran jahili.
Oleh kerana itu, pemuda aktivis dakwah harus sering konsultasi dengan da'i (yang
dijembatani) dalam meme-cahkan setiap masalah yang dihadapi. Sebaliknya, da'i
harus memberikatfpengalaman-pengalamannya dalam mengatasi hambatan-hambatan
tersebut. Demikian juga bagi orang yang langsung membmanya, yakni murabbi, dia
harus tetap gigih dan sabar sampai Allah membuka-kan hati mad'u (orang yang
dibinanya) dan memberinya taufiq ke jalan Islam. Masa interaksi, baik lama maupun
sebentar, merupakan cerminan pembinaan akhlak dan perilaku yang dapat
membangkitkan semangat yang terpendam, yang terkadang menghalangi seseorang
untuk produktif dalam beramal. Maka, sarana untuk mencapai tujuan yang ikhlas
adalah sesuatu yang telah dimantap-kan Allah dalam hatinya. Setelah berlangsung
beberapa hari, beberapa bulan, bahkan beberapa tahun, akhirnya mad'u berubah
menjadi lebih dewasa, baik perilaku dan kondisinya.
Kami Telah Memuliakan Manusia
Setiap manusia adalah makhluk Allah yang harus diperlakukan secara
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 120
terhomat, kerana begitulah Allah menciptakan, seperti dalam firman-Nya,
"Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan." (Al-Isra': 70)
Allah memberi rezeki kepada hamba-Nya bukan dalam rangka mengagungkan
keberadaannya juga bukan mengurangi kedudukannya, akan tetapi,
"Allah hendak menguji sebagian kamu dengan seba-gian yang lain." (Muhammad: 4)
Maka ada yang menjadi menteri ada juga yang menjadi pengawal Semuanya
dimudahkan sesuai dengan takdir-Nya. Akan tetapi kalangan bawah (miskin) merasa
dirinya tidak berharga, sehingga mereka hidup terisolir dari masyarakat dan
terpinggirkan secara mental. Begitulah biasanya masyarakat memperlakukan mereka.
Di suatu majlis saya pernah ditanya seorang ikh-wah, yang ingin terlibat
dalam dakwah fardiyah, tetapi dia tidak memiliki pengalaman dan sarana pendukung
untuk itu.
Saya tanya tentang pekerjaannya sekarang, ia menjawab, "Saya seorang
pegawai negeri di sebuah kantor distribusi pupuk, Departemen Pertanian."
Saya katakan, "Sesungguhnya itu adalah pekerjaan yang strategis, kerana
Anda diperlukan oleh banyak petani. Bagaimana Anda melayani setiap petani yang
datang?"
"Dia menghadap saya dengan menyerahkan formulir pengambilan, lalu saya
serahkan bagiannya. Selesai urusan, kemudian pergilah la!" jawabnya. Saya katakan,
"Bila Anda ingin jadi da'i, maka Anda harus menyambutnya dengan penuh kerinduan
untuk dapat bertemu lagi. Anda layani mereka dengan penuh keikhlasan. Usahakan
untuk berkenalan dengannya, jabat tangannya erat-erat, dan antarlah kepergiannya
dengan ungkapan yang baik. Lakukanlah hal itu kepada setiap orang yang datang
kepada Anda. Bila Anda ber-temu di tengah jalan, maka dahuluilah dengan salam dan
jabat tangannya serta tanyakan keadaannya, dan seterus-nya. Hal ini berlaku untuk
setiap orang yang Anda kenal dari mereka. Dan satu lagi, setelah itu Anda harus
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 121
datang ke rumah saya, agar saya merasa tenang dengan upaya Anda dalam masalah
ini."
Beberapa bulan kemudian, ia datang mengunjungi saya dengan penuh kegembiraan,
seraya berkata, "Allah telah memberi taufiq kepadaku. Ketika saya lewat di suatu
jalan, tiba-tiba saya menjumpai banyak orang sedang berdiri untuk memben hormat
kepadaku, bahkan mengajakku mampir ke rumahnya. Semua menyambutku dan
memohon agar saya dapat berkum-pul bersama mereka."
Saya katakan kepadanya, "Inilah awal perjalanan... maka istiqomahlah!"
Tukang Sapu dan Tukang Sampah
Ada seorang akh bertanya kepada saya tentang "kiat sukses memikat hati".
Saya katakan, "Kita percaya bahwa manusia itu sama. Ini tercermin ketika kaum
muslimin berada dalam masjid. Yang miskin duduk ber-dampingan dengan yang
kaya, yang lemah berdam-pingan dengan yang kuat, tukang sapu dan tukang sampah
sama seperti kebanyakan manusia lain dalam masjid. Tetapi sayang, hal ini tidak
diaplikasikan di luar masjid. Apakah ketika Anda lewat di jalanan dan berte-mu salah
seorang tukang sapu, Anda mengucapkan salam padanya?". "Tidak," jawabnya.
Saya katakan, "Itu kerana Anda tidak peduli kepada-nya. Sungguh, Rasul saw.
telah melarang perbuatan demikian melalui sabdanya, 'Janganlah kalian menganggap
remeh suatu kebaikan walau itu hanya sekedar bermuka ceria ketika bertemu
saudaramu.' Bila Anda melakukan hal itu, lalu Anda ucapkan salam padanya, baik
kenal maupun tidak, berarti Anda telah menghargai dinnya dan memberinya rasa
optimis dalam menatap kehidupan, kerana sebelumnya ia merasa dari golongan
terasing dalam masyarakat. Ia merasa tidak seorang pun yang mau memalingkan
wajah ke arahnya, tidak seorang pun yang menghargainya atau sekedar mengajaknya
berbi-cara dengan baik.
Bila Anda ucapkan salam kepadanya di suatu hari, maka ia akan menantimu
lewat di jalan itu, hanya untuk mendapatkan salam darimu. Ketahuilah, telah banyak
orang yang mengabaikan sesuatu yang selama im la cari-cari dan dambakan."
Pada hakikatnya tukang sapu dan tukang sampah yang bekerja sebagai petugas
mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah dan dari jalanan ke jalanan, berhak
mendapat penghargaan. Kerana kita merasa terbantu dengan pekerjaan yang sulit dan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 122
kotor ini.
Oleh kerana itu, negara berkewajiban memberikan gaji yang berlipat atau
memberinya tunjangan biaya kesehatan. Kerana pada hakikatnya ia lebih mudah terserang
banyak penyakit, yang disebabkan oleh seringnya berhubungan dengan
kotoran-kotoran itu. Jika kita memahami tujuan dakwah, yaitu dakwah pembenahan,
guna mewujudkan masyarakat islami, maka tidak akan terlewat dari pikiran kita untuk
memahami kenyataan ini, yang dapat menyatukan hati dan menjernihkan akhlak.
Pada suatu hari saya berada di Masjid Kurmuz, Iskandaria, membicarakan
tentang hal ini bersama bebe-rapa ikhwah. Ketika saya selesai berbicara, tiba-tiba
saya dihampiri seorang pemuda, seraya mengatakan, "Saya sangat terkesan dengan
pembahasan ini." Setelah saya tanya, ternyata ia bekerja sebagai tukang kebersihan
dan tukang sapu. Lalu saya katakan, "Bukankah kannas (tukang sapu) itu kan-nas
(sama seperti manusia lain)?'" Sungguh, ini kata-kata spontan belaka, yang kebetulan
saja berlaku.
Perdebatan
Sarana untuk mengajak manusia kepada Allah sangat banyak dan beragam.
Yang paling umum digu-nakan adalah komunikasi verbal, untuk menyampaikan
pesan kepada akal, perasaan, dan hati, baik dengan ungkapan maupun tulisan. Suatu
pembicaraan sering berlanjut dengan diskusi dan perdebatan, padahal tidak semua da'i
menguasai berbagai persoalan agama, baik penafsiran maupun aplikasinya.
Perdebatan sering men-jadi demikian seru dan memanas, masing-masing pihak ingin
memenangkan pendapatnya atas pendapat pihak lain. Kondisi seperti ini
mengharuskan adanya pihak yang kalah dan pihak yang menang {win-loss solution).
"...Dan diatas tiap-tiap orangyang berpengetahuan itu ada lagi YangMaha
Mengetahui." (Yusuf: 76)
Kebenaran hakiki ada pada ayat-ayat Qur'an yang qath'iy, keteladanan yang
diperagakan dalam perjalanan hidup Rasulullah saw., dan realita hidup orang-orang
yang berpegang teguh pada keduanya, yang tidak dapat dibantah oleh siapa pun yang
berakal.
Pada dasarnya, penyampaian nilai-nilai dakwah tidak memberi peluang bagi
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 123
munculnya debat kusir, kerana debat semacam ini tidak membuahkan suatu kebaikan
sedikit pun. Al-Qur'an mengisyaratkan hal tersebut pada ayat berikut,
"Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Qur'an ini
bermacam-macamperumpa-maan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak
membantah" (Al-Kahfi: 54)
"Mereka berkata, cHai Nub, sesungguhnya kamu telah berbantahan dengan kami,
dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah
kepada kami adzabyang kamu ancamkan kepada kami,jika kamu termasuk orangorang
yang benar." (Huud: 32)
"Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang telah mati dapat
mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang tuli dapat mendengarpanggilan,
apabila mereka telah berpaling membelakang.
Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (mema-lingkan) orang-orang buta dari
kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, kecuali
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri." (An-
Naml: 80-81)
Berdebat dengan orang-orang seperti ini tidak ada manfaatnya, ia hanya akan
menemui jalan buntu. Kerana itulah Allah swt. menyuruh Rasul saw. agar berdak-wah
dengan hikmah (bijaksana) dan memberi mauizhah hasanah (pelajaran yang baik),
juga mewajibkan pada orang-orang yang beriman agar mendebat orang lain dengan
cara yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan kesu-cian dan kebenaran yang terkandung
dalam dakwah itu, yang dikukuhkan dengan tanggung jawab seorang muslim terhadap
keyakinannya.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik,
dan bantahlah mereka dengan cara yang (lebih) baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orangyang mendapat petunjuk." (An-Nahl: 125)
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 124
Sebagian pemuda cenderung menyukai perdebatan dan berlarut-larut dalam
diskusi, hanya kerana ingm dikagumi dan ingin mengalahkan pihak lam, atau kerana
sesuatuyang lain. Menghadapi orang seperti ini, seorang da'i harus dapat
menyimpulkan pembicaraan bila telah tampak jelas mana "benang putih" dan mana
pula "benang hitam"nya. Sebab, perdebatan yang tidak menghasilkan kesepakatan dan
tanpa kata akhir justeru dapat menumbuhkan kebencian dalam jiwa, mengotori dan
menutupinya, serta merusak rasa cinta kasih. Selain itu ia hanya akan menguras
potensi tanpa faedah, bahkan tidak menyumbangkan kebaikan apa pun bagi dakwah
itu sendiri. Perlu dipahami juga bahwa sasaran dakwah tidak hanya pada akal, sebab
di tengah umat ini terdapat jutaan orang beriman yang awam namun mudah tersentuh
hatinya. Kerana itu, melayani orang yang suka berdebat tanpa batas adalah kesia-siaan
belaka dan membuang-buang waktu, padahal waktu adalah kehidupan itu sendiri.
Harus disadari juga bahwa kita tidak berada pada suatu masa yang akal pikiran
dianggap segala-galanya hingga menuntut curahan perhatian pada perdebatan dan
diskusi sengit yang tak banyak berarti.
Lain halnya bila Anda bertemu seseorang lalu terjadi perdebatan panjang
dengannya, namun Anda menemu-kan dengan jelas "benang putih" dan "benang
hitam-nya" sejelas sinar matahari di siang bolong, sedangkan ia masih antusias untuk
terus melakukan perbmcangan. Dalam kondisi seperti ini, biarkanlah ia, sembari
menjaga etika debat yang baik. Jangan sampai ia lari kerana sikapmu, sehingga
membuat orang-orang yang berpengetahuan sepertinya juga lari darimu. Insya Allah,
etika baik, kesabaran, dan ketelatenanmu akan memperbanyak pendukung untuk
membantumu dalam mengha-dapinya, lalu kebenaran dan keadilan yang engkau
ingin-kan pun dapat tercapai, meskipun tentu memperlukan waktu. Nanti, ia akan
datang kepadamu dengan ketulusan hati dan kelapangan dada.
Imam Hasan Al-Banna menyatakan dalam salah satu dari sepuluh wasiatnya:
"Jangan memperbanyak debat dalam soal apa pun dan bagaimana pun, sebab
perdebatan tidak membuahkan kebaikan."
Dakwah Fardiyah adalah Pangkal dari Dakwah
Jama'iyah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 125
Dakwah jama'iyah (kolektif) mengandalkan ceramah, semangat, dan
kemampuan menggugah perasaan. Sedangkan dakwah fardiyah (individu) memiliki
karak-teristik, cara, dan tahapan-tahapannya sendiri. Ia adalah tahap kedua dari proses
interpretasi, penjelasan, studi argumentatif, serta pembuktian dalil. Pada akhirnya, ia
merupakan masa panen dan pemetikan buah.
Seseorang yang kita ajak untuk memahami fikrah tertentu, tidak akan dapat
memahami dan menganutnya dalam tempo sehari semalam. Ia juga tidak dapat
memahaminya dalam setiap kondisi, baik secara kejiwaan, kesehatan, maupun sosial,
bahkan terkadang angin berhembus tidak sear ah dengan keinginan bahtera. Akan
tetapi fikrah itu dibangun dan dipusatkan pada bacaan, dialog dalam waktu yang
sangat panjang, bahkan terkadang perlu muraja'ah (kilas balik). Muraja'ah dilakukan
ketika ada sebab-sebab khusus, bisikan-bisikan jiwa, atau prasangka-prasangka yang
ditimbulkan oleh peristiwa-penstiwa bersejarah dan kebohongan serta penyesatan
yang dihembuskan oleh media massa dan penulis-penulis yang memusuhi Islam.
Kerana itu hendaknya kita sabar dan tidak tergesa-gesa menghadapi orang tersebut.
Sabar hingga datang kesempatan yang lebih luas dan rasa aman dalam jiwa yang jauh
dari berbagai tekanan. Jauh dari permusuhan rekan-rekannya yang di antara mereka
mungkin ada yang menampakkan kebencian terselubung dan terpen-dam dalam dasar
hatinya, hingga dapat menghambat dan mengeruhkan suasana dialogis atau yang
mempunyai kebiasaan debat kusir.
Dakwah fardiyah berada dalam suasana damai, tenang, dan penuh cinta kasih.
Dakwah ini memberi kesempatan untuk saling memaharm, berdialog tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, tentang praduga-praduga, tentang syubhatsyubhat
yang pernah ia baca atau dengar, atau yang tengah mengganggu jiwanya.
Jawaban dari itu semua hendaknya dibenkan terus terang, jelas, lengkap, dan tidak
ada yang samar sehingga tidak ada kesempatan untuk berdebat yang dapat melunturkan
tsiqah (kepercayaan) dan merobohkan bangunan. Sejalan dengan pergantian hari,
dialog pemikiran itu didukung dengan budi pekerti islami yang tinggi yang dirasakan
dalam hidup bersama sekelompok ikhwah: baiknya pergaulan, bagusnya penampilan,
bijaksana dalam berinteraksi, perilaku yang wajar dan sesuai, rasa simpati dan cinta,
membantu menyelesaikan keperluan-keperluan saudara, menanyakan yang tidak
hadir, saling menanggung di antara mereka, dan menginginkn kebaikan untuk seluruh
umat manusia, hingga akhirnya penghormatan dan penghargaan terhadap fikrah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 126
sejamaah semakin menguat dalam jiwanya.
Hidup bersama saudara dalam dakwah fardiyah sa-ngat penting dalam
mempererat hubungan dan memper-tautkan hati, serta menumbuhkan sikap saling
menga-sihi dan mencintai yang dapat memperkokoh tali persau-daraan, memperkuat
jalinan aqidah, ditambah dengan upaya membuatnya larut dalam aktivitas jamaah.
Maka, pada saat itu beberapa hati akan menyambutnya dengan kecintaan dan
kelapangan.
Kisah Menarik Tentang Keikhlasan dan Ketulusan
Gerakan kemurtadan berakhir setelah diselesaikan oleh Abu Bakar ra. Sebagai
khalifah Rasulullah saw. beliau juga berkewajiban menyebarkan Islam ke seluruh
alam, maka beliau mengirim pasukan Islam ke Irak dan Syam.
Ketika mulai menyiapkan pasukan, beliau berpikir tentang siapa yang akan
dipilih untuk memimpin pasukan ke Syam. Beliau tidak mengetahui orang yang lebih
baik selain Khalid bin Sa'id. Abu Bakar ra. memahami ketidaksertaannya dalam
pembai'atan Khalifah disebabkan kecintaannya kepada keluarga Nabi saw., kerana itu
beliau mengangkatnya sebagai panglima dan mengantarkan bendera ke rumahnya.
Berbeda dengan pendamping beliau, Umar ra., ia tidak memaafkan sikap
Khalid pada saat pembai'atan Abu Bakar. Umar mengkhawatirkan hal itu akan
memecah belah keutuhan umat.
Maka Umar pergi menemui Abu Bakar lantas berkata, "Anda mengangkat
Khalid yang telah mengatakan begini dan begitu!" Umar terus mendesak Abu Bakar,
hingga akhirnya ia mengutus Al-Arwa Ad-Dausi untuk menemui Khalid dan
mehyampaikan pesan, "Sesungguhnya pengganti Rasulullah saw. berkata,
'Kembahkan bendera kepada kami.'" Segera Khalid mengeluarkan bendera dan
menyerahkan kepadanya seraya berkata, "Demi Allah, saya tidak gembira ketika
diberi jabatan, dan juga tidak sedih ketika kalian cabut kembali. Sesung-guhnya yang
tercela untuk selain Anda." Selang beberapa saat, Abu Bakar datang menemuinya
untuk meminta maaf dan mengharapnya untuk tidak mencela Umar dengan sepatah
kata pun. Khalid senantiasa memohonkan rahmat kepada Allah untuk Umar ra.
sampai memnggalnya.
Mereka semua adalah pencinta kebenaran dan petunjuk, maka setelah Abu
Bakar ra. melepas jabatan Khalid beliau mengangkat salah seorang prajuritnya, Yazid
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 127
bin Abi Sufyan, dan menyerahkan bendera kepadanya. Beliau juga mengangkat
Syarahbil bin Hasanah dan Amr bin Al-'Ash untuk memimpin pasukan yang lain.
Ketika bertemu Khalid, Abu Bakar bertanya, "Siapa di antara mereka yang paling
Anda sukai?" Agar Khalid berjuang di bawah benderanya, maka Khalid memberi
jawaban, "Anak paman (misan) saya, Amr bin Al-'Ash, lebih saya cintai kerana
hubungan kerabat. Sedang Syarahbil lebih saya cintai kerana diennya, dia adalah
saudaraku di masa Rasulullah saw. dan pendukungku yang menghargai misanku."
Abu Bakar amat terkesan, maka beliau berpesan kepada Syarahbil bin
Hasanah, "Perhatikan Khalid bin Sa'id, kenali hak-haknya atas dirimu sebagaimana
Anda suka ia mengenal hak-hakmu atas dirinya bila ia jadi pemimpinmu. Anda telah
mengetahui kedudukannya dalam Islam, ketika Rasulullah saw. wafat ia masih
memegang jabatan. Aku telah memberinya jabatan, tetapi kucabut kembali, dan aku
berharap semoga hal itu lebih baik untuk diennya, saya tidak ingin membuat
seseorang bergembira kerana jabatan. Saya juga telah memberitahu yang menjadi
pemimpin pasukan, ter-nyata ia memilih di bawah komando Anda dan sepupu-nya.
Kerana itu, bila kamu punya persoalan yang mem-perlukan pendapat orang yang
bertaqwa dan shalih, maka pertama kali mintalah pendapat kepada Abu Ubaidah Al-
Jarrah, kedua kepada Mu1 adz bin Jabal, lalu yang ketiga kepada Khalid bin Sa'id.
Insya Allah, Anda akan dapatkan nasihat dan kebaikan dari mereka. Janganlah
menjauhi pendapat mereka, atau menyembu-nyikan sebagian berita dari mereka."
Demikianlah, akhirnya Khalid turut berjihad bersa-ma umat Islam sebagai
prajurit biasa. Ketika sampai di Marajul Ashfar, pasukan Rumawi sudah berbaris
untuk menghadapi pasukan Islam dan perang pun berlangsung. Khalid bin Sa'id
menyerang ke kanan dan ke kiri dengan gagah berani. Akhirnya, beliau syahid.
Permasalahan Para Pemuda
Sebagian pemuda mengeluh kerana kedua orang tuanya, atau salah satu dari
mereka, menghalanginya untuk shalat jamaah di masjid, menghadiri seminar dan
ceramah, atau beraktivitas bersama para pemuda lain yang memiliki komitmen
dengan agama. Sehingga timbullah perdebatan, perselisihan, hingga pemboikotan. Hal
ini terjadi sebenarnya kerana ketidakpahaman orang tua tentang hakikat dakwah yang
sebenarnya, atau khawatir kalau anaknya terjerumus pada kekeliruan fatal yang dapat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 128
menyeret mereka pada berbagai persoalan dan urusan yang dapat mengantarkan
mereka ke penjara dan tahanan, sebagaimana pernah mereka dengar dan baca dalam
mass media.
Namun para pemuda itu, seringkali bila diminta orang tuanya untuk membantu
keperluan rumah, seperti membeli makanan, mengantar saudara perem-puannya ke
dokter atau ke tempat belajar, mereka eng-gan memenuhi. Pada saat yang sama,
mereka begitu asyik pergi dengan kawan-kawannya, disiplin mengikuti pertemuan,
rihlah, ziarah, dan melakukan berbagai ke-giatan yang tidak ada gunanya dalam
pandangan kedua orang tua yang tentu diingkarinya.Demikianlah, kedua orang tuanya
memang belum memahami hakikat dakwah, tujuan-tujuanya, juga manhaj dalam
tarbiyah.
Dalam kaitan ini, mereka berdua tentu dapat dimaklumi: "Barangsiapa tidak
mengerti sesuatu maka ia memusuhinya". Sedangkan perasaan takut dan khawatir
yang ada dalam diri mereka, merupakan fitrah yang tidak boleh diingkari. Lalu
bagaimana solusinya?
Bila seorang anak taat pada kedua orang tuanya, perilaku dan sepak terjangnya
mencerminkan akhlak yang tinggi, selalu unggul dalam studi, berinteraksi secara baik
dengan saudara-saudaranya, dan tidak terlambat pulang malam yang dapat
menggusarkan pikiran ke-luarganya, sudah pasti sang ibu akan menjadi mediator
untuk membangun jalinan mesra antara dirinya dan ayahnya. Serta merta sang ayah
pun akan mengizinkan-nya untuk mewujudkan apa pun yang diinginkan, yang
sebelumnya tidak diperbolehkan. Inilah jalan untuk mencapai tujuan dan meraih
simpati.
Cinta kerana Allah adalah Pintu Menuju Hati
Cinta kerana Allah adalah pembuka hati, namun terkadang muncul beberapa
perilaku yang menghambat cinta tersebut. Mengekspresikan perasaan cinta tanpa
pertimbangan, tanpa penahapan, tanpa kesesuaian dan keserasian, atau tanpa
memperhatikan momen dan kesempatan, dapat menyebabkan kontraproduktif. Cinta
kerana Allah dan persaudaraan kerana-Nya, bukan sarana untuk menikmati
pelampiasan perasaan, atau untuk membuang-buang waktu dengan mengobrol, atau
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 129
kegiatan lain yang mengasyikkan namun tanpa faedah. Juga bukan sekedar untuk
mencairkan beban sesama muslim dalam meringankan amanah dan tanggung jawab
dakwah yang berat dengan kunjungan, memberi sedekah, membuat forum diskusi,
surat menyurat, duduk-duduk berbincang tentang berbagai hal yang menghabiskan
waktu dan menyia-nyiakan berbagai kewajiban dan tanggung jawab konkret padahal
bagi mereka waktu adalah kehidupan itu sendiri dengan harapan bahwa semua itu
merupakan jalan mudah menuju surga.
Bukan semua ltu. Namun persaudaraan kerana Allah adalah curahan perasaan,
berjuang untuk mem-bantu saudaranya demi peningkatan potensi diri secara bersamasama,
dengan tarbiyah dan takwiniyab, "penyemaian biji", "pencabutan rumput",
dorongan semangat dan hasrat, penyebaran dakwah melalui persaudaraan yang tulus,
ibadah yang khusyuk, serta kontinuitas dalam menyampaikan dakwah dengan cara
yang baik.
Tidak ada derajat cinta kerana Allah yang lebih agung daripada cinta yang dapat
memunculkan keagungan dakwah, membangun kerangkanya, dan menegakkan daulah
Islam di dunia.
Jadilah Akh yang Hangat
Salah seorang akh berjalan dengan teman barunya yang belum dikenal oleh
kawan-kawannya yang lam. Ketika salah seorang di antara mereka bertemu dengan
mereka berdua, ia menjabat tangan akh ini dengan sangat mesra, sedangkan akh baru
yang belum dikenalnya dija-bat tangannya dengan dingm. Tentu sikap ini dapat dirasakan
olehnya hingga ia merasa dibedakan.
Seharusnya, seorang akh tidak boleh membeda-beda-kan dalam berjabat
tangan, kecuah ia bukan seorang da'i yang mempunyai tujuan menank orang baru
dalam dakwahnya.
Seorang da'i harus memahami bahwa ltu kesempat-an berharga untuk
berkenalan dengan orang baru. Salam seorang da'i yang dilontarkan, ucapan, dan
penyambutannya adalah sarana dakwah. Dengan demikian, akh yang baru dikenal mi
akan langsung masuk dalam lingkaran mereka, lalu diundanglah ia untuk mengikuti
seminar, ceramah, dan bahkan rihlah (piknik). Selain itu, dapat pula memberinya
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 130
berbagai bantuan yang diperlukan, atau hadiah pada momentum yang tepat. Lalu ia
menasihati akh yang lain untuk bersikap serupa, dengan tulus dan perasaan yang
hangat. Dengan demikian, tindakan itu akan memberi pengaruh kepada mereka, lalu
mereka pun mendapatkan makna cinta yang sesungguhnya dan kehangatan hidup.
Bila setiap akh menunjukkan sikap islami ini, dengan semangat persaudaraan
yang tulus, niscaya orang tersebut akan merasakan dirmya berada di tengah-tengah
banyak hati yang menyukai dan mencintainya. Dengan begitu, lalu terbangunlah
saling respon secara tulus dan masing-masing mereka merasa menjadi bagian dari
kebersamaan.
Sebuah Sikap
Sayidah Aisyah ra. berkata, "Abu Bakar menemui Rasulullah saw. di biliknya
saat beliau berbaring dengan santai. Setelah selesai menyampaikan keperluannya, ia
keluar. Kemudian Umar datang, usai menyampaikan keperluannya, ia pun keluar.
Disusul kemudian Ali yang datang. Setelah menyampaikan keperluannya maka ia pun
segera keluar. Benkutnya, Utsman yang datang. Demi melihat Utsman yang datang,
Rasulullah saw. buru-buru bangkit dan duduk. Aisyah pun keheranan dan bertanya
kepada beliau, 'Mengapa Anda melakukan hal ini hanya pada seseorang?' Rasulullah
saw. menja-wab, 'Utsman seorang pemalu. Kerananya saya khawa-tir bila ia masuk
sedangkan saya dalam keadaan seperti sebelumnya, ia tidak mau mengutarakan
keperluannya kepadaku.'"
Mirip dengan kisah tersebut adalah apa yang diceri-takan oleh sebagian hadits.
Rasulullah saw. memberi izin masuk untuk beberapa orang, yang terakhir adalah Abu
Sufyan bin Harb. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, Anda telah memberi izin kepada
beberapa orang sebelumku hingga saya mengira bahwa batu Khandaq pun mendapat
izin sebelumku." Rasulullah saw. menjawab, "Engkau seorang, sama dengan mereka
seluruhnya."
"Engkau seorang, sama dengan mereka seluruhnya," kalimat mi tidak saja
mengisyaratkan kedudukannya, tetapi kalimat ini terlontar kerana posisi yang sulit.
Kata-kata Abu Sufyan "Hingga saya mengira bahwa batu Khandaq pun mendapat lzin
sebelumku" merupakan gambaran jelas tentang ketegangan dan emosinya. Tidak ada
yang tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada ung-kapan yang meredakan emosi itu.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 131
Muhammad saw. memahami betul hal ini dan wajah Abu,Sufyan. Kerananya
beliau menyikapi dengan kata-katayang sebaik mungkin dan perasaan selembut
mungkin. Ucapan Nabi "Engkau seorang, sama dengan mereka seluruhnya" dapat
mengubah hati Abu Sufyan dari satu kondisi kepada kondisi yang lam; yang tadinya
marah kini rela, yang tadinya tegang kini tenang. Meski-pun sebenarnya, apa pun
yang dikatakan Rasulullah saw. Abu Sufyan siap menerimanya.
Cara berinteraksi dengan orang yang memiliki kedu-dukan istimewa memang
bukan perkara gampang. Bukanlah sesuatu yang mudah ketika Anda menjumpai
seseorang yang sedang dalam keadaan emosi memuncak, Anda melihat hal ini secara
jelas di wajahnya lalu dalam waktu sekejap harus mampu meredakan emosinya.
Rasulullah saw. memahami kondisi jiwa anggota jamaah dan sahabat-sahabatnya.
Beliau memahami detail perilaku mereka; mengetahui apa yang membuat seseorang
di antara mereka marah dan apa yang mem-buatnya suka; mengetahui juga apa yang
merangsang emosi seseorang di antara mereka dan apa pula yang dapat
menenangkannya. Beliau mempergauli setiap mereka dengan cara yang pas, sehingga
rasa cinta mudah tertanam dan ketaatan pun segera dapat diwujudkan. Tidak seorang
pun yang lari darinya. Inilah puncak kelihaian siasat interaksi dengan orang lama.
"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu." (Ali Imran: 159)
Pengunjung Masjid
Ikhwan yang sering berkumpul di masjid terkadang kurang memperhatikan
orang-orang yang datang untuk melaksanakan shalat. Mereka mengira bahwa hal ini
menyalahi kebiasaan kampung setempat, maka mereka pun tidak menyambut hangat
kehadiran orang-orang itu dan tidak pula mengucapkan salam kepada mereka.
Boleh jadi tidak mengucapkan salam merupakan tradisi penduduk kampung,
kerana jumlah mereka sedikit dan sudah saling mengenal. Namun di kota-kota besar
jumlah orang yang melakukan shalat amat banyak. Dengan sikap seperti ini para
pemuda telah menyia-nyiakan kesempatan untuk berkenalan, khususnya di masjid.
Bukankah kita telah belajar agar memberi salam kepada siapa pun, baik yang kita
kenal maupun tidak.
Para imam masjid dan orang-orang yang mengurus masjid, terutama para
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 132
aktivis dakwah, hendaknya gemar berkenalan dan menarik simpati, khususnya ketika
di masjid. Shalat berjamaah di masjid mendapatkan pahala dua puluh tujuh kali lipat
dibandmg shalat sendirian. Demikian itu agar di antara kaum muslimin terjalin saling
mengenal.
Sebagian pemuda, ketika mendapat nikmat hidayah dari Allah lalu pergi ke
masjid untuk pertama kalinya, merasa terasing. Perasaan itu semakin bertambah bila
sebagian jamaah menatapnya dengan dingm dan masa bodoh. Seharusnya mereka
menyambutnya dengan perasaan senang, mesra, dan bersen-sen, hingga ia segera
menyatu dengan mereka dengan penuh ketulusan hati.
Beberapa tahun yang lalu, pernah seorang pengurus masjid mengusir anakanak
ketika memasuki masjid. Ia menyangka bahwa anak-anak itu hanya akan mengganggu
orang yang sedang melakukan shalat dengan kegaduhan dan teriakan-teriakan
suaranya. Orang yang mengusir anak-anak dari masjid itu lupa bahwa masjid adalah
satu-satunya tempat untuk mencetak generasi harapan masa depan dengan aqidah
yang benar, ibadah yang lurus, akhlak yang mulia, kejantanan, dan kebera-nian.
Seharusnya mereka menyambut anak-anak itu dan mengarahkannya dengan baik.
Boleh jadi Allah swt. menjadikan sebagian dari mereka kekayaan bagi Islam.
"Sesungguhnya bila Allah memberi hidayab kepada seseorang karena Anda maka itu
lebih baik bagi Anda daripada unta merah." Salah seorang akh berkata kepadaku,
"Ketika saya masih belajar di sekolah dasar dulu, saya sempat mengira bahwa orang
yang masuk masjid harus membeli tiket terlebih dahulu."
Hikmah yang Mendalam
Salah seorang tokoh parti tertentu membangun masjid di sebuah kampung.
Masjid itu dinamai dengan namanya. Melihat itu, para pemuda aktivis dakwah tidak
menyia-nyiakannya. Mereka datang ke sana untuk melakukan shalat berjamaah, dan
lebih dari itu mereka juga melakukan berbagai kajian di situ. Tidak lama kemudian
pemilik masjid menghasut jamaah yang tua-tua dan menuduh bahwa anak-anak muda
itu anak-anak ekstrem. Akhirnya mereka pun diusir dan masjid dan tidak dapat lagi
melakukan shalat dan kegiatan lain di situ.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 133
Memang demikianlah. Seharusnya para pemuda peka terhadap kecenderungan dan
arah pemikiran jamaah masjid agar tidak berbenturan di awal langkah sehingga
menghalangi hidayah masuk di hati kaum muslimin di han-hari benkutnya.
Agar tidak terjadi kasus serupa, mestinya sekelompok kecil pemuda rutin datang ke
mesjid ini. Datang saja untuk beberapa pekan. Setelah itu, langkah berikutnya,
misalnya membuat kegiatan baca Qur'an sendiri- sendiri setelah shalat maghrib,
dengan tajwid yang bagus, hingga datang waktu isya'. Kegiatan ini terus saja dilakukan
hingga beberapa bulan. Dengan kegiatan ini, diharapkan jamaah masjid akan tertarik
lalu bergabung dan ikut membaca Al-Qur'an bersamanya. Untuk beberapa bulan,
biarkan kegiatan seperti ini berlangsung, tanpa ditambah dengan kegiatan lain.
Setelah kegiatan ini berjalan beberapa waktu, bisa saja salah seorang dari mereka
mengusulkan untuk membuat kajian tafsir Qur'an yang "ringan". Tentu usulan ini
akan disambut oleh jamaah masjid dengan positif. Lama kelamaan diharapkan jumlah
peserta kajian tafsir akan semakin banyak. Ketika itulah, dengan berlalunya waktu,
kontak dan ikatan hati semakin kuat di antara para peserta. Mereka pun mulai
berkenan mengundang untuk hadir di berbagai kegiatan. Bulan dan tahun silih
berganti. Ketika itu masyarakat mulai mengenal lebih dekat akhlak dan
kemampuannya. Ketika suatu saat imam masjid berhalangan datang di suatu shalat
Jum'at, salah satu dari pemuda ini pun dipersilakan untuk menjadi imam atau bahkan
menjadi khatib pengganti. Ketika itulah jalan dakwah terbentang di hadapannya.
Itu semua berkat kearifan, kecerdasan, dan kesabaran dalam melangkah.
Keagungan Da'i
Ada empat orang akh mengunjungiku di kantor Jamaah. Sebagaimana
biasanya, hal itu kita manfaatkan untuk menanyakan berbagai hal seputar kegiatan
mereka. Empat akh tadi dipimpin oleh Al-Akh Syaikh Abdud Daim Dhoif, salah
seorang penduduk 'Azbatul Bir Al-Qabali di Iskandaria.
Saya bertanya kepadanya, "Bagaimana Anda menge-nal Jamaah Ikhwanul
Muslimin, wahai Syaikh Abdud Daim?"
la menjawab, "Ketika itu saya tmggal di kota Thanta. Saya penganut Thariqat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 134
Ahmadiyah, yang dinisbatkan kepada As-Sayyid Al-Badawi, tokoh ternama dan mempunyai
kedudukan terhormat di kota Thanta. Thariqat aliran im sangat terkenal.
Saat itu tahun 1940.
Pada suatu hari seorang teman dari anggota thariqat bercerita bahwa telah
datang seseorang ke Thanta menyampaikan berbagai kajian dan ceramah pada
orang-orang di masjid. Orang itu bernama Hasan Al-Banna. Menurut teman tadi,
Hasan Al-Banna menuduh bahwa thariqat-thariqat sufi ditegakkan dengan berbagai
kegiatan ritual dan amalan-amalan yang bertolak belakang dengan semangat Islam.
Hal ltu membuat saya dan teman sethariqat tersinggung. Kami bertekad untuk
mendebatnya bila ia datang lagi ke Thanta. Kami lalu menunggu-nunggu
kehadirannya dengan penuh penasaran. Datanglah hari itu. Jamaah Ikhwanul
Muslimin cabang Thanta mengumumkan akan mengadakan tablig akbar di lapangan.
Yang akan memberikan ceramah adalah Syaikh Hasan Al-Banna. Kami bertekad
untuk menghadiri acara tersebut. Dengan memakai seragam Thariqat Ahmadiyah,
kami berangkat lebih awal dan duduk di deretan terdepan menunggu kehadiran
Syaikh. Ketika ia datang, terdengarlah aplaus, 'Allahu Akbar wa lillahilhamd' (Allah
Mahabesar dan Bagi-Nya Segala Puji). Ketika beliau lewat di hadapan kami, kami
sengaja tidak menyambutnya, atau berdiri memberi hormat padanya. Namun
justru beliau yang menyambut kami dengan hangat dan beseri-seri. Beliau mengulum
senyum dan mengucapkan selamat datang kepada kami. Sedangkan kami tetap saja
duduk dengan dingin meskipun beliau telah menunjukkan sikap hangatnya
kepada kami. Ketika tiba saat beliau berbicara, beliau menuju mimbar dengan
iringan aplaus lslami yang hangat dari para hadirin. Ia berdiri di mimbar dengan
semangat yang menyala-nyala dan wajah yang bersinar. Beliau berbicara kepada kami
dengan kata-kata yang demikian memikat tentang hakikat dakwah Islam yang dapat
menggelora-kan harapan dan menghidupkan hati. Dengan ucapan-nya yang
memukau beliau berkata:
'Ikhwan sekalian yang mulia, banyak orang mengira bahwa thariqat di Mesir
didirikan secara sporadis, tanpa prinsip, tujuan, dan cita-cita besar untuk membangkitkan
kaum muslimin dalam rangka mewujudkan kejayaan Islam dan
membangun negara yang menerapkan Al-Qur'an. Banyak orang tidak mengetahui
bahwa thariqat sufi mempunyai akar sejarah yang kuat di semua negeri Islam, baik Arab
maupun non-Arab. Kalian melihat bagaimana mereka memiliki pakaian seragam resmi
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 135
yang menjadi ciri khas masing-masing aliran thariqat. Mereka berjalan di jalan-jalan
besar dalam barisan yang tertata rapi dengan dikawal oleh tokoh-tokoh merekayang
terkenal. Semua ini menjadi bukti akan rapinya organisasi mereka, dalam koordinasi
pasukan jihad di jalan Allah. Mereka adalah aset besar bagi perjuangan Islam, di
belahan bumi barat maupun timur.'
Selanjutnya Syaikh Abdud Daim berkata, "Sungguh, kami merasa begitu gembira
dan bangga. Seolan-olah kami mendengar kata-kata ini untuk yang pertama kali
dalam hidup kami. Karena itu, ketika Syaikh turun dan mimbar, kami menyambut
beliau dengan memberi salam penghormatan. Kami berusaha untuk mencium
tangannya, namun tidak berhasil. Demikianlah, kami datang sebagai musuh yang
siap melawan, namun kini kami pulang sudah sebagai Ikhwan yang siap
memperjuangkan."
la menambahkan, "Atas kehendak Allah, saya pindah dari Thanta ke Iskandaria
tahun 1948 untuk berga-bung dengan cabang Ikhwan di Mahram Bik. Pemahaman
saya tentang dakwah Ikhwanul Muslimin semakin luas, sampai ketika ada seruan
jihad ke Palestina, April 1948, saya menjadi pasukan sukarelawan Ikhwan bersama
akh yang lain. Kami turut serta dalam peperangan Islam melawan pasukan Yahudi.
(la memperlihatkan sebagian foto kenang-kenangannya. Di foto itu ia memakai seragam
militer dan berdiri di belakang meriam. Bersamanya dalam perang itu tiga akh yang
lain, yakni: Al-Akh Muhammad Ar-Ris, Al-Akh Abdul Mun'im, dan Al-Akh Haj
'Isya Syahatah. Tiga orang itu yang dahulu ikut pertemuan dengan saya)."
Orang yang membaca kisah ini mempunyai kesan sekilas bahwa Imam Hasan
Al-Banna seperti berbasa-basi untuk menarik hati pengikut thariqah yang hadir.
Tentu prasangka itu jauh dari kenyataan yang sebenarnya, bahkan merupakan
prasangka dan pemahaman yang keliru.
Sesungguhnya Hasan Al-Banna adalah da'i seluruh umat manusia, dengan
berbagai tingkatan dan kefahaman mereka terhadap Islam. Seorang da'i harus berbicara
dengan hati nurani yang bersih dan pemahaman yang utuh tentang tujuan
dakwah yang mengatakan, "Kami adalah kaum yang menghimpun bukan memecah
belah, membangun bukan merobohkan." Hasan Al-Banna ingin menghimpun
tingkatan berbagai umat ini dalam satu pemahaman Islam yang benar.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 136
"Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kalian; agama yang satu, dan
Aku adalah Tuhan kalian, maka sembahlah Aku." (Al-Anbiya': 92)
Karenanya seorang da'i harus senantiasa mendekati masyarakat dan menjalin kasih
sayang dengan mereka. Inilah pemahaman yang benar sebagai seorang da'i dan inilah
misi, manhaj, dan fitrah yang telah melebur dengannya.
Seluruh manusia pada hakikatnya adalah objek dakwah, kecuali yang terlepas dari
kita karena kelalaian atau keteledoran. Sungguh, perhatian Hasan Al-Banna yang
dalam dan ketulusannya dapat mengubah mereka dari sikap pasif menjadi dinamis di
medan jihad Palestina. Kepedulian dan perhatian seorang da'i kepada sesama akan
melahirkan simpati. Demikianlah seharusnya seorang da'i, ia terpatri dengan citacita:
membuka pintu hati dengan getaran-getaran yang lembut, pembicaraan yang
indah, atau sikap yang dapat menggerakkan hati dan perasaan.
"Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwahmu, itu lebih baik
daripada apa yang matahari terbit dan terbenam di atasnya." (Al-Hadits)
Ketika Hasan Al-Banna memasuki forum ceramah dan menjumpai beberapa
pengikut thariqat yang datang untuk menentangnya, ia tunjukkan wajah yang berseriseri
dan lapang dada karena mengmginkan mereka. Ini adalah kesempatan yang
tidak mungkin terulang. Ia yakin akan firman Allah swt.,
"...sedangkan kalian mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan." (An-
Nisaa': 104)
Begitulah, misi seorang da'i jauh lebih luas dan lebih agung daripada kepentingan
pribadi, ego, atau kaumnya.
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." (Al-Hujurat: 10)
Kearifan Rasulullah saw.
Rasulullah saw. memiliki beberapa ekor unta yang digembalakan di pinggir
hutan. Tempat penggembalaan terbaik di Madinah. Salah seorang pemimpin
Ghathafan, 'Ayin bin Hishn Al-Fuzari, merampas unta-unta tersebut dan membunuh
penggembalanya. Ia menggiring dua puluh unta Rasul dan menculik seorang wanita
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 137
yang ada di sekitar tempat penggembalaan. Bersama sebagian kaumnya, ia membawa
unta dan wanita tersebut ke kampungnya. Salah seorang sahabat Rasul, Salamah Al-
Akwa', mendengar hal tersebut. Dia seorang yang cepat larinya. la naik ke bukit
yang menghadap ke Madinah lalu berteriak-teriak minta pertolongan penduduk
Madinah. Segera saja penduduk Madinah mengejar mereka hingga dapat menyusul
dan melepaskan unta-unta itu. Sedangkan wanita tawanannya mampu melepaskan
diri dengan menggunakan unta Rasulullah pada hari berikutnya.
Wanita itu akhirnya tiba di Madinah dan segera saja menemui Rasulullah saw.
yang saat itu tengah ber-bincang-bincang dengan para sahabat. Wanita itu berkata,
"Wahai Rasulullah, saya telah bernadzar kepada Allah, bila Allah menyelamatkan
saya, maka saya akan menyembelih unta ini."
Mendengar ini Rasulullah saw. tersenyum dan berkata, "Sungguh buruk
balasanmu kepadanya. Betapa tidak. Allah swt. telah menaikkanmu ke atas punggungnya
dan dengannya engkau selamat, akan tetapi engkau malah akan
menyembelihnya. Sungguh, tidak ada nadzar bagi siapa pun untuk bermaksiat
kepada Allah, dan untuk sesuatu yang bukan miliknya. Ketahuilah, unta itu
milikku!"
Dengan jawaban itu, Rasulullah saw. telah mengu-capkan "kata putus" yang
penuh hikmah dan tidak dapat dibantah oleh siapa pun.
Ulama dan Pemimpin
Bila para ulama dan para pemimpin adalah orang yang shalih maka akan baiklah
seluruh umat. Sebaliknya, biia mereka rusak maka rusaklah seluruh umat, walaupun
di tengah mereka ada ribuan orang shalih. Mengapa? Karena mereka adalah panutan.
Bila mereka baik, semua orang berlomba untuk menirunya. Dan bila mereka
rusak, orang-orang pun akan berbuat maksiat dan tidak ada yang
menghentikannya.
Ulama adalah pemegang kendali kata-kata, sedangkan pemimpin adalah
pemegang kendali tindakan. Yang penting, hendaknya kata-kata ulama dibarengi
dengan tindakan nyata. Jika tidak demikian, ia menjadi ulama suu' (jahat). Ulama
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 138
suu' menyeru manusia ke surga dengan kata-katanya, namun mengajak ke neraka
dengan tindakannya. Ketika kata-kata mereka berseru, "Mari menuju petunjuk!"
tindakannya menyahut, "Jangan dengarkan!" Secara lahiriah mereka adalah
penunjuk jalan, tetapi secara hakikat mereka adalah penyamun. Bayangkan, betapa
kacaunya bila suatu kafilah dipandu oleh penunjuk jalan, namun ia hakikatnya
adalah seorang penyamun?
Beberapa budak datang kepada Hasan Al-Bashri, mengadukan praktek
perbudakan yang telah membuat mereka menderita. Mereka meminta agar Hasan
Al-Bashn memberi nasihat dan menghimbau orang-orang kaya supaya
memerdekakan budak-budaknya. Dengan begitu mereka berharap mendapatkan
kebebasan. Hasan Al-Bashri pun berjanji untuk memenuhi permintaan mereka.
Pada khotbah Jum'at pertama setelah itu, Hasan Al-Bashri tidak berkhotbah
tentang perbudakan. Jum'at kedua dan ketiga pun berlalu tanpa menyinggung tema
ini dalam khotbahnya sebagaimana yang ia janjikan kepada mereka. Pada Jum'at
keempat, barulah Hasan Al-Bashri berbicara dalam khotbahnya tentang pahala
orang yang memerdekakan budaknya. Belum sampai waktu sore datang, majoriti
budak telah dibebaskan.
Tidak berapa lama kemudian, para budak mengunjunginya untuk mengucapkan
terima kasih atas khotbahnya, namun mempersoalkan keterlambatannya
menyampaikan tema ini hingga sebulan penuh. Hasan Al-Bashri meminta maaf
atas keterlambatan tersebut seraya mengatakan, "Yang membuat saya menunda
pembicaraan mi adalah karena saya tidak memiliki budak dan tidak juga memiliki
wang. Saya menunggu sampai Allah mengaruniakan harta kepadaku, sehingga saya
dapat membeli budak, lalu budak itu kubebaskan. Kemudian barulah saya
berbicara dalam khotbah, mengajak orang untuk membebaskan budak. Allah pun
memberkati ucapanku karena perbuatanku membenarkan ucapanku itu."
Inilah profil salah seorang ulama kita zaman dahulu, dan kita meminta kepada
Allah untuk memberi hidayah kepada para ulama kita agar mereka mengerti posisi dan
pengaruhnya di tengah umat.
Ada unsur pokok bagi keberhasilan seorang da'i dalam berdakwah. la adalah
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 139
sifat ash-shidiq (jujur, tulus). Ingatlah perkataan sahabat yang mulia, As'ad bin Zurarah,
ketika Mush'ab bin Umair keluar untuk menemui Sa'ad bin Ubadah. As'ad
berkata kepada Mush'ab, "Jujurlah pada Allah dalam urusan itu!" Sifat shidiq yang
keluar dari jiwa ketika berdakwah dapat menghimpun hati sehingga dakwahnya
didengar dan diterima oleh khalayak yang berinteraksi dengannya. Hendaklah ia
tulus dan jujur kepada diri sendiri, sebagai aplikasi dari berbagai hal yang
diserukannya, menyangkut akhlak dan umumnya etika.
"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak
kalian perbuat? Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa
yang tidak kalian kerjakan." (Ash-Shaf: 2-3)
Dakwah kepada Allah adalah Rezeki
Pada tahun 1937 saya menjadi siswa sebuah sekolah perindustrian bernama
Sekolah Muhammad Ali di Iskandaria. Suatu waktu, selesai shalat zhuhur saya
menyampaikan ceramah singkat (kultum) pada sekelompok teman. Hadir dalam
majelis itu seorang pelajar yang bernama Muhammad Shuhbi Hilal rahimahullah,
Pelajar itu tinggal berdekatan dengan saya. Kami shalat bersama di Masjid Hujjaj di
Jalan Al-Firdaus. Meskipun demikian, ia tidak berusaha mengenalku dan saya juga
tidak secepatnya berusaha mengenalnya, meskipun ingin sekali.
Pada saat pembukaan Cabang Ikhwanul Muslimin di Mahram Bik, saya melihat
Al-Akh Hamid Abdul Razaq, seorang aktivis dakwah pula, memasuki kantor cabang
bersama Al-Akh Muhammad Shuhbi Hilal. Saya sangat bergembira sekaligus kaget
dengan sesuatu yang sebenarnya saya impikan. Saya sendiri terheran-heran, mengapa
saya yang jadi temannya di sekolah, shalat senantiasa bersama di masjid, juga tinggal
berdekatan, tetapi tidak dapat memperoleh pahala ini (yakni pahala membawanya ke
dalam aktivitas dakwah). "Sungguh jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang
karena dakwahmu, hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah." Maka kukatakan
pada diriku, "Memang, ternyata dakwah kepada Allah itu rezeki!"
Bisa jadi, di sebuah pantai ada dua orang penangkap ikan berdiri berdampingan.
Namun yang satu mendapatkan rezeki dari Allah dan yang lain pulang dengan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 140
tangan hampa. Allah lah yang menentukan semua ini dengan kearifan-Nya.
Peristiwa di Masjid 'Ashrul Islam Iskandaria
Adzan maghrib dikumandangkan di Masjid ' Ashrul Islam di kampung Sidi Jabir
Iskandaria. Beberapa akh menyuruh saya menjadi imam shalat, lalu saya maju
memasuki mihrab dan menghadap makmum seraya berkata, "Shawwu
shufufakumfainna tashfiyyata shufufi min iqamatis shalat!" (luruskanlah shaf kalian,
karena lurusnya shaf itu bagian dari tegaknya shalat). Saat itu saya melihat di antara
para makmum ada seorang syaikh yang mulia dari kampus Al-Azhar Asy-Syarif.
Segera saya mendekati beliau dan memohonnya agar menjadi imam. Beliau pun
bersedia setelah saya memohon berulang-ulang. Selesai shalat, beliau menghadap
makmum lalu memberikan ceramah ringkas. Dalam ceramahnya beliau memuji sikap
saya, dan mendoakan kebaikan untuk semua. Setelah beliau meninggalkan masjid,
bersama beberapa akh kami berbincang-bincang. Saya katakan, "Apa jadinya
seandainya setelah saya melihat ada seorang syaikh terhormat tadi di tengah shaf,
tetapi saya tetap menjadi imam?" Boleh jadi akan memberikan pengaruh negatif pada
diri syaikh tersebut, bahkan boleh jadi akan terbangun satu persepsi yang dapat
merugikan dakwah dan tarbiyah kita, dan mempengaruhi ulama lain dengan
persepsinya.
Memang demikianlah cara dakwah kita. Apa yang kita perbuat hari ini, akan
menanamkan pengaruh positif yang dapat menghapus berbagai kesan negatif yang
mungkin dituduhkan orang selama ini.
Suatu hari, yang mulia Syaikh Najib Al-Muthi'i, seorang ulama ahli hadits yang
wafat di Madinah Al-Munawwarah dan dikuburkan di Al-Baqi’ bercerita kepadaku,
"Suatu ketika Imam Hasan Ai-Banna mengunjungi Iskandaria. la pergi ke Masjid
Audah Basya yang terletak di sebuah gang di jalan Faransa untuk menunaikan shalat
'ashar. Orang-orang yang berada di sana meminta beliau menjadi imam. Beliau pun
berkata, 'Di mana imam masjid ini?' Mereka menjawab, 'Imamnya seorang pemuda
yang masih menjadi siswa di Ma'had Tsanawiyah (setingkat Aliyah di sini, edt.).'
Beliau berkata, 'Tapi ia imam resmi shalat rawatib.' Maka pemuda itu pun maju untuk
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 141
menjadi imam. Setelah shalat usai, para jamaah langsung mengucapkan salam dan
mengerumuni beliau dengan begitu mesra. Pemuda imam itu keheranan, ‘Siapa
syaikh ini?’ Mereka menjawab, ‘la adalah Syaikh Hasan Al-Banna.’ Spontan ia pun
menghampiri dan meminta maaf karena tidak mengenal beliau. Peristiwa ini
memiliki pengaruh yang demikian dalam pada diri pemuda itu, sehingga setelah
tamat dari Al-Azhar ia pun bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, ikut terpenjara
bersama mereka, menjalani masa-masa cobaan bersama mereka, dan menjadi salah
satu da'inya. Semoga Allah swt. memberinya rahmat yang luas dan pengampunan
serta mengumpulkan kita bersamanya di surga."
Pintu Memasuki Hati
Membuka pintu hati yang baru adalah pekerjaan yang sulit dan membingungkan.
Memang tidaklah masuk akal bila engkau bertemu seseorang yang sama sekali belum
kamu kenal lalu kamu katakan, "Maaf, saya ingin berkenalan dengan Anda?"
Tentu orang itu akan memandangmu dengan penuh keheranan dan asing, bahkan
boleh jadi akan memandangmu dengan sinis. Hal itu terjadi jika pertemuan itu
terjadi di tempat umum. Lain halnya jika hal itu terjadi di masjid, pada waktu-waktu
menjelang atau usai shalat, sampai batas tertentu masih bisa diterima dan masuk
akal. Karena orang yang datang ke masjid tentu tidak memiliki prasangka
sebagaimana orang di tempat umum tadi. Sama halnya jika hal itu terjadi di suatu acara
resepsi, misalnya. Pada saat itu, ada perasaan saling berdekatan dan akrab. Lalu
bagaimana jika kita tidak menemukan kondisi seperti ini? Bagaimana caranya?
Inilah yang diarahkan Rasulullah saw. kepada kita dengan sabdanya, "Demi Dzat
yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga
beriman, dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian saya
tunjukkan suatu amal yang bila dikerjakan maka kalian akan saling mencintai?
Sebarkanlah salam di antara kalian!" Sungguh benar Rasulullah saw.
Langkah awal menuju hati adalah, "ucapkan salam kepadanya", baik orang itu
kau kenal atau belum kau kenal, karena dakwah Islam ditujukan untuk semua dan
engkau menginginkan mereka. Bila engkau telah meng-ucapkan salam kepadanya,
hukumnya sunah, maka dia harus menjawabnya, karena menjawab salam hukumnya
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 142
fardhu 'ain. Allah swt. berfirman,
"Apabila kalian dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (dengan yang serupa)," (An-Nisaa:
86)
Bukan sekedar mengucapkan salam seperti yang biasa dilakukan oleh
kebanyakan orang, tanpa penghayatan dan tanpa pengaruh. Terkadang engkau
mengucapkan, "Assalamu'alaikum," lalu sebagian mereka menjawab, "Kum
salam." Tentu ini keliru. Seharusnya kau katakan, "Assalamu 'alaikum wa
rahmatullahi wa barakatuh." Biarkanlah sebagian orang mengucapkan-nya sekedar
sebuah tradisi namun kita tetap mengucapkannya sebagai ibadah. Yakni ketika kita
mengucapkan salam itu, kita merasakannya sebagai sebuah doa, dan kita
mengucapkannya juga dengan semangat berdoa. Selain itu, ketika mengucapkan
salam, kita harus menghadapkan wajah kita kepada orang yang dituju. Rasul saw.
bersabda, "Dan hendaklah engkau mendatanginya dari arah wajahnya!" Demikian itu
karena wajah merupakan representasi seseorang. Engkau dapat mengamati bagaimana
pengaruh ucapan salammu pada wajahnya. Engkau dapat melihat apakah ia merasa
senang atau tidak kepadamu ketika bertemu, melalui cahaya wajahnya. Pada tahap
kedua, sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, "Senyummu di depan wajah saudaramu
adalah sedekah." Beliau mengajak kita untuk tersenyum di hadapan orang yang kita
temui, karena senyum yang hangat memiliki pengaruh yang besar dalam menggerakkan
hati dan menghidupkan nurani. Sebuah syair bertutur:
Senyum laksana cahaya mentari benderang
Muncul dari balik kalbu yang tercemar noda.
Selain itu, sertai senyumanmu itu dengan pandangan yang menggetarkan hati.
Engkau mungkin merasa sedih karena seseorang menjabat tanganmu dengan tak acuh
dan sikap dingin, seakan tidak bermanfaat dan tiada guna. la memandangmu dengan
pandangan hampa dan senyuman yang dibuat-buat. Rasulullah saw. telah membimbing
kita kepada rambu-rambu jalan menuju hati, dengan langkah-langkah yang alamiah
dan wajar, tidak dibuat-buat dan tidak direkayasa: pelan-pelan, bertahap, dan sabar.
Bila dalam menyebarkan kejahatan, setan menggunakan langkah-langkah yang
bertahap, maka seorang da'i lebih patut menggunakannya untuk menebarkan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 143
kebaikan dan menyelamatkan umat. Rasulullah saw. bersabda, "Hak seorang muslim
atas muslim yang lain ada enam: bila bertemu ucapkan salam, bila diundang maka
penuhilah, bila meminta nasihat maka nasihatilah, bila bersin lalu memuj iAllah maka
sambutlah dengan doa (yarhamukallah), bila sakit maka jenguklah, dan bila
meninggal maka ta'ziyahlah." (HR. Muslim)
Kita telah membahas poin pertama dari hadits "Bila bertemu ucapkan salam
kepadanya". Dalam hadits lain disebutkan, "Hendaklah engkau memulai dengan
mengucapkan salam." Demikianlah, hendaknya engkau yang memulai mengucapkan
salam itu, karena engkau yang mengharapkan dan berusaha untuk
"mendapat"kannya. Persis sebagaimana jika engkau membutuhkan jenis obat tertentu
maka engkau yang aktif mencarinya di apotek, sampai engkau mendapatkannya.
Setelah sekian lama kalian berdua terikat oleh salam, kalian saling mengenal,
bahkan kalian sudah saling mengenal nama saudara masing-masing, lalu kalian
berpisah untuk beberapa waktu lamanya, maka engkau harus menanyakan dan
mencarinya, agar engkau memiliki kepastian tentangnya. Demikianlah. Hari-hari
berlalu, sementara kalian berdua belum terhubungkan hingga berita pun tiada.
Namun tiba-tiba terdengar berita bahwa ia sakit. Kata Rasul saw., "Jika ia sakit,
jenguklah." Pergilah menemuinya dengan membawa sekedar hadiah yang tanpa
memberatkan, lalu doakan ia dengan doa ma'tsur dari Rasulullah saw., namun jangan
terlalu lama.
Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah saw. secara beransur-ansur, menjawab
berbagai peristiwa yang terjadi. Karena itu, peristiwa dan kondisi juga merupakan
faktor pembentuk ikatan dan pengukuh hubungan. Bila sahabatmu memiliki acara
yang membahagiakannya lalu engkau diundang untuk menghadirinya, penuhilah
undangan itu. Ia juga merupakan langkah yang dapat memperkokoh hubungan yang
sudah terjalin sebelumnya. Selain itu juga dapat menanamkan fondasi akhlak pada
jiwa, yang perkembangannya nanti menjadi akhlak mulia.
Akhlak tumbuh laksana pohon
Bila kau siram dengan air kemuliaan.
Engkau hidup di tengah masyarakat yang luas dan kompleks. Karenanya tidak
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 144
sekali-kali engkau kehilangan peluang atau momen yang bisa kau manfaatkan untuk
menjalin hubungan. Ketika engkau bertemu seseorang yang bersin kemudian
mengucapkan, "Alhamdulillah," hadapkan wajahmu kepadanya —seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya— dan ucapkan, "Yarhamukallah ya akhi (semoga Allah
merahmatimu wahai akhi)."
Bila ia menyahut dengan ucapan, "Yarhamuna wa yarhamukallah (semoga
Allah merahmati kami dan Anda)," maka ucapkan kepadanya, "Jazakallab khairan
(semoga Allah membalasmu dengan kebaikan)." Dapat pula kita ucapkan seperti yang
Rasulullah saw. ajarkan kepada kita, "Yahdikumullah wa yuslib balakum (semoga
Allah membimbing dan memperbaiki urusan kalian)." Seketika itu juga engkau
bisa tanyakan kepadanya, "Dari mana engkau wahai akhi?" Ia akan menjawab —
misalnya, "Dari Thanta (nama sebuah kota di Mesir, edt.)." "Dari kota seorang
shalih bernama Sayyid Badawi? Apakah Anda mengenal Fulan? (sebutlah
seorang tokoh yang terkenal)" Bila ia menjawab bahwa ia mengetahui, sebutkanlah
namamu! Kemudian kau minta agar ia menyampaikan salam kepada orang itu.
Ketika engkau memulai mengenalkan namamu hingga ia paham, ia pun akan segera
menyebutkan namanya, pekerjaannya, dan seterusnya. Dan sinilah awal sebuah
perkenalan.
Perlu kiranya saya jelaskan kepada saudaraku, para da'i, bahwa dakwah yang
bertahap, pelan-pelan, dan ter-program untuk mencapai hati,—sering membutuhkan
waktu berbilang bulan dan tahun— bukanlah sesuatu yang tanpa target dan tujuan.
Dakwah Islam tidak keluar dari wilayah hukum-hukum alam dalam hal pertumbuh-an,
perkembangan, dan perawatan. Seorang anak ketika baru lahir meminum asi ibunya
karena belum memiliki gigi. Ini berlanjut beberapa saat sampai tumbuh giginya dan
disapih oleh sang ibu. Setelah itu ia menyantap ma-kanan. Setelah semakin besar ia
masuk pendidikan TK, dan demikianlah seterusnya sampai masa yang ditentu-kan
oleh Allah swt. Melalui perjalanan hidup tersebut, pribadinya terbentuk hingga ia
menjadi seorang manusia seutuhnya. Karenanya tidak mungkin seorang anak yang
baru lahir, tiba-tiba menjadi seorang lelaki dewasa dalam sehari semalam.
Waktu dalam dakwah —baik bagi individu maupun masyarakat— merupakan
unsur pokok dalam proses tarbiyah, takwiniyah, dan penanaman nilai. Selain itu,
dibantu juga oleh situasi, baik yang alarm maupun yang direkayasa.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 145
Menyebarkan Salam Berarti Menebar Cinta Kasih
Dari Abu Darda' ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Pada hari kiamat
nanti Allah akan mem-bangkitkan beberapa kaum; di wajah mereka terdapat
cahaya; mereka berada di atas mimbar-mimbar yang ter-buat dari permata. Orangorang
in kepadanya, padahal mereka bukan para nabi dan bukan pula syuhada."
Abu Darda' berkata, "Seorang Arab Badui tiba-tiba ber-lutut dan berkata, 'Wahai
Rasulullah, sebutkan sifat-sifat mereka kepada kami sehingga kami dapat mengenali
mereka.' Rasulullah saw. bersabda, 'Mereka adalah orang-orang yang saling
mencintai karena Allah, dari kabilah dan negara yang berbeda-beda, berkumpul
untuk melakukan dzikrullah.'" (HR. Thabrani dengan sanad Hasan)
Seorang muslim yang mempunyai dasar hati yang bersih ketika membaca hadits
ini, dengan kehalusan perasaan dan kesadaran hati nurani, tentu takjub dengan
anugerah ilahiah itu. Suatu anugerah yang hanya diberikan Allah kepada orang-orang
tertentu; bukan para nabi dan bukan pula para syuhada, namun orang lain ingin sekali
menjadi seperti mereka karena kedudukannya di sisi Allah swt. Sifat-sifat mulia yang
dapat mengangkat derajat pemiliknya ini mampu menggerakkan perasaan seorang
Badui, hingga la bertanya kepada Rasulullah saw. agar lebih mengenal mereka,
tertarik, lalu mencintai mereka. Juga agar ia dapat membantu mereka dalam
menegakkan kebenaran. Rasulullah saw. menjelaskan, "Mereka adalah orang-orang
yang saling mencintai karena Allah, dari kabilah dan negara yang berbeda-beda,
berkumpul untuk melakukan dzikrullah." Rasulullah saw. telah memudahkan jalan
untuk mereka, agar hati dapat bertemu dengan hati, ruh saling berpelukan, nurani
terpaut dengan nurani, dan perasaan pun menjadi dinamis.
Inilah cara dakwah yang cerdas, yang dapat menjadikan hati orang-orang beriman
berdebar-debar karena rindu dan ingin bertemu dengan saudara-saudara mereka
tercinta. Alangkah agungnya perkataan orang Badui itu, "Wahai Rasulullah, sebutkan
sifat-sifat mereka kepada kami sehingga kami dapat mengenali mereka."
Setiap kali Rasulullah saw. menjelaskan sifat-sifat mereka yang luhur dan
akhlaknya yang tinggi, setiap kali pula kerinduan itu bertambah, sebagaimana
dikata-kan dalam sebuah hadits. "Ruh adalah satu pasukan yang solid: yang saling
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 146
mengenal akan saling terikat, yang saling mengingkari akan bercerai-berai."
Da'i yang terbimbing dengan pertolongan Allah senantiasa mendukung
berbagai kebaikan, keutamaan, dan akhlak mulia, baik yang ada pada saudaranya
sendiri maupun pada yang lain, sehingga ia sendiri menjadi penganjur dan penyeru
kepadanya. Selain itu, ia gemar menyebutkan berbagai perilaku mulia yang
sementara tersembunyi pada diri orang lain. Dengan itulah ia menjadi mediator yang
mengantarkannya ke hati mereka.
Syair menuturkan:
Saya mencintainya sebelum melihat
Karena indahnya sifat yang disebut
Seperti surga yang dicinta
Karena keindahannya, meski belum diindra
Dakwah adalah Terminal
Sikap tergesa-gesa dan keinginan mewujudkan harapan serta cita-cita dengan
secepatnya adalah tabiat dasar manusia (namun tentu tidak dalam segala hal). "Manusia
telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa," (Al-Anbiya: 37)
Ada beberapa perkara yang membutuhkan penanganan perlahan. Ibarat
pohon, ia perlu tumbuh dan berkembang hingga kokoh batangnya dan memberikan
buahnya. Namun ada pula beberapa masalah yang mem-butuhkan sikap dan
penanganan cepat, karena kehadirannya mungkin hanya sekali itu dan tidak pernah
kembali.
Menyampaikan dakwah kepada umat manusia adalah misi yang amat berharga.
Seharusnya kita menyuguhkannya dengan bentuk yang terhormat dan cara yang bijak.
Dakwah di tengah masyarakat ini belum dikenal oleh banyak anggota masyarakat. Itu
lantaran keawaman mereka tentang hakikat Islam dan ketinggian nilai ajarannya,
juga karena kabut yang menyelimuti hati generasi mudanya lantaran berbagai
doktrin yang menyesatkan.
Karena itulah seorang da'i membutuhkan kesabaran sekaligus kecerdikan.
Dakwah tidak seperti air yang dapat diminum sekali teguk. Namun ia
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 147
merupakan terapi yang harus disuguhkan dengan ilmu, seni, dan waktu.
Sebagaimana kata-kata bijak: "Waktu adalah bagian dari solusi". Selain itu, waktu
juga merupakan bagian dari tahapan dalam penanaman nilai, pembangunan pilarpilar
dakwah hingga tegak pangkalnya, dan pengokohan dasar-dasar pemahaman. Bila
pemaharnan terhadap nilai dibarengi dengan penguasaan atas realiti, gerak langsung,
serta berbagai ilustrasi dan peristiwa yang terjadi —seperti kata hikmah
mengatakan bahwa at-tafsir bit tamsil (interpretasi dengan ilustrasi, edt.)— maka
dakwah akan mempunyai pengaruh yang dalam, lebih mudah diyakini, dan lebih
produktif dalam proses tarbiyah dan takwiniyah.
Sebab itulah, tergesa-gesa dalam memahamkan seseorang akan hakikat dakwah
tanpa disertai dengan kaidah-kaidah alamiah —yakni bertahap dan pelan-pelan—
akan mencemari produk pemikiran dan praktek pembinaan. Makanya, ketika
seseorang ingin sekali merekrut orang baru agar bergabung di medan dakwah,
hendakiah berhentl sejenak sebelum terjun ke medan usaha, untuk merancang pola
dan sarana yang tepat dan bermanfaat yang dapat membuahkan hasil sehingga
dapat mengantarkan pada tujuan. Ketergesaan seringkali dapat menutup pintu hati
dan menyumbat jendela perasaan. Memang, angin kencang dapat menutup pintu
kamar dengan keras dan cepat, sedangkan gerak yang pelan-pelan, bijak, dan
panjang nafas dapat membantu untuk membangun ikatan-ikatan yang
saling menguatkan dalam rangka menuju target yang diharapkan.
Tahap pertama adalah perkenalan dan ikatan perasaan, sehingga terbangun
kepercayaan yang merupakan senjata seorang da'i untuk memperoleh ketsiqahan
dan loyalitas. Hari-hari pun berlalu bersama berbagai peristiwa alami, bukan
engkau yang merekayasa. Sekali waktu ia menghilang beberapa saat, bila demikian
engkau tentu perlu menanyakannya. Di saat lain ia berhasil dalam menempuh
ujian studinya, engkau perlu memberinya ucapan selamat. Suatu waktu ia sakit,
engkau harus menjenguknya dengan memberi doa-doa yang diajarkan oleh Rasul
saw. dan jangan terlalu panjang. Bersamaan dengan itu berilah sekadar hadiah,
karena Rasulullah saw. bersabda, "Saling memberi hadiahlah agar kalian saling
mencintai." Apabila suatu ketika ia bepergian dalam waktu tertentu, sambutlah
kedatangannya; apabila terjadi masalah dalam keluarganya, jadilah pendampingnya.
Apabila ia pergi umrah, engkau pun harus mengantar dan menjemputnya. Demikianlah,
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 148
kehidupan penuh dengan dinamika peristiwa dan itu merupakan kesempatan.
Engkau harus mengikutinya dengan cermat dan penuh perhatian sehingga tidak luput
dan terlewatkan sekali pun.
Inilah "terminal-terminal" kehidupan yang tak seorang pun luput darinya, baik
di kala senang maupun susah. Inilah terminal-terminal alamiah, tidak dibuat-buat.
Peristiwa yang direkayasa tidak pernah menjadi yang sesungguhnya dan tidak pula
dapat mewujudkan impian. Biarlah berbagai peristiwa itu terjadi, dan la hadir sebagai
bagian dari senario takdir Allah swt. Karena itulah engkau hendaknya bersegera
untuk menunaikan kewajiban yang disyariatkan untuk memperteguh ikatan,
tanpa berlebihan dan tanpa dibuat-buat.
Da'i yang mampu menempuh langkah yang bijaksana ini, medan aktivitasnya
menjadi luas membentang, tidak terbatas pada orang per orang, sehingga tidak
menyulitkan dan bahkan mengganggunya. Sebaliknya, misi risalahnya terbuka untuk
bilangan personal; ia berinteraksi dengan persoalan mereka, sehingga tatkala
buahnya telah matang, ia siap untuk memanennya.
Meskipun berbagai langkah bertahap dan hati-hati telah dijalankan dalam suatu
dakwah fardiyah, terkadang secara mengejutkan terjadi juga hal-hal di luar
perhitungan dan tak diharapkan. Saat itulah hati tidak lagi memiliki harapan dan
penantian.
"Mudah-mudahan Allah mewujudkan kasih sayang antara kalian dengan orangorang
yang kalian musuhi di antara mereka. Dan Allah Mahakuasa. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Mumtahanah: 7)
Pemberdayaan Manusia
Pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman Basya Al-Qanuni, Sultan Turki,
pernah diiklankan lowongan kerja untuk menjadi seorang imam Masjid Istambul.
Syarat-syarat yang dicantumkan dalam iklan tersebut adalah:
1. Menguasai bahasa Arab, Latin, Turki, dan Persia
2. Menguasai Al-Qur'an, Injil, dan Taurat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 149
3. Menguasai Ilmu Syariat
4. Menguasai Ilmu Alam, Matematika, dan mampu
mengaj arkanny a
5. Pandai menunggang kuda, bermain pedang, dan berperang
6. Berpenampilan menarik
7. Bersuara indah.
Inilah format iklan untuk jabatan imam masjid, pada kurang lebih 400 tahun
lalu.Kita mencatat bahwa syarat-syarat yang dicantumkan dalam iklan tersebut —
walaupun sangat sulit, bahkan mustahil dipenuhi untuk ukuran sekarang— kala itu
merupakan syarat yang biasa dan wajar. Islam ketika itu tengah mencapai masa
puncak kejayaannya. Tak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan
umum; tidak ada pemisahan antara ulama dan mujahid. Dalam catatan sejarah ini
terlihat bahwa jabatan imam masjid adalah jabatan prestisius karena peranan yang
harus dimainkan sangat penting dalam penyebaran dakwah. Bila masyarakat Islam
kita umpamakan dengan satu tubuh, maka sel tubuh pertama yang menjadi inti
kehidupannya adalah masjid. Perhatian kaum muslimin terhadap masjid selalu ada
sepanjang sejarah keemasan Islam. Kekuatan ruhani yang terpancar dari masjid
itulah kekuatan yang berpengaruh demikian dalam pada kehidupan masyarakat.
Kekuatan inilah yang membentuk akal dan perasaan mereka sepanjang masa.
Andaikata anak-anak muslim menghadiri shalat Jum'at setiap pekannya, dan
akal pikiran mereka menyerap kesadaran yang baik, niscaya dapat dibayangkan
dahsyatnya "energi cahaya" yang terproses dalam masjid. Masa kanak-kanak dan
masa muda —sebagaimana disebutkan oleh para psikologi— merupakan masa
pembentukan keyakinan dan pemikiran yang pertama kali. Perhatian serius kepada
para pemimpin dan para da'i, meningkatkan kekuatan materi dan ruhani mereka, serta
pemantapan peran konkretnya yang dinamis, sungguh sangat penting. Akhirnya,
pemberdayaan manusia menjadi lebih penting daripada pemberdayaan apa pun yang
berujud materi.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 150
Ikatan dan Kepercayaan
Sudah menjadi kebiasaan Imam Hasan Al-Banna rahimahullah, bila
mengunjungi kami di Iskandaria, selalu ditemani beberapa orang ikhwah. Kami
berbahagia dan bangga dapat bertemu mereka. Kami hidup ber-sama mereka beberapa
saat dalam kedekatan dan kecintaan. Demikian juga ketika beliau meninggalkan
Iskandaria, beberapa ikhwah dari Iskandaria pasti menemani beliau.
Dengan begitu beliau mampu menjalin hubungan cinta kasih dan persaudaraan
yang tulus ikhlas di antara berbagai daerah dan keluarga di penjuru Mesir, di saat
persaudaraan ketika itu terasa hambar, bahkan nyaris punah. Dengan ikatan
persaudaraan Islam inilah beliau mampu memantapkan pemikiran,
menggerakkan perasaan, dan membangun kepercayaan serta ikatan di antara para
anggota cabang-cabang Ikhwan di seluruh Mesir. Dari interaksi seperti ini sering
berlanjut dengan kerja sama dalam perdagangan, bahkan hubungan keke-luargaan
melalui pernikahan.
Penampilan Da'i
Para da'i harus tampil menarik, simpatik, dan ceria. Allah itu Mahaindah dan cinta
pada keindahan Penampilan menarik dapat menanamkan pengaruh yang dalam pada
jiwa seseorang, dapat membuat mereka respek, untuk kemudian rela berhimpun
bersama di sekitarnya.
Semenjak dahulu, penghulu para da'i tatkala duduk di hadapan majelisnya
senantiasa mengenakan baju terindah, menaburinya dengan aroma wewangian, dan
mengenakan dandanan yang mampu mempesona. Di antara mereka itu adalah
Abdullah bin Abbas, Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Syafi'i.
Para da'i seharusnya menghindari sikap ekstrem dan berlebih-lebihan dalam
persoalan agama. Hendaknya mereka mengajak umat manusia dengan lemah lembut
dan kasih sayang, sebab sikap berlebih-lebihan dalam agama menyebabkan orang lari
dan menjauh dari jalan dakwah. Rasulullah saw. bersabda, "Celaka orang yang
berlebih-lebihan. Celaka orang yang berlebih-lebihan. Celaka orang yang berlebihKiat
Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 151
lebihan. Agama ini amat kokoh, maka masukilah ia dengan kasih sayang."
Sebagian orang mengadukan Mu'adz bin Jabal bahwa ketika Mu'adz shalat
bersama mereka, ia memanjangkan shalatnya. Lantas Rasulullah saw. berkata kepadanya,
"Apakah engkau pembuat fitnah (masalah), wahai Mu'adz? Shalatlah
bersama mereka seperti shalatnya orang yang terlemah di antara mereka, karena di
antara mereka ada yang lemah, lanjut usia, atau punya keperluan yang harus segera
ditunaikan." Para da'i harus mengaitkan kehidupannya dengan agama, tidak
memisahkan antara keduanya.
Suatu ketika saya melaksanakan shalat Jum'at bersama sekelompok pemuda di
masjid rumah sakit Ikhwan di Amman, Yordania. Seorang dokter yang masih muda
dan tampan naik mimbar. Ia mengenakan jas putih yang disetrika rapi, bawahannya
celana yang disetrika pula. Khotbahnya sangat berbobot dan menarik. Setelah
khotbah usai, saya bertanya kepada para pemuda mengenai khotbah dan
khatibnya. Ternyata mereka menyoroti masalah kekeliruan tata bahasa dan sebagian
kesalahan dalam membaca ayat Al-Qur'an. Mereka tidak sedikit pun menyoroti sosok
sang khatib, bagaimana penampilan dan performennya. Saya berpikir, agaknya indra
dan perasaan perlu ditumbuhkan dan diaktifkan. Rupanya fokus perhatian
masyarakat tentang da'i umumnya pada ceramah dan pembicaraannya. Mereka
tidak peduli dengan aspek sosial yang menonjol dalam risalahnya yang
menyeluruh.
Nama-Nama yang Baik
Ketika ada seseorang menyebutkan sebuah nama kepadamu, tentu sekilas
terlintas dalam benakmu sosok pemilik nama itu. Bila nama itu indah, tentu tampak
dalam bayanganmu seseorang yang tampan dan menye-nangkan. Seringkali pula hal
itu terwujud dalam kenyataan, sehingga nama itu punya pengaruh positif dalam jiwa
dan hatimu.
Sebaliknya, nama-nama yang aneh dan asing, tentu bakal meninggalkan kesan
negatif dan mempengaruhi citra terhadap pemilik nama itu, hingga sering tak mampu
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 152
melupakannya tatkala bertemu dengannya. Nama-nama yang aneh sering
mempengaruhi kejiwaan pemiliknya, karena perilaku seseorang juga dapat dihasilkan
oleh pengaruh refleks dari makna yang terkandung dalam sebuah nama. Namanama
asing yang digunakan oleh sebagian keluarga untuk putra-putri mereka dapat
menjadi motivasi yang mempengaruhi kepribadian mereka. Anak lelaki yang diberi
nama wanita atau nama yang maknanya kurang baik, niscaya mempengaruhi
kejiwaan anak tersebut karena adanya cemohan orang lain terhadapnya.
Nama-nama buruk yang tidak disukai oleh perasaan dapat melukai hati pemilik
nama itu. Engkau melihat ia menjadi minder dan menjauh dari pergaulan dengan
orang lain. Bila seseorang ingin mengganggunya dengan menyebut namanya,
kemungkinan terjadi reaksi spontan, yang terkadang sampai membuatnya
melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Peristiwa-peristiwa semacam ini banyak terjadi.
Sering terjadi ketika seseorang ditanya tentang namanya, ia hanya menyebutkan
namanya yang baik sedang-kan nama lanjutannya,— yang dianggap kurang baik—
disembunyikan. Dalam suasana seperti ini tidak sepatutnya engkau memaksanya
untuk menyebutkan, demi menjaga perasaannya.
Karena itu, memberi nama anak harus berhati-hati. Kini banyak orang senang
menggunakan nama-nama palsu untuk menutupi nama-nama asli atau nama yang
sebenarnya. Kalau sudah terjadi yang demikian itu, sulit untuk mengembalikan lagi
nama aslinya. Memilih nama yang baik adalah suatu kebutuhan, baik bersifat individu
maupun sosial. Nama yang baik dapat menumbuhkan harga diri dan kepercayaan
anak-anak tatkala mereka nanti berinteraksi dengan teman sebayanya.
Banyak hadits Nabi yang memberikan pengarahan kepada para orang tua untuk
memilih nama-nama yang menyenangkan buat anak-anak mereka. Ada seseorang
menemui Rasulullah saw. Ia bernama Shah(sulit), lalu beliau memberi nasihat agar
mengubah namanya menjadi Sahl (senang), karena nama ini memberi kesan positif
dan menggembirakan, tidak membuat orang lain menjauh.
Ada sebagian masyarakat yang telah memahami persoalan ini dengan baik. Mereka
memahami hakikat di balik nama itu dan bagaimana pengaruhnya terhadap pemilik
nama, masyarakat di mana ia hidup, dan citra keluarganya.
Nama sering mengisyaratkan kewarganegaraan dan kebangsaan pemiliknya.
Setiap warga negara tertentu memiliki nama-nama yang khas dan masyhur. Hanya
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 153
dengan menyebut namanya, engkau dapat mengetahui asal negara sekaligus
mengenal sosoknya. Apakah ia orang Mesir, orang Sudan, Saudi Arabia, Yaman,
Indonesia, Malaysia, atau Eropa. Nama dan bentuk tubuh memberi tahu kita
kewarganegaraan seseorang.
Selain itu, nama juga bisa mengingatkan berbagai peristiwa bersejarah. Di masa
pemerintahan Raja Fuad banyak terdapat nama "Fuad", di masa Raja Faruq banyak
terdapat nama "Faruq", di masa Presiden Gamal Abdul Nasher banyak terdapat
nama "Gamal", dan begitu seterusnya. Peristiwa-peristiwa bersejarah tergambar
dalam nama-nama generasi yang hidup semasa dengannya.
Pada masa kebangkitan Islam, bermunculan nama-nama islami, seperti namanama
para Nabi as., para sahabat, para tabi'in, juga nama-nama para pemimpin yang
shalih dan para pembaharu Islam. Sebaliknya, di masa merebaknya iklim fanatisme
jahili, ada orang yang memberi nama anaknya dengan "Hitler", ada lagi yang
memberinya nama "Stalin", dan ada pula yang memberi nama putranya "Abu Jahal".
Di antara mereka terdapat keluarga yang memakai nama tumbuh-tumbuhan,
seperti keluarga Kasbir (ketumbar), keluarga Laimunah (jeruk), keluarga Bashal
(bawang merah), keluarga Karrat (wortel), keluarga Thamathin (tomat), keluarga
Zaitun, atau keluarga Fulful (kacang).
Dalam hal ini, Islam mempunyai pendapat yang jelas. Kita harus memiliki
komitmen kepadanya. Islam meng-anjurkan kita untuk memilih nama yang baik.
Ibnul Qayyim telah menjelaskan dalam kitab Zadul Ma'ad tentang hikmah dari
memilih nama yang baik. la mengata-kan bahwa nama adalah "wadah makna" dan
petunjuk-nya. Selanjutnya ia mengatakan, "Hendaknya antara nama dan arti
mempunyai kesesuaian. Seorang ayah memilihkan nama untuk anak laki-laki
mereka yang kiranya menggambarkan kejantanan, kesungguhan, keberanian,
dan kemuliaan. Sedangkan untuk anak putri mereka, pilihlah nama-nama yang
mengandung makna iffah (sikap menjaga diri), kesetiaan, keikhlasan, dan kesabaran."
Karena itulah Rasulullah saw. senang mengubah nama seseorang yang telah
masuk Islam, dengan nama-nama yang islami, yang menyenangkan dan menggambarkan
makna positif. Beliau pernah mengubah nama Al-'Ashi (pembangkang)
dengan Abdullah (hamba Allah), nama Barah diganti dengan Zainab.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 154
Rasulullah saw. menganjurkan umatnya agar memilih nama-nama yang indah
untuk putra-putri mereka. Beliau memberi tahu kita bahwa pada hari kiamat nanti
setiap orang akan dipanggil sesuai dengan namanya dan nama ayahnya. Behau juga
mencintai nama-nama yang bagus, karena memiliki daya tarik dan lsyarat yang
positif. Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa beliau memerintahkan sekelompok
sahabat untuk memerah susu kambing, lalu seseorang bangkit untuk melaksanakannya.
Rasul saw. bertanya, "Siapa namamu?" Yang ditanya menjawab, "Murrah
(pahit)." "Duduklah!" perintah Rasul. Lalu yang lain berdiri dan Rasul bertanya,
"Siapa namamu?" "Harb (peperangan)." "Duduklah!" suruh Rasul. Lalu yang lain lagi
berdiri dan Rasul saw. bertanya, "Siapa namamu?" Ia menjawab, "Ya'isy (hidup)."
Untuk kali ini Rasul saw. berkata, "Perahlah!" (HR. Malik dalam kitab Al-Muwatha'
dari Yahya bin Sa'id)
Yang paling baik adalah menamai anak dengan nama nama islami, bukan dengan
nama-nama asing. Sebaik-baik nama adalah nama yang disandarkan kepada
Allah,— misalnya Abdullah, Abdur Rahman, Abdur Razzaq— atau yang
mengandung arti pujian —misalnya Ahmad, Muhammad, Mahmud—.
Mushaf dan Lautan i
Pada suatu pagi,— hari Jum'at di Iskandaria— saya berjalan-jalan menyusuri tepi
pantai Iskandaria untuk menikmati semilir angin pantai. Saya mencari-cari tempat
yang nyaman untuk duduk menghadap ke lautan lepas, seperti juga dilakukan oleh
banyak pasangan muda suami-istri. Mereka tampak begitu asyik berada di tempat
itu. Tangan mereka saling bergandengan dan mereka pun larut dalam perbincangan
yang hangat. Dari jauh saya melihat seorang pemuda. Umurnya belum lebih dari tiga
puluh tahun. Ia berjalan menuju ke arah yang berlawanan dengan arah langkahku.
Dua matanya selalu melihat ke tanah dan tangan kanannya sesekali memegang
jenggotnya yang panjang.
Saya melempar pandang ke sekitar, kudapati sekelompok orang yang duduk-duduk
membelakangi laut. Kini di antara mereka ada seorang pemuda yang tampak sangat
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 155
tenang dan berwibawa. Ketika mengetahui ada tempat yang kosong di tengahtengah
orang banyak ini, ia pun menuju ke tempat itu lalu duduk. Tentu saja yang
kaget bukan hanya saya, tetapi juga semua orang yang ada di situ. Kekagetan yang
bercampur dengan perasaan tidak enak atas suasana ini, yang tidak pas dengan keberadaan
anak muda itu di sini.
Pandanganku terus tertuju kepadanya sembari mencari kejelasan apa
sesungguhnya yang la inginkan, atau minimal bagaimana reaksinya. Saya dapati
wajahnya begitu dingin, tidak peduli dengan sekitarnya. Ia pun mulai mengeluarkan
mushaf kecil dari jubahnya, dan tanpa memandang sekitar ia segera saja
membacanya tanpa suara. Ia begitu asyik dan tak hirau dengan apa pun. Ia tidak
memperhatikan kecuali dua hal: mushaf dan laut.
Saya menunggu sejenak untuk mengetahui akhir dari fragmen itu. Mulailah saya
menyaksikan dampaknya. Tangan-tangan yang bergandengan mulai lepas satu
persatu, tubuh yang berdekatan mulai saling menjauh. Hanya itu, tanpa
meninggalkan tempat tersebut. Seolah mereka mgin menunjukkan bahwa mereka
tidak membenci keberadaan pemuda ltu, namun di saat yang sama mereka juga merasa
malu atas apa yang mereka jalani. Mereka tidak lagi melanjutkan apa yang mereka
lakukan tadi.
Sungguh, betapa dakwah dengan diam yang dilakukan pemuda itu jauh lebih kuat
dampaknya dan kata-kata apa pun.
Perkumpulan As-Sakandari ii
Dari Perkumpulan As-Sakandari muncul sebuah kelab bola basket yang
mengejutkan Mesir, juga negara-negara Afrika pada umumnya. Yakni ketika kelab
itu ternyata mampu mengalahkan kelab-kelab basket handalan Afrika.
Inilah untuk kali pertama piala kemenangan diraih oleh kelab Mesir, setelah selama
ini dikuasai oleh negara-negara Afrika yang lain. Kini pemain andalan Mesir mampu
merebut piala itu dari mereka. Sebulan yang lalu kelab ini mendapat kemenangan
dalam turnamen bola basket antara negara-negara Arab. la adalah kelab bola basket
pertama yang memenangkan dua kejuaraan sekaligus.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 156
Saya menyaksikan permainan kelab itu dari layar televisi. Terus terang saya
terpesona ketika menyaksikannya.
Saya hanyut bersamanya, ketika awalnya Mesir unggul menuai angka, lalu terus
memimpin pertandingan, tapi tiba-tiba tertinggal, lalu seimbang, dan begitu seterusnya
hingga meraih kemenangan. Perasaan gembira, sedih, dan khawatir mengharu biru
hati silih berganti mengiringi perolehan angka di tengah pertandingan itu. Saya
melihat kelab itu bermain sangat bagus, tetapi semangatnya untuk menang dan
kesungguhannya dalam mewujudkan impiannya itu ternyata lebih bagus lagi.
Pemimpin grup itu adalah Madahat Wardah, pemain terbaik seAfrika, walaupun
umurnya baru 22 tahun. la pemain berjenggot dan memakai pakaian islami; seperti
celana yang menutupi kedua lututnya. Ketika kelabnya mendapat piala kemenangan
itu, ia memeluk piala dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya mengangkat
mushaf. Melihat ini, para suporter memberi aplaus sembari meneriakkan Allahu
Akbar. Demikianlah, biasanya pemimpin kelab yang menang memang mengangkat
piala. Namun ulah sang juara kali ini, yang tidak sebagaimana lazimnya, justru
lebih menarik. Madahat tak dapat menyembunyikan keasliannya, sekaligus
perbedaan dan keistimewaannya. Ia ingin menunjukkan bahwa kemenangan hanya
milik Allah swt.
Salah satu pemain kelab basket ini adalah Amr Abdul Khair. Ia terpilih sebagai
pemain terbaik kedua pada kejuaraan di Los Angeles, suatu Turnamen Basket
Internasional. Meskipun begitu ia tidak mendapatkan penghargaan dari pemerintah
Mesir.
Pemain yang lain adalah 'Isham Abul' Ainain. Meskipun ia menderita cedera di
matanya dan keikutsertaannya dalam pertandingan dapat membahayakan kesehatannya
namun ia tetap maju. Kemenangan kelabnya lebih diutamakan daripada
keselamatan dirinya. Keberanian dan kepahlawanan macam apakah ini?
Seluruh anggota kelab adalah para pemuda yang dapat dijadikan contoh dalam
akhlak dan penunaian tugas.
Selamat untuk Kelab As-Sakandari dan selamat juga untuk kelab-kelab bola
basket di situ!
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 157
Sepenggal Nasihat dari Imam Al-Mursyid
Ketika kami bersama Imam Hasan Al-Banna pulang dari kunjungan ke kota
Rasyid,— dalam rangka memenuhi permohonan seorang pengacara, Ustadz Amin
Mar'i, agar mengunjungi daerahnya, Al-Jarirah Al-Khandra, di tepi sebelah timur
Sungai Nil^ kami me-naiki sebuah sampan yang menggunakan layar. Saat itu Imam
Hasan Al-Banna memberi tausyiah (pesan-pesan) kepada kami:
"Perumpamaan kita dalam perjalanan dengan bahtera ini bersama ombak yang
mengepung di berbagai penjuru, adalah seperti dakwah kita. Bahtera yang menembus
berbagai gelombang, seperti dakwah yang harus melalui banyak rintangan. Kadang
bahtera kita oleng ke kanan dan kadang ke kiri dengan hebatnya, hingga kita yang di
dalamnya merasa khawatir dan gelisah. Lalu kita turunkan layar dan menggantinya
dengan dayung. Untuk itu kesulitan dan perjuangan yang harus dihadapi lebih
banyak, dan mungkin menyebabkan terlambat beberapa waktu untuk sampai di
tujuan. Namun hal itu lebih baik daripada berhenti dan tidak pernah sampai."
Beliau lalu menambahkan, "Terkadang, sebuah kapal besar berhenti total karena
angin badai menghadang. Saat itu awak kapal keluar menuju pantai. Mereka
mengikatkan tali pada tubuhnya, lalu ujung tali diikatkan pada kapal. Mereka
bersama-sama menarik kapal itu sementara mereka berjalan menyusuri pantai. Cara
ini tentu lebih sulk dan menguras tenaga daripada cara sebe-lumnya, tetapi ini cara
darurat untuk mencapai tujuan, walaupun tentu menjadi terlambat beberapa
waktu. Hanya dengan cara itulah yang memungkinkan mereka mencapai tujuan.
Untuk itu perlu adanya kesabaran, kearifan, dan tidak menggunakan berbagai alat
yang nyeleneh, yang terkadang justru menggagalkan perjalanan...."
Nasihat ini adalah realitas perjalanan dakwah. Sesungguhnya ini
merupakan bagian pokok dari pemahaman pergerakan.
Tenangnya Air Mudah Tercemar
Sibukkan para pemuda dengan hal-hal yang bermanfaat, yang dapat membangun
optimisme jiwanya, mengisi kekosongan perasaannya, dan memuaskan
kesenangannya, seperti berolahraga. Juga kegiatan persahabatan antara pemuda
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 158
yang dapat mengokohkan ikatan keluarga dan sosial, serta dapat menumbuhkan
perasaan cinta, ingin bertemu, berkenalan, dan bekerja sama dengan mereka. Sibukkan
mereka dengan berbagai pertemuan di masjid-masjid, arena olahraga, kolam renang,
tempat-tempat rekreasi, majelis-majelis taklim, aktivitas ruhiah dan hiburan,
mengunjungi kampung-kampung dan negara-negara tetangga, bernasyid ria yang
islami, menemui para da'i terkenal dan pemuka-pemuka masyarakat, mengunjungi
pameran-pameran buku, ziarah kubur, membuat forum studi berbagai pengeta-huan
umum, musabaqah tilawatil Quran, perlumbaan ilmiah, memberikan pelayanan
kesihataan dan sosial, aktif solat berjamaah di masjid, berkenalan setiap selesai solat,
latihan berceramah dan khutbah Jumaat, menghafal ayat-ayat Quran dan hadith
Nabi, dan lain-lain.
Waktu terluang para pemuda harus dimanfaatkan dengan berbagai program
kegiatan dinamik yang dapat mengembangkan daya nalar dan wawasan baru. Fikiran
para pemuda sentiasa mendambakan orang yang mau mengasahnya dengan pemikiran
Islam yang bersih, pemahaman yang moderat dan arif bijaksana tentang pergerakan
Islam. Semua itu harus selalu didasarkan pada kesabaran dan kesinambungan sembari
mengoreksi dan membenahi berbagai kekeliruan pemikiran dan pergerakan, hingga
tercipta generasi masa depan yang memenuhi harapan, bukan pemuda yang statik,
ekslusif, tak boleh berbaur dan bergaul dengan masyarakatnya.
Semua itu tak mungkin terwujud, hasil pun tak mungkin dicapai selama
tujuannya tidak jelas. Kerana itu, tujuannya harus benar-benar jelas, didukung kesabaran,
kesungguhan, dan ketekunan. Semua ini harus menjadi jiwa dan semangat
generasi baru tersebut.
Apabila potensi besar ini tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik dan
produktif maka potensi itu akan menyimpang dari jalan kebenaran dan
produktivitas yang baik.
Ketika seorang akh muslim aktif dan kreatif dalam berinteraksi dengan
masyarakatnya, bererti ia telah mengisi kekosongan akal dan ruhnya,
menghindarkan diri agar pemikiran dan perasaannya tidak tercerai-berai dan
menyimpang. Kontinuitas penampakan nilai-nilai Islam dalam amal, harokah, dan
perilaku akan menbekalkan jiwa, ruhani, dan aktivitas seorang akh dengan jiwa dan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 159
semangat Islam. Dengan begitu tertutuplah pintu bagi syaitan yang derhaka, musuh
yang merencanakan makar, atau berbagai bisikan yang menggoda hati untuk bersantai
ria, bermalas-malasan, dan berdiam diri.
Sementara...
Pada suatu waktu, di Kuwait, saya mengunjungi Jam'iyatul Ishlah Al-Ijtima'i. Saya
disambut oleh seorang penjaga yang berasal dari Afghanistan bernama "Habibullah".
Setelah berbincang-bincang dengannya, saya membaca dalam data dirinya bahawa ia
adalah "pegawai sementara ". Saya katakan kepadanya, "Mengapa Jam'iyah tidak
mengangkat Anda sebagai pegawai tetap?" Ia menjawab, "Wahai Paman Haji, di
dunia ini kita semua sementara...." Sungguh, jawapan seorang mukmin ini benarbenar
telah mengejutkanku. Ya, kita semua di dunia ini hanya sementara, dan setiap
yang ada di atas dunia akan binasa. Tetapi jawapan seperti ini jarang sekali terdengar
dari kebanyakan umat Islam. Kebanyakan manusia lalai bahawa kematian pun
datangnya sekonyong-konyong. Benar memang apa yang dikatakan Rasulullah saw.,
"Semua manusia tertidur lelap, hingga ketika kematian menghampiri barulah tersadar."
Usia Dakwah Tidak Dapat Diperkirakan
Sesungguhnya dakwah Ikhwanul Muslimin tidak menggunakan cara kekerasan
dan ekstremisme. Dalam sejarah dakwah para nabi, rasul, dan para da'i yang ikhlas,
tidak ada bentuk kekerasan sedikit pun. Untuk membuktikannya, cukup Anda baca
firman Allah swt.
"Maka disebabkan kerana rahmat dariAllah-lab maka kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentu mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan
untuknya, dan bermusya-warahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apaapabila kau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (Ali Imran:
159)
Allah juga berfirman,
"Dan jika seseorang di antara kaum musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu,
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 160
maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian hantarkanlah ia
ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak
mengetahui."
(At-Taubah: 6)
Kerana usia dakwah islamiah tidak dapat diperkiraan maka para da'i tidak perlu
tergesa-gesa, khuatir kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan segera, atau
hasil yang secepatnya dapat dipetik. Kerana itulah maka jalan dakwah islamiah
dibangun di atas langkah-langkah, tahapan-tahapan, dan strategi yang panjang;
didasarkan pada pembinaan peribadi muslim melalui tarbiyah lapangan yang dapat
mengadernya secara rabbani dalam berbagai aspek kehidupan, dan selanjutnya
dididik menjadi pendukung dan pengemban dakwah (Rajulud Dakwah). "Di antara
orang-orang mukmin itu ada beberapa pelopor rijal." Kerana sesungguhnya di antara
karakteristik dan target Islam yang terbesar adalah pembentukan syakhsiyah (peribadi)
muslim.
Menurut saya, berbagai krisis dan ujian yang beruntun menimpa seseorang dalam
dakwah islamiah merupakan wasilah tarbiyah yang dapat membentuk keperibadian
muslim secara benar.
Dalam dakwah lslamiah seorang muslim merasakan dirinya bekerja untuk Islam
dalam sektor khusus. Yaitu ketika secara peribadi merasa bertanggungjawab atas
beban-beban dakwah tersebut sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw.
kepada setiap muslim. "Hendaklah ia membaca Al-Quran seolah-olah kitab itu
diturunkan khusus kepadanya." Dalam sektor khusus itu ia menunaikan tugas
dengan sebaik-baiknya, mengevaluasi setiap keuntungan dan kerugian dalam buku
agenda, dan mempersembahkan barang dagangannya (potensinya) dengan baik dan
profesional, hasil terbaik, dan harga termurah. Ia tidak menjalani hidup dalam
dakwah dengan santai, seperti yang dilakukan para pegawai perusahaan dan
pejabat-pejabat pada umumnya!
Gamal Abdul Nasher hidup di atas basis dan bangunan "kelompok umum", kerana
itu ia hanya melahirkan generasi yang rapuh dan apatis, menghabiskan aset negara
dalam kemalasan dan santai, bertumpu pada modal orang lain. Tak peduli, apakah
negara untung atau rugi. Hasil yang sangat menyedihkan adalah kerugian besar
dalam seluruh projek dan produk-produknya hingga Mesir harus menanggung
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 161
berjuta-juta dolar, dan mendapat pinjaman berpuluh-puluh juta, sampai akhirnya
pada tahun 1992 Bank Dunia (IMF) mengambil alih penanganan ekonomi di Mesir!
Tidak hanya sampai di situ, akhirnya Mesir menjual aset negara itu, bukan kepada
bangsa Mesir sendiri, bahkan yang lebih menghairankan dan merupakan musibah yang
sangat besar ternyata mereka mengutamakan orang-orang yang memusuhi Mesir,
yaitu orang-orang Yahudi zionis dan bangsa asing lainnya untuk membeli projekprojek
industri tersebut!
Dari peristiwa tersebut kita boleh mengambil pelajaran bahawa kemantapan dan
kekuatan suatu pemerintahan atau suatu negara bukan merupakan petanda akan
kebenaran sistem dan orientasinya, kecuali jika ia sejalan dengan sistem dan syariat
Islam.
"Dan bahawa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), kerana jalan-jalan
itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya." (Al-An'am: 153)
Bukti yang paling nyata dari semua itu adalah hancurnya Uni Soviet, padahal dia
memiliki persediaan senjata pemusnah yang sangat besar. Akan tetapi mengapa tak
satu pun pesawat tempurnya berhasil melepaskan tembakan secara mematikan.
"Maka jadikanlah peristiwa itu sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang berakal."
(Al-Hasyr: 2)
Bersama Pendeta dan Putranya
Di Afrika ada seorang pendeta dari salah satu lembaga misionaris yang selalu
mengelilingi dari kampung ke kampung dan dari satu kota ke kota yang lain. Dia
berbaur dengan orang-orang Islam, mendekati, dan menarik simpati mereka. Ia
mempunyai seorang anak lelaki berusia mendekati lima belas tahun. Pada suatu hari
si anak bertanya kepada bapanya, "Apakah orang-orang hitam punya Tuhan
sendiri, dan orang-orang putih punya Tuhan sendiri?"
Sang bapak balik balik bertanya, "Mengapa engkau menanyakan hal itu?"
Pemuda itu menjawab, "Saya ingin mendapat keyakinan. Sebenarnya Tuhan itu
satu atau dua!"
Suatu hari pemuda tersebut berjalan-jalan dan menjumpai suatu masjid, ketika
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 162
kaum muslimin tengah menunaikan solat, mereka ruku' dan sujud. Dia terpana ketika
melihat banyak orang kulit putih di tengah-tengah mereka. Mereka bergaul
dengan akrab dan penuh cinta kasih. Ia pun masuk ke dalam masjid, duduk bersama,
berkenalan, bahkan menyatu bersama mereka. la selalu menemui mereka sepanjang
situasi dan keadaannya memungkinkan.
Suatu ketika, ayahnya mengetahui hal tersebut. Maka anaknya berkata,
"Sekarang saya yakin bahawa Zat yang menyatukan orang kulit putih dan kulit hitam
adalah Tuhan Yang Satu dan yang membimbing manusia kepada Allah Yang Maha
Esa itu adalah Muhammad Rasulullah."
Tahulah pendeta itu bahawa anaknya telah masuk Islam.
Demikianlah, sekiranya manusia diberi kebebasan berfikir, tentu mereka akan
kembali pada kendali fitrahnya dan menjadi orang-orang Islam.
Biarkan aku hidup bersama suara hati dan inti jiwaku sendiri.
Jangan Merusak Hangatnya Perasaan
Saya menuju salah satu pejabat pemerintahan untuk menyelesaikan urusan
birokrasi suatu projek perdagangan. Salah seorang pegawai yang saya kenal
sebelumnya menyambut dengan sangat hangat bahkan ia pun selalu
mendampingiku selama aku berada di pejabat-pejabat administrasi sampai-sampai
aku mengatakan kepadanya, "Saya kasihan terhadap waktu dan kesibukan Anda
untuk saya!" Ia menjawab, "Kesibukan saya untuk Anda adalah tugas pokok saya,
kerana pekerjaan rasmi saya memang di sini, di Public Relation." Dengan kalimat
tersebut berubahlah suasana pertemuan yang tadinya penuh keramahan dan tidak
dibuat-buat menjadi hubungan formal. Semestinya ia mengatakan bahawa ia sangat
berbahagia kerana dapat menghabiskan waktu yang baik ini bersama saya, sehingga
kehangatan dan kesan manis itu tidak hilang dari perasaanku.
Bagaimana Orang Barbar Masuk Islam
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 163
Dalam pertemuan dengan yang mulia almarhum Abdul Jalil Syalabi, mantan
Sekjen Majma'ul Buhuts Al-Islamiah Al-Azhar dan Direktur Ma'had Ad-Du'at di
Kairo, beliau berbicara tentang misi para da'i. Beliau menceritakan kenyataan
sejarah berikut:
Abdullah bin Abis Sarh berperang di Afrika Utara (Tunisia). Penduduk daerah
tersebut adalah orang-orang Hami yang berkulit putih, pemimpinnya seorang dukun
yang sampai saat ini belum diketahui namanya. Ketika umat Islam mendapat
kemenangan pertama kali, mereka mengetahui bahawa orang-orang Hami adalah
penyembah berhala, tak mengenal bahasa Arab dan ajar-an Islam sedikit pun. Maka Ibnu
Abis Sarh mengirimkan utusan kepada Khalifah Utsman bin Affan untuk meminta
fatwa tentang apa yang harus ia lakukan terhadap mereka. Mereka bukan Ahli Kitab
yang harus membayar jizyah, tetapi belum juga masuk Islam.
Khalifah Utsman bin Affan ra. mengirim balasan agar mereka diperlakukan
sebagaimana orang-orang muallaf. Mereka diberi harta dari baitulmal umat Islam
sebesar keperluan hidupnya, dan dikirimkan kepada mereka beberapa orang guru
yang mengajarkan bahasa Arab serta menjelaskan pengertian dan hakikat Islam.
Akhirnya, mereka semua masuk Islam dan menjadi tentara-tentara pembela Islam.
Orang-orang Barbar yang masuk Islam dengan suka rela itulah yang menaklukkan
Sepanyol bersama Tariq bin Ziyad. Kebijakan yang dinasihatkan oleh Khalifah
Utsman bin Affan ra. itu kemudian menjadi panutan dalam menyelesaikan masalahmasalah
serupa. Demikianlah, "...dan barangsiapa dianugerahi hikmah itu, bererti ia
benar-benar telah dianugerahi kebaikan(karunia) yang sangat banyak. "(Al-Baqarah: 269)
Guru Sekaligus Da'i
Yang mulia Ustaz Muhammad Badri penasihat kurikulum di Departemen
Pendidikan bercerita kepadaku:
"Ketika saya masih menjadi siswa Sekolah Dasar Al-Azhar, di kampung saya saat
itu jamaah Ikhwanul Muslimin belum mempunyai pengikut yang banyak, padahal
di kampung dekat kami, Shahrajatul Kubra, Ikhwanul Muslimin mempunyai massa
yang amat banyak. Akan tetapi saya sendiri sudah mengenal dakwah Ikhwan melalui
Ma'had Al-Manshurah Al-Azhar. Salah seorang ustaz generasi awal Ikhwanul
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 164
Muslimin, yaitu Ustaz Shalah Asy-Syarbim almarhum berhasil menanamkan rasa
cinta kepada dakwah di dalam hatiku.
Beliau guru beberapa bidang studi. Ia seorang pemuda yang tampan dan menarik,
ayahnya seorang kepala desa, dan mempunyai kereta. Suatu ketika, beliau mengajar
kami. Kami merasa senang dan mencintainya. Ketika itu beliau berbicara tentang
Islam dengan kaedah yang menyenangkan, berkesan, dan memuaskan. Kami
menanyakan siapa sebenarnya ustaz tersebut? Mereka menjawab, "Dia adalah Ustaz
Shalah Asy-Syarbini, dari Ikhwanul Muslimin."
Beliau mengundang kami ke Pejabat Cabang Ikhwan Al-Manshurah di Jalan As-
Sakah Al-Jadidah. Beliau mengajak kami berpuasa Isnin-Khamis, dan berbuka bersama
dengan beberapa anggota Ikhwanul Muslimin. Beliau menyiapkan makanan dan
menyuguhkannya kepada kami, meminta kami menghafal beberapa surah Al-Quran
yang pendek dan beberapa hadith Rasul saw. Dalam membina, beliau rahimahullah
lebih rnemfokuskan pada persoalan akhlak dan pendidikan. Setelah beberapa waktu
bersamanya yang tidak dapat kami lupakan, beliau berangkat ke Saudi Arabia untuk
mengajar di sana. Di sana pula beliau kembali kepada Allah dan dikuburkan di tanah
yang penuh dengan keberkahan itu.
Penutup
Saudaraku,
Saya tidak tahu perasaan apa yang bergelayut di dalam hatimu setelah engkau
membaca tulisan ini, kerana titik berat pembahasan pada tulisan ini ditujukan pada
hati dan perasaan.
Kaedah dakwah seperti ini sangat mungkin tidak disukai oleh da'i-da'i yang
ingin cepat-cepat memetik buah dari dakwah mereka. Padahal kalau benar-benar
mahu memperhatikan, maka akan dijumpai bahwa semua gerak kehidupan ini harus
dijalani dengan sabar dan bijaksana, baik itu yang berkaitan dengan perniagaan atau
belajar mengajar. Jika demikian, mengapa kita melupakan sunnatullah itu tatkala
mengembang tugas dakwah?
Rasulullah saw. bersabda,
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 165
"Sesungguhnya agama ini kukuh, maka bimbinglah orang lain ke dalamnya dengan
lembut. Sesungguhnya kuda yang terus menerus dicambuk, ia tak akan sampai pada tujuan
dan ia sendiri akan mati."
Pedagang yang berjaya adalah pedagang yang dapat menghasilkan satu qirsy
dalam setiap harinya, dan seorang da'i yang berjaya adalah da'i yang dapat
mendakwahi satu orang setiap harinya.
Seandainya yang mahu mengembang risalah dakwah ini berjumlah ribuan orang,
lalu mereka berjuang dengan gigih tanpa rasa putus asa, dapat kita bayangkan betapa
banyak orang yang akan merasakan manisnya dakwah ini dan semakin banyak
kaum muslimin yang benar-benar memahami ajaran agama. Allah berfirman,
"Wahai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami
berikan kepadanya hikmah selagi ia masib kanak-kanak." (Maryam: 12)
Kekuatan yang saya maksud bukanlah kekuatan materi atau jasmaniah semata,
tetapi lebih dari itu, yaitu kekuatan aqidah, iman, dan kehendak dalam mencapai
sebuah tujuan. Kekuatan inilah yang dapat mengusir keragu-raguan dan dapat
memantapkan langkah.
Ketika saya mengajak Anda untuk menerapkan kaedah dakwah ini, bukan bererti
Anda akan dapat menghimpun banyak orang pada cara berpikir yang sama persis
dengan cara berpikir Anda, kerana perbedaan pen-dapat dalam masalah khilafiyah dan
furu'iyab diperboleh-kan oleh agama. Yang kami kehendaki adalah bersatu-nya tujuan.
Allah berfirman,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara, maka damaikanlah
ia antara saudaramu." (Al-Hujurat: 10)
Berdakwah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah. Allah berfirman,
"Serulah manusia) kejalan Rabbmu dengan hikmah dan mahu'izhah hasanah dan
bantahlah mereka dengan ban-tahan yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapatpetunjuk." (An-Nahl: 125)
Saya yakin bahwa masih banyak orang yang belum mengenal dakwah ini dan kita
juga mengetahui bahwa ajaran-ajaran sesat tersebar di mana-mana, maka orang-orang
itu akan mengikuti yang lebih dahulu datang kepada mereka. Sungguh benarlah apa
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 166
yang telah disabdakan Rasulullah saw., "Ukasyah telah mendahuluimu."
Kita pun tidak lupa bahwa tujuan kita adalah menyelamatkan para pemuda
muslim dari kesesatan yang menyebar di negara-negara Islam. Mereka sesatkan
pemuda-pemuda muslim dengan segala macam kaedah yang menipu, dengan khamr,
harta, dan wanita.
Menyelamatkan mereka adalah wajib, seperti wajibnya solat lima waktu. Allah
berfirman,
"Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak
mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?" (Al-
Mulk: 22)
Saudaraku,
Sekelompok umat tidak akan tumbuh dari pribadi-pribadi yang rosak, dan sebuah
pemerintahan tidak akan tegak kecuali ditopeng oleh orang-orang yang beriman.
Meski di muka bumi ini banyak orang yang menyebarkan kesesatan dan
kerosakan, tetapi kaedah dakwah ini akan dapat membungkam teriakan mereka dan
menghancurkan angan-angan mereka.
Kaedah ini tidak akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berbuat
sewenang-wenang dan menuduh para da'i muslim sebagai penyebar fitnah dan
kerosakan. Allah berfirman,
"Bekerjalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman
akan melihatpekerjaan kalian itu dan kalian akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian
apa yang telah kalian kerjakan." (At-Taubah: 105)
Shalawat, salam, dan keberkahan mudah-mudahan tetap tercurah kepada teladan
mulia kita, Nabi Muhammad, kepada keluarga, sahabat, dan para pengemban risalah
dakwahnya.
Mutiara Kata
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 167
►►Hal terburuk yang terjadi pada diri da'i adalah: "Jika batinnya bertentangan
dengan lahirnya, dan apabila ia gegabah dalam berfatwa tanpa dasar ilmu syar'i."
►► Da'i yang terbimbing adalah yang menyampaikan kalimat pada tempatnya,
berkesan, efektif, dan bermanfaat. Kerana kata adalah dakwah, maka tingkat kesadaran
dan kehati-hatian berbanding lurus dengan efektivitas menyentuh dan mengetuk
hati, hingga audiensi pun menyambutnya.
►► Aib seseorang yang melakukan dakwah fardiyah adalah ketidak mampuannya
untuk terlalu lama bersabar meraih hati yang Allah kurniakan kepadanya!
Yang demikian itu kerana seorang da'i tak akan ber-hasil jika tidak memantapkan
keyakinan dalam pikiran dan fitrahnya bahwa dakwah adalah salah satu sunnatullah yang
membutuhkan santapan dan ditumbuhkembang-kan oleh karakteristik manusia
secara pelan dan ber-tahap, hingga mampu menyerap karakteristik itu dengan tenang,
dan tumbuh secara alami.
►► Risalah-risalah kenabian selama ini tak pernah ber-hasil membentuk pendukung
dari kebanyakan orang mukmin, kecuali jika jiwa manusia menjadi sasaran kerja dan
fokus aktivitinya.
Kerana itulah maka ajaran-ajarannya bukan sekedar kulit yang menempel pada
gebyar kehidupan yang bergerak. Atas dasar itulah, sehingga perbaikan jiwa menjadi
tiang utama agar kebaikan dapat mengalahkan kebu-rukan.
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang adapada diri mereka sendiri." (Ar-Ra'd: 11)
►►Kepuasan hati dan akal berjalan seiring dan bersamaan. Demikian pula
sekelumit perhatian pada hati nurani, nilai-nilai harga diri, kecenderungan psikologis,
dan harapan-harapan masa depannya dapat memantap-kan hati dan menenangkan
jiwa.
►► Nabi Muhammad saw. bersabda,
“Bersikap ramah dan bersahabatlah dengan sesama manusia, pelan-pelan, dan
jangan serang mereka secara mendadak dalam mendakwahi mereka! Jika semua
yang ada di atas bumi ini,— baik itupenduduk kota atau desa, yangsudah menetap
mahupun yang masih berpindah-pindah— kalian bawa kepada saya sebagai muslim, itu
lebih saya cintai daripada kalian memboyong anak-anak dan kaum wanita mereka
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 168
kepada saya (sebagai rampasan perang) dan kalian bunuh kaum laki-lakinya!"
(Muttafaqun 'Alaih, diriwayatkan juga oleh Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, dan
Abu Daud dalam kitab Jihad)
►►Rasulullah saw. bersabda,
"Setiap kebaikan adalah sedekah, dan termasuk kebaikan itu adalah jika engkau
menemui saudaramu dengan wajah berseri-seri, dan jika engkau menuangkan air dari
timbamu kepada bejana milik saudaramu." (HR. At-Tarmidzi)
►►Allah swt berfirman,
"Berkata (yang lain lagi), 'Tuhanmu lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada
(di sini). Maka suruhlah salah seorang di antaramu untuk pergi ke kota dengan membawa
uang perakmu ini, dan hendaklah ia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka
hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah
lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun.'" (Al-
Kahfi: 19)
►►Sesungguhnya pemuda kita sedang mengalami kekalahan mental! Mereka
butuh pembangkit ruhani yang dapat melepaskan kegamangan hidup dan kekhawatiran
masa depan dari pundaknya hingga dapat bangkit kembali, penuh
semangat menuju cahaya fajar dan terbitnya matahari, mengibarkan bendera
kebenaran, kekuatan, dan kemerdekaan.
►►Banyak da'i yang mengatakan bahwa umat Islam adalah:
Umat yang hanya pandai berbicara Umat yang bersenda gurau Umat
yang kebingungan Umat yang utopis, dan seterusnya
Bila ia seorang da'i, maka di manakah posisinya di antara komentar-komentar
tersebut? Di mana pula posisinya dalam amal nyata dan harapan?
►►Para pemuda mengisi kekosongan ruhaninya dengan hal-hal yang
menghancurkan ruhaninya sendiri!
Kerana mereka beralih kepada kesia-siaan dan hiburan, berbagai hal yang
rendah dan murahan, per-gaulan bebas, atau minuman keras.
Orang memandang pada al-akh yang komitmen dengan penuh penghormatan,
kerana minimal ia juga menghormati dan tidak mengganggu mereka, bahkan
terkadang memberikan pelayanan kepada mereka di saat-saat sulit.
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 169
►►Seluruh dakwah berpijak pada tiga tiang:
• Manhaj (konsep dan sistem) yang sempurna.
Cirinya adalah jelas, menyeluruh, dan berpengaruh.
• Keprajuritan yang sempurna.
Cirinya adalah keimanan, kecintaan, dan rela ber-korban.
• Kepemimpinan yang sempurna.
Ciriya adalah keikhlasan, kapabilitas, dan kebu-latan tekad. {Hasan Al-
Banna}
►►Di kalangan sebagian pengikut berbagai jamaah islamiah kadang terjadi cercaan
terhadap sebagian ulama dan para pemimpinnya. Mereka melontarkan berbagai
tuduhan tanpa didasari bukti yang meyakinkan, bahkan kebanyakan hanya didasarkan
prasangka dan dorongan fanatisme golongan, fatwa, atau bahkan kepartaian, atau
kerana ketidakpahaman mereka terhadap seluk-beluk realiti sejarah yang terjadi
pada mereka yang mulia itu. Jika kita dengan kelemahan dan keterbatasan yang kita
sandang ini memfitnah, mencela, dan berlaku tidak sopan terhadap mereka, lalu kalau
demikian masih adakah kiranya pemimpin dan ulama Islam?
►►Bila anda hendak mengajak seorang muslim untuk ikut serta dalam kegiatan
atau aktiviti islami apa saja, meski hanya berupa aktiviti khidami (pelayanan) tentu
Anda akan terkejut dengan jawabannya, "Wahai Paman, saya bukan da'i!" Upaya
mengelak seperti ini sering terjadi pada kebanyakan mereka. Pernyataan semacam
itu sangat mengganggu pikiran saya hingga akhirnya saya menyadari bahwa mereka
yang mengatakan, "saya bukan da'i," dan sejenisnya kepada para da'i memang pantas
dimaklumi. Mereka memang belum mengenal dakwah yang membangkitkan kesadaran
dan kehidupan pada diri mereka, dakwah yang mam-pu mendorong mereka untuk
beramal dan berjihad. Perbedaan antara kita dengan mereka adalah "kita
mengenal dakwah" sedang mereka "belum mengenal dakwah".
►► Saya memanfaatkan kesempatan pertemuan dengan orang yang ingin
kukenal, maka saya pun mene-muinya dengan senyum sambil berkata, "Apakah saudara
yang mulia berasal dari kota Rasyid?" Dia menjawab, "Bukan, saya dari
Iskandaria." Saya menyambung pembicaraan, "Maksud Anda, Rasyid adalah daerah
yang terasing?" Sambil tersenyum ia menjawab, "Saya tidak bermaksud demikian."
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 170
Saya berkata kepadanya, "Alangkah indahnya kalau Anda berkata, 'Saya sangat
berbahagia andai saya berasal dari Rasyid, tetapi sayang saya dilahirkan di Iskandaria.'"
Setelah itu barulah saya memasuki pembicaraan yang tepat bersamanya.
►►Dakwah kepada Allah itu seni yang amat tinggi, diilhami oleh aqidah dan
diperbaharui oleh indra yang peka, bersih, danterdidik, diperjelas dengan keterampilan
berimprovisasi dan dibalut dengan jiwa yang ramah dan berseri.
►►Sebagian khatib Jum'at lupa diri dengan memanjangkan khotbah, mengulangulang
makna dan mem-perbanyak pembahasan dalam berbagai aspek. Di atas mereka
ada kipas angin, mereka tidak merasa bahwa di luar masjid terdapat sekelompok
jamaah yang terbakar oleh sinar matahari. Setelah solat selesai, seorang manusia
bongkok yang tak mengenal baca tulis menemuinya dan berkata, "Wahai Syaikh,
khotbah Anda terlalu panjang, Anda memang kuat, tetapi firman Allah menjadi susah
dipahami."
►►Dakwah kepada orang-orang tua adalah dengan mengingatkan akan surga dan
neraka, sebab perasaan mereka terpusat pada akhir kehidupan dan setelahnya. Sedang
dakwah kepada para pemuda hendaknya ditam-bah dengan pembahasan aqidah,
sejarah, dan penjelasan tentang rambu-rambu Islam yang syamil yang dapat
menumbuhkan harapan masa depan dan memberi moti-vasi akan kehidupan yang
bahagia dan sejahtera.
►►Kebanyakan putra-putra Shahwab Islamiyah (kebangkitan Islam) hidup
manja, lebih mengutamakan aktiviti dakwah di kelas-kelas, dan membatasi amal
islami pada studi-studi, halaqah-halaqah, dan seminar-seminar dengan biaya besar.
Mereka terbiasa dengan konsep pendidikan Kahfi yang memproduk seseorang
menjadi warga negara yang baik, tetapi pasif, tidak bergerak dan berkreasi kecuali
kalau ada instruksi. Ini adalah bentuk penyimpangan yang jelas dalam aplikasi
konsep tarbiyah islamiah kita.
(Ustadz Abu Jarrah Sulthoni, Al-Jazair)